Bagian 15 - SICK

122 7 0
                                    


TAHAP REVISI SEMUA BAGIAN CERITA INI ... HARAP DIMAKLUMI ... TERIMA KASIH ^>^


Sudah hampir seminggu sejak hari kecelakaan tapi Seulgi belum sadarkan diri. Ibunya setiap pagi, siang, sore, dan malam sibuk bolak-balik rumah ke rumah sakit hanya untuk menemani juga menunggu putrinya itu siuman.

Sehun?

Jangan tanyakan! Dia tak pernah lagi datang sejak waktu itu, meski begitu dia selalu mengirimkan pesan kepada Ibu Seulgi untuk sekedar bertanya terkait perkembangan Seulgi, juga tak lupa dengan segala alibinya karena tidak bisa menemani Seulgi di rumah sakit.

Sialnya Ibu Seulgi yang terlalu baik selalu memaklumi kelakuan busuk calon menantu gadungan nya itu.

Kali ini, Lim Yoona merasa janggal karena Sooyoung seharusnya sudah ada di sini menemani kakaknya, namun sampai jam segini dia belum juga datang. Dia pun berinisiatif untuk menelponnya, akan tetapi berkali-kali dia menelpon tak ada balasan dari Sooyoung.

Hati seorang ibu kemudian tergerak, dia merasakan ada sesuatu yang buruk menimpa Sooyoung, dia kemudian merasa cemas, lalu dia segera berlari keluar ruangan rawat putrinya dan hendak menuju kantor polisi terdekat.

Dia bahkan tak lagi memperdulikan guyuran hujan yang membuat bajunya basah.

Akan tetapi ditengah perjalanannya dia berpapasan dengan Sehun calon menantu nya, karena penasaran Sehun memarkirkan mobilnya di tepian lalu menghampiri calon mertuanya itu.

Sebelum itu dia mengambil sebuah payung di kursi belakang untuk dia pakai bersama mertuanya.

"Tante? Mau kemana? Bukankah seharusnya tante menjaga Seulgi?"

Seperti tak dapat mengatakan apapun, Lim Yoona sudah seperti orang linglung, mendadak kepalanya seperti berputar-putar, pandangannya perlahan menjadi kabur, jantungnya berdetak kencang, dan kedua kakinya mendadak seperti lumpuh.

Tak lama dia pun jatuh pingsan.

Sehun tersenyum miring, kemudian dia membawa calon mertuanya itu masuk ke dalam mobilnya.

"Akhirnya obat itu bereaksi!" Ucapnya diiringi tawa tanpa suara.

«Flashback di malam pasca kecelakaan Seulgi.»

Sehun yang dihampiri anak buahnya di rumah sakit kemudian menyuruhnya untuk mengikutinya, mereka berdua berjalan menelusuri lobby rumah sakit.

Sehun berjalan dengan angkuhnya memasang wajah berwibawa dengan dikawal anak buahnya di belakangnya, kemudian disusul dokter yang menangani Seulgi, dan seorang perawat yang menangani proses donor darahnya.

Mereka berjalan santai seperti tak terjadi apapun dan tentu dengan berpura-pura tidak kenal adalah jurus andalan.

Sehun kemudian diarahkan dokter tersebut ke dalam sebuah rungan yang tak ada satu orang pun yang tau, mereka bertiga masuk kedalam ruangan itu seperti yang di arahkan dokter tersebut.

Di dalam ruangan itu, dokter yang notabene adalah anak buah Sehun mempersilahkan bosnya itu duduk di sofa khusus yang sudah dia siapkan untuk bosnya. Kedua anak buah Sehun berdiri di depan pintu masuk untuk menghalangi orang yang tak berkepentingan masuk dan menguping pembicaraan sakral mereka.

Sementara sang dokter pun mulai menjelaskan hasil uji coba obat racikan nya pada seekor tikus laboratorium.

"Obat ini awalnya hanya akan bereaksi pada makhluk hidup dengan tekanan stress sedang menuju tinggi, namun saya sudah menyempurnakan nya hingga obat ini bisa bereaksi pada makhluk hidup dengan prosentase tekanan stress 0% sekalipun. Saya sudah menguji cobakan pada hampir seluruh tikus di laboratorium saya, dan BOOM!! Obat ini akhirnya bereaksi empat hari setelah dikonsumsi. Meski begitu obat ini berbeda dengan obat bius pada umumnya, saya menyebutnya sebagai 'mahakarya'.

Setelah saya riset lebih lanjut, saat bereaksi, obat ini akan menunjukkan tanda-tanda seperti kepala yang terasa berputar-putar, pandangan kabur, kelumpuhan dan detak jantung yang acak lalu si pengkonsumsi akan tak sadarkan diri dalam waktu dua hari penuh. Dan jika dikonsumsi dalam dosis tinggi bisa memicu serangan jantung mendadak hingga kematian." Jelasnya diakhiri dengan senyuman bak psikopat.

"Bravo...! Bravo...!" Sehun berdiri dan memberi tepuk tangan meriah sebagai bentuk apresiasi pada hasil penemuan gila anak buahnya itu.

Tampak raut muka bangga terukir di pahatan sempurna pria bermarga Oh itu. Sama halnya dengan dirinya kedua anak buahnya yang lain juga memberikan apresiasi yang sama pada keberhasilan rekannya.

Lalu dokter tersebut memberikan bingkisan berisikan sepotong roti dan minuman kemasan yang masing-masing sudah dicampur racikan obat buatannya seperti yang Sehun perintahkan padanya.

Sehun menepuk pundak anak buahnya itu sebagai tanda ucapan terima kasih, kemudian keluar dari ruangan itu disusul satu anak buahnya.

Sehun berhenti dan mulai membisikkan sesuatu pada anak buahnya itu,

"Kau bisa pergi sekarang!"

"Baik bos!"

Setelah kepergian anak buahnya, Sehun kembali menuju kamar rawat Seulgi, di ambang pintu Sehun mulai mempersiapkan aktingnya sebelum menghampiri ibu dan anak itu.

Sehun menghampiri Ibu buruannya itu yang tampak kacau, "Tante, makan atau minumlah sesuatu agar anda tak jatuh sakit! Saat Seulgi sadar nanti dan melihat ibunya tampak kacau, dia pasti akan sedih. Jadi...."

"Tidak nak Sehun! Aku tak berselera, bagaimana aku bisa makan dan minum, sedangkan putriku terbaring lemah."

"Ini demi kebaikan tante sendiri... Jika tak mau makan, ini saya bawakan sepotong roti, yang bisa digunakan untuk sedikit mengganjal rasa lapar. Atau tante mau minum jus ini saja?"

Tawar Sehun dengan sangat ramah.

Karena merasa tak enak karena menolak niat baik calon menantu nya itu, dia pun hanya mengambil sebotol jus dari Sehun-kemudian tanpa rasa ragu, dia pun meminumnya hingga jus yang bercampur racikan obat itu tak tersisa.

"Nah, sudah puas sekarang?" Ucapnya memberikan botol sisa itu pada Sehun yang tersenyum bahagia.

Sehun memasukkan botol sisa itu kedalam kantung plastiknya lagi, kemudian hanya meninggalkan sepotong roti di meja untuk Ibu Seulgi.

Dengan alibi urusan pekerjaan,
dengan mudahnya Sehun membohongi Ibu Seulgi untuk kabur dari rumah sakit itu setelah misinya berhasil.

Saat Sehun sudah di dalam mobilnya, dia kembali menyalakan ponselnya yang sengaja dia matikan.

"Jal*ng sialan! Bisakah kau lebih sabar! Aku sedang melakukan pekerjaan yang menyenangkan saat ini!" Ucapnya dengan nada meninggi saat seseorang yang menelponnya itu terus menampar Sehun bertubi-tubi dengan omelan nya.

Karena Sehun yang hilang tanpa kabar dan membiarkan dirinya sendirian di apartemennya.
Meski sakit hati dengan perkataan Sehun, dia tetap memaafkan dan memaklumi kelakuan selingkuhannya itu.

•°

Profil tambahan.

[FF-1] Flower Of Blood(Proses Revisi, banyak bagian yang dirubah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang