♡♡♡Hari ini kondisi Amel semakin membaik, dan diperkirakan sudah dapat pulang dan beraktivitas seperti biasa. Dia kelihatan sangat bersemangat, walau hanya satu malam di rumah sakit rasanya seperti seribu tahun. Bosan sekali.
Pagi ini bi Rusnah yang menemainya di ruang rawat, karena Dirga harus bekerja dan tentu sangat sibuk. Lagi pula apa ia akan sepeduli itu hingga meluangkan waktunya? Jika ia, harap membuat perayaan akan luluhnya hati Dirga.
"Bi, punya itu gak ... em, ponsel?"
"Punya non, mau ngapain? Nelepon Tuan Dirga?" bi Rusnah mengerlingkan matanya, membuat Amel menghela nafas.
"Bukan bi, Amel mau main ..."
"Tau gak, tau gak? Kemarin Pak Dirga kasih saya main hp miliknya, terus dikasih nonton film lucu-lucu loh bi. Pokoknya seru deh, andai saya punya juga benda kek gitu."
Amel berbinar saat bercerita, seakan bangga dengan sikap hangat yang sudah diperlihatkan Dirga padanya. Hanya perhatian sekecil itu saja ia kesenangan, bagaimana jika benar nyatanya Dirga menaruh hati padanya? Tapi tidak mungkin juga.
"Aduh senang banget ya kelihatannya." ucap bi Rusnah melirik.
Pipi Amel bersemu merah, "bukan gitu bi ..."
"Yaudah non, ini hp Bibi pake aja dulu." wanita paruh baya itu mengambil handphone dari tas kecilnya, lalu memberikan itu pada Amel.
Menyalakannya kemudian mencari film lucu kembali. Sesekali bibir gadis itu mengoceh karena tidak sanggup menahan tawa, apalagi saat ada bi Rusnah yang ikut menjadi teman nonton.
"Satu lagi bi?"
"Boleh non, eh yang itu aja. Kayaknya tadi belum kita tonton."
Amel mengangguk, kembali meng-klil video yang sempat bi Rusnah tunjuk lalu menonton dengan binar senang. Keduanya tertawa terbahak-bahak, sampai perut Amel sakit sekali rasanya.
"Eh gak terasa udah jam 12 siang aja non, udah dulu nontonnya ya ... sekarang mau makan siang dulu."
Amel tersenyum, memulangkan kembali ponsel itu dan mengucap terima kasih. Bi Rusnah hanya berdehem, pamit keluar ruangan untuk menjemput makan siangnya.
Ceklek.
Amel menolehkan pandangan, pria dengan setelan jas kantor berdiri di depan pintu. Mengambil langkah besar memasuki ruangan dengan penuh wibawa, wajahnya terlihat tegas dan tidak banyak bicara.
"Bagaimana keadaan hari ini?"
"Sudah lebih baik, Pak." Amel menjawab sembari menundukkan sedikit pandangannya.
"Hemm."
Dirga berdehem tanda ia tidak ingin menyambung obrolan. Hanya duduk dan menatap Amel, cuma itu saja yang ia lakukan.
Sunyi.
'Jika hanya ini saja, tidak perlu repot datang.' batinnya.
Amel membuang muka lalu memilih memakan apel yang berada di atas nakas. Membersihkannya terlebih dahulu kemudian mulai menikmati. Apel hijau yang segar mampu mengembalikan mood yang rusak ketika Dirga sampai.
Dirga hanya terus menatap dan menatap, membuat Amel ingin melarikan diri saja rasanya. Ah, untung bi Rusnah kembali dengan semangkuk bubur di atas nampan.
"Eh, Tuan Dirga disini juga. Siang Tuan ..."
"Hem."
Ampun, kaku banget. Bi Rusnah meletakkan nampan dengam bubur dan segelas air putih di atas nakas. Ia berkacak pinggang menatap Amel yang memakan buah dengan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Pak DIRGA
RomansaFollow akun Author dulu yuk. JANGAN LUPA vote dan komennya. (PLAGIAT MENJAUH.) Start: 26 Desember 2021 •••• Kisah seorang kepala sekolah muda, yang tanpa sengaja menaruh hati pada gadis remaja, yang tak lain adalah seorang siswi di sekolah milikny...