"Amel ... hentikan."
Gadis itu terus saja merayu membuat Dirga semakin tak tahan dan terbakar panasnya api. Ia menggigit bibir bawah dalam-dalam, hingga hampir saja terluka.
'Mungkin atasnya saja boleh?'
Dirga memukul-mukul kepalanya sendiri merasa konyol dengan idenya yang sedikit aneh dan terbilang mesum.
"Tuan?"
"Tuan Dirga?"
Wanita itu khawatir melihat tubuh majikannya sedikit gemetar, apa dia menggigil?
Brakk!
"Aduh!"
Dirga meringis memegangi pinggangnya yang seakan diremukkan, ia memandang sekeliling ternyata berada diruang tengah.
"Tuan gak apa-apa?"
"B-bi Rusnah?"
"Tadi Bibi liat Tuan bergumam dalam tidur, saya khawatir jadi langsung datang kesini."
Perlahan ia mengangkat tubuh lalu berdiri tegak, jadi semalam itu apa? Mimpi? Jika iya sungguh disayangkan, padahal disana Dirga baru saja merasakan nikmatnya yang tiada banding.
"Saya ... pasti cuma bermimpi aja Bi, maaf merepotkan."
"Oh yaudah Tuan, saya permisi dulu."
"Silakan."
Setelah kepergian wanita paruh baya itu, Dirga menjatuhkan tubuhnya diatas sofa. Mengusap wajah kasar dan terdengar hembusan napas perlahan.
"Bisa-bisanya aku bermimpi melakukan itu dengan Amel, sudah seperti anak remaja saja!"
*
"Bapak!"
Amel datang dengan berlari kecil, langsung menyerbu tubuh lelah itu disertai pelukan hangat dipagi hari. "Saya kira Bapak diculik, makanya engga ke kamar semalam. Rupanya tidur di sofa!"
'Ya ampun, apa kali ini Amel juga hanya mimpi?'
"Pak? Bapak melamun?"
"Eh? E-engga."
"Bisa, tidak memanggil saya dengan sebutan Bapak? Saya bukan Bapak kamu." ucapnya seraya melepaskan pelukan Amel yang dapat menyiksa batin.
"Gak tau mau manggil apa?" balasnya lugu.
"Nanti kita diskusikan, pergilah dan bersiap."
Amel menatapnya dengan bingung, bersiap kemana? Lalu tanpa sengaja tangannya menyentuh sofa yang Dirga gunakan tidur semalaman. Lembab, apakah sofa ini terkena air?
Ia mengangkat kepala menatap langit-langit, siapa tahu bocor.
"Kenapa lagi?"
"Apa semalam tidurnya terkena air?"
'A-apa??'
'Engga! Ya Tuhan jangan bilang aku sudah ....' Dirga menjerit dalam hatinya, malu. Malu sekali, ini semua karena Amel. Dia merayunya didalam mimpi, hingga terasa sangat nyata.
Atau memang Dirga saja yang mulai menginginkan kegiatan seperti itu? Secara ia normal dan sehat, pasti akan menginginkannya juga kan?
"Tidak apa-apa?" Amel bingung harus memanggilnya apa, jadi tidak bisa berkata panjang-panjang. Ini terasa sangat sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Pak DIRGA
RomanceFollow akun Author dulu yuk. JANGAN LUPA vote dan komennya. (PLAGIAT MENJAUH.) Start: 26 Desember 2021 •••• Kisah seorang kepala sekolah muda, yang tanpa sengaja menaruh hati pada gadis remaja, yang tak lain adalah seorang siswi di sekolah milikny...