chapter 2

311 48 8
                                    

Makasih buat yang udah vote sama komen, jangan lupa follow juga ya.

♡♡♡♡


"Tunggu!!" suara bariton milik Dirga terdengar nyaring. Anton spontan menoleh dan mengerutkan keningnya.

"Apa yang anda lakukan! Mau anda apakan dia?"

"Ck! Ini bukan urusanmu orang asing! Amel cepat bangkit! Kau sudah ditunggu." Anton kekeuh ingin menyewakan Amel malam itu juga, di dalam pikirannya hanya ada uang! Dengan cara apapun ia akan lakukan.

"Jangan Ayah, Amel gak mau dijual. Tolonggg ..."

'Pria tidak berotak seperti dia hanya bisa berhenti setelah yang ia inginkan tercapai, aku harus ikut bermain juga ternyata.' batin Dirga menimang-nimang rencananya.

"Ayo cepat!!"

"Tunggu, baiklah. Kau menyewakan dia kan? Dan kau akan dapat uang? Kalau begitu sewakan dia untuk saya!"

pernyataan dari Dirga membuat mata Amel melotot tajam, dia pikir akan terselamatkan. Namun apa? Kepala sekolah yang dikenalnya itu juga ikut menyewa tubuhnya, benar-benar menjijikkan.

"Kau berani bayar berapa hah!"

"Saya ralat. Saya membeli dia, dan saya akan membayarmu berapapun yang kau mau." lalu sekarang apa ini? Membeli? Tubuh dan harga diri Amel tengah diperjual belikan, sungguh miris.

Rendi juga sedikit ternganga mendengar bossnya, sudah hampir bertahun-tahun dia bekerja bersama Dirga. Dan tidak pernah ada kejadian seperti ini, Dirga menyewa gadis? Untuk apa?



"Oh, jadi orang kaya agak sombong ya. Baiklah kalau kau tetap mau, saya minta dua ratus juta. Bagaimana? Kau sanggup?"

"Bagus, tapi kau harus ingat. Setelah menerima uang itu kau tidak bisa mengganggunya, menemuinya, menyakitinya, bahkan mencarinya. Saya sudah membelinya darimu, jadi dia sekarang milikku sendiri!"

"Hahha, tenang saja. Kau akan tenang menikmatinya, dia masih terjaga dan masih perawan tentunya. Hahhah ..."

perkataan Anton seakan sebuah senjata api yang berhasil menembak hati bahkan seluruh tubuh Amel. Dirga hanya tersenyum miring, segera menyuruh Rendi untuk menuliskan semua jumlah yang Anton inginkan.

"Ini." ucap Rendi memberikan secarik kertas cek. Terdapat nominal uang yang Anton katakan, tinggal dicairkan saja Anton akan segera bergelimang uang yang tak seberapa bagi Dirga.

"Senang berbisnis denganmu." ucap Anton berjalan pergi dari club itu, ia mengipas-ngipas kertas itu pada wajahnya lalu tertawa lepas.

"Dan kamu! Ikut saya sekarang."



___

"Itu kamar kamu, dan ini kamar saya. Kita sampingan, agar kamu bisa cepat datang ketika ada masalah." ucap Dirga menunjukkan dua ruangan yang bergempetan.

Amel mendongak demi menatap lekat manik elang Dirga, gadis itu hanya sebatas dadanya saja. Dirga ikut larut dalam tatapan sendu dari Amel. "Kenapa Bapak lakukan ini untuk saya?"

"ini hanya menolong, jika orang lain berada dalam posisimu bahkan saya tidak takut untuk menolongnya juga. Ini tidak ada sangkut paut akan apapun."



"Terimakasih banyak. Suatu saat nanti saya akan membayar kembali uang yang Bapak keluarkan tadi."

"Semoga kamu bisa mengingatnya. Sebelumnya ada peraturan yang harus kamu patuhi."



Dear Pak DIRGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang