11. Nasihat Kakak Ipar

2.5K 155 0
                                    

"Allah gak pernah melarang hamba-Nya untuk mencintai, sebab cinta itu fitrah. Namun terkadang hamba-Nya saja yang tak tahu diri, menjalin status yang tak halal atas nama cinta."

_SEMU (Pengantin Pengganti)_
EYh_pena

Peringatan untuk para pembaca!

Jika menemukan typo di cerita ini, tolong di tandai!

Terimakasih!

_____________________________________

Pagi kembali menyapa dengan suasana yang berbeda. Rumah dengan lantai dua ini terasa sepi. Kemarin, tepatnya jam sepuluh pagi, Asma harus berangkat menyusul suaminya ke luar kota. Mertua Shanum itu di kabarkan drop, karena kelelahan bekerja.

Sedangkan Fattan pagi-pagi sekali sudah berangkat untuk bekerja, katanya ada sedikit masalah di restauran miliknya. Shanum juga baru tau, bahwa suaminya ternyata mempunyai usaha di bidang kuliner. Sedangkan Tasya ntah kenapa masih belum keluar dari kamarnya meski jam kini sudah menunjukkan pukul 07.35 pagi. Hari ini kondisi Shanum sudah mulai membaik, meski belum benar-benar stabil.

Lahkah demi langkah wanita itu arahkan menuju kamar adik iparnya, yang terletak disebelah kamarnya dan Fattan. Ada yang aneh dari kamar adik iparnya itu, terdapat kepulan asap dari sana. Shanum langsung menutup mulut dan hidungnya menggunakan hijab yang dipakainya, mengingat asap tidak baik untuk kesehatannya.

Ketukan pertama tidak ada respon, sampai ketukan kedua pun masih sama. Shanum masih berusaha untuk mengentuk pintu kamar Tasya, seraya memanggil nama gadis itu. Ada rasa hawatir dilubuk hatinya, ditambah kepulan asap yang terus menguar dari balik celah pintu kamar.

"Tasya, kamu baik-baik aja, kan?"

Masih tidak ada sahutan.

Shanum mulai memutar knop pintu, sudah tidak sabar lagi untuk menunggu, dirinya benar-benar khawatir. Beruntungnya pintu tidak di kunci.

"TASYA!"

Matanya membola. Pemandangan macam apa ini. Lihat lah, bagaimana adik iparnya duduk di lantai, dengan pandangan yang kosong, ditambah sebatang rokok yang sedang gadis itu hisap.

Tasya yang kaget dengan kehadiran Shanum langsung mematikan rokoknya.

"K-kak Shanum," ujarnya gugup, bahkan kini sudah berdiri tegap.

Pipi Shanum sudah basah, masih tidak menyangka dengan apa yang ia lihat.

"Kamu ngerokok?" Sepertinya Shanum salah pertanyaan. Karena pada kenyataannya Tasya memang merokok.

Sebelum menjawab, Tasya menghampiri Shanum terlebih dahulu, menarik lengan kakak iparnya untuk masuk ke dalam kamar dan menutup pintu rapat-rapat.

"Tasya mohon, jangan bilang sama Bunda dan Kak Fattan." Tasya masih memegang lengan Shanum. Tangannya pun terasa mendingin.

Shanum masih menatap Tasya tak percaya, "Sejak kapan?"

"Demi Allah, Kak, ini baru pertama kali Tasya merokok."

Tasya tidak berbohong. Rokok itu pun ia dapatkan dari Tirta dulu. Kata lelaki itu, rokok bisa menghilangkan stres. Dan baru kali ini Tasya berani untuk mencobanya.

SEMU (Pengantin Pengganti)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang