Fahmi membuka perlahan pagar rumah yang berada di sebrang rumahnya ini, memasuki dan kembali menutupnya hingga seperti semula. Lelaki yang masih menggunakan seragam sekolah itu berjalan memasuki rumah dengan menenteng tiga buah paper bag, yang merupakan titipan sang Mami untuk diberikan kepada Tasya.
"Assalamualaikum," ujarnya saat memasuki rumah.
"Heh Fahmi, kebiasaan banget sih lo masuk-masuk kerumah orang sembarangan," cecar Fattan yang kini sudah berdecak pinggang di tempatnya.
"Jawab dulu salam gue. Ingat, jawab salam itu wajib!"
"Waalaikumussalam." Fattan menjawabnya dengan malas.
Kepala Fahmi celingukan mencari orang yang ingin di temuinya kini. "Tasya mana?" tanyanya to the poin. Tampaknya lelaki itu sedang dalam mood yang kurang baik.
"Mau apa cari gue, Mi?" tanya gadis itu yang muncul dari arah dapur, dengan tangan membawa sekotak ice-cream.
Fahmi langsung menghampiri Tasya, tanpa mau menunggu lama gadis itu yang menghampirinya. Tangannya langsung menyodorkan tiga buah paper bag yang dibawa ke hadapan Tasya. "Apa ini?"
"Titipan dari Mami."
"Iya, tapi apa?" tanya Tasya lagi. Tangannya terulur untuk menerima paper bag itu.
"Baju."
Tasya seketika meringis. Ternyata Sawitri benar-benar memberikannya baju kebesaran milik wanita itu.
"Itu baju baru, bukan baju bekas Mami. Mami gue cuman becanda sama omongannya waktu itu," jelas Fahmi, seolah paham dengan ekspresi yang ditunjukkan Tasya.
Tasya langsung menyengir, menunjukkan deretan gigi putihnya yang rapih. "Hehe, makasih."
"Hmm ... gue langsung pulang." Tanpa menunggu lama, Fahmi langsung keluar dari rumah itu.
Melihat sikap Fahmi yang tidak seperti biasanya, Tasya langsung menaruh paper bagnya di lantai, dan meminta Fattan untuk memegang ice-creamnya terlebih dahulu. Setelahnya menyusul Fahmi.
Shanum yang juga baru mencul dari dapur celingukan, mencari orang yang memiliki sumber suara yang di dengarnya tadi. "Tadi ada Fahmi, Kan?" tanyanya pada Fattan, memastikan.
Fattan mengangguk membalas pertanyaan Shanum, mulutnya kini penuh dengan ice-cream milik Tasya yang dia makan kini.
Shanum memungut tiga buah paper bag yang berada di lantai, setelahnya duduk di sebelah Fattan dan menaruh paper bag itu di atas meja.
"Itu kan ice-creamnya Tasya, Kak, kok dimakan. Nanti ngambek orangnya, mana itu stok terakhir."
"Biarin, nanti beli lagi." Shanum menggelengkan kepalanya mendengar Jawaban Fattan yang seolah menggampangkan.
"Itu punya siapa?" Shanum menunjuk tiga buah Paper bag yang dipungutnya tadi.
Fattan menaruh kotak ice-cream yang kini isinya tinggal setengah di atas meja. "Punya Tasya, dapet dikasih Tante Sawitri. Isinya baju, coba buka aja."
"Gak mau, itukan punya Tasya. Gak sopan."
Kini ruangan itu terasa hening, keduanya masih diliputi rasa kecanggungan. Namun suara Shanum kini mampu memecahkan keheningan itu.
"Nau siapa sih, Kak?"
"Dikirain udah lupa."
****
"Lo ada masalah apa sih, Mi?"
Tasya masih menunggu jawaban Fahmi. Berkali-kali ia menanyakan hal itu, tapi sampai saat ini lelaki yang masih menggunakan seragam sekolah itu tetap bungkam. Tasya melirik sekelilingnya, merasa di kacangi oleh Fahmi. Posisi mereka sekarang berada di antara rumah Fahmi dan Tasya, jalanlah sebagai pembatas keduanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/282425223-288-k602979.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMU (Pengantin Pengganti)
General Fiction📌ON GOING Ini tentang Shanum, gadis yang usianya baru menginjak 19 tahun harus menggantikan sang kakak yang telah meninggal untuk menjadi mempelai pengantin pengganti. Fattan yang seharusnya menjadi Kakak ipar justru kini berstatus sebagai suaminya...