Bagian 11 - Park Jinyoung

148 24 6
                                    

TAHAP REVISI PER SEMUA BAGIAN CERITA INI ... HARAP DI MAKLUMI, TERIMA KASIH ^.^



Rintik-rintik air hujan mulai berjatuhan membasahi jalanan, hawa dingin mulai menerpa dan menyelimuti kota itu. Penyebrangan jalan yang dihiasi dengan nuansa payung warna-warni, milik para pejalan kaki yang dengan santai berjalan melewati hujan di bawah payungnya.

Pemandangan itu begitu indah, mobil-mobil yang berbaris rapih berhenti sejenak di saat lampu merah, sembari menanti para pejalan kaki menyeberang jalan. Dan saat lampu sudah berganti hijau, mereka melajukan kembali mobil mereka, berkendara di bawah guyuran hujan yang indah.

Suasana yang begitu hangat di hari yang dingin, seakan-akan hujan bukanlah hal buruk. Banyak dari mereka yang malahan tersenyum tulus menatap titik-titik air hujan yang berjatuhan di telapak tangannya. Seakan suasana hujan sudah seperti sebuah momentum bersejarah, para remaja akan mulai mengeluarkan gawai mereka guna mengabadikan momen hangat di hari hujan yang menerpa kota mereka.

"Oh, cantik sekali...." Ucap salah satu dari mereka, sambil mengagumi hasil jepretannya.

Namun, jika ada pecinta maka akan ada pembenci.

Di sudut kota tampak seorang pria jangkung menatap datar ke luar jendela yang basah karena guyuran hujan. Raut wajah datarnya berubah menjadi kesal, kedua alisnya bertaut, juga kedua tangannya yang mengepal sempurna.

Tetesan air hujan dari genting rumah kopi itu tampak indah juga menenangkan bukan?

Tapi bagi pria ini hal itu tampak sangat menganggu. Dia bahkan melupakan secangkir kopi yang telah dia pesan, hanya karena sibuk menyumpahi kesialan yang menimpanya karena terjebak di tengah hujan.

Deringan nyaring dari ponselnya sedikit mengalihkan perhatiannya pada kegiatan kekanak-kanakannya itu, wajah masamnya berubah menjadi berseri-seri saat membaca nama si penelepon.

"Halo...."

Suara dari orang di seberang telepon itu membuat senyuman kecil terukir di sudut bibirnya.

"Kau sudah sampai?" Tanyanya lembut

"Ya, baru saja."

"Mengapa kau tak mengabari ku dulu sebelum kau berangkat? Seharusnya aku bisa mengantarmu ke sana ... Seulgi-yah,"

"Ah, tak apa... Lagian hari ini hujan, aku tau jika kau benci kehujanan, jadi...."

"Tapi aku merasa seperti 'teman' yang tak bisa diandalkan!"

"Tak apa Jaebum-ah, ada Sooyoung yang membantuku di sini, kau tak perlu khawatir."

"Huft, maafkan aku... Setelah hujan reda aku akan menyusul mu oh maksudku menyusul kalian ke sana, tunggu aku!"

Jaebum tiba-tiba saja menggaruk kepalanya yang sama sekali tak gatal, sambil tersenyum kikuk.

Tingkah salah tingkah Jaebum memang tak bisa dilihat Seulgi, namun perkataan nya mampu membuat Seulgi terkekeh sendiri, hingga membuat Sooyoung yang beberes di belakangnya tampak kebingungan.

"Tentu. Aku tutup dulu, masih banyak yang harus dibereskan."

"Ya, jaga dirimu oh maksudku kalian!"

Sial lagi dan lagi Jaebum dibuat salah tingkah oleh Seulgi yang tak melakukan apapun.

TUUT~~~

[FF-1] Flower Of Blood(Proses Revisi, banyak bagian yang dirubah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang