10. Patah Hati

2.8K 146 0
                                    

Follow EYh_pena

Tandai typo.

Jangan lupa vote, komen, and share ✨

Tasya menyandarkan punggungnya di luar pagar rumahnya, untuk menunggu seseorang. Karena hujan-hujanan malam itu, membuat Tasya, Shanum, serta Fattan dilanda sakit demam. Setelah tiga hari demam, akhirnya Tasya dan Fattan sembuh dan bisa beraktivitas kembali seperti biasanya. Namun berbeda dengan Shanum, yang bahkan saat ini kondisi badannya masih belum stabil.

Karena terasa menunggu lama, akhirnya Tasya mendekat pada rumah Fahmi dan mengintip pagar besi itu yang dilapisi penghalang, ntah apa namanya Tasya tidak tahu, namun ia masih berusaha mengintip pada lubang kecil yang tercipta.

"Tante Sawitri ribet banget sih, pake beginian segala, takut kemalingan apa. Pager rumah gue aja gak peke beginian, gak pernah tuh, kemalingan," gerutu Tasya.

Gadis itu kembali bersandar pada pagar rumahnya, saat tidak mendapatkan hasil apa-apa. Sesekali berdecak, karena kesal menunggu terlalu lama teman kelas sekaligus tetangganya itu.

Senyum Tasya tercetak, saat pagar di hadapannya itu mulai terbuka secara perlahan. Dia langsung menghampri saat melihat Fahmilah tenyata yang membukanya.

Fahmi mengangkat alisnya heran mendapati keberadaan Tasya di depan rumahnya. "Udah sembuh, lo?"

"Iya, dong. Lo jahat banget, gak nengokin gue."

"Di rumah juga gue udah repot, ngurusin Mami gue."

Fahmi mulai mengeluarkan motornya, dan kembali menutup pagar.

Fahmi menatap jengkel Tasya, karena masih belum beranjak dari tempatnya. "Jangan bilang mau nebeng?!"

Tasya menyengir, "Bukan cuman itu, tapi gue juga mau nanyain sesuatu."

Fahmi menghela napas, ia tahu apa maksud dari perkataan Tasya.

"Lo, mau tanya tentang pacar lo?" tebak Fahim.

"Jangan bersik dong, Mi, gue gak mau sampe keluarga gue tau."

Tasya melihat sekelilingnya, takut ada orang yang menguping. Apalagi kalau sampai Bundanya tau bahwa dia berpacaran secara sembunyi-sembunyi, bisa habis Tasya dimarahi bahkan mungkin di laporkan pada papanya.

"Fahmi, dia nanyai kabar gue gak?"

Fahmi sebenarnya malas untuk menanggapi, tapimau bagai mana lagi, semakin dia diam justru Tasya akan semakin berulah seperti cacing kepanasan.

"Selingkuh, dia. Mana sempet mikirin lo."

"Gak, percaya gue. Ayo berangkat,"

Tasya mendorong punggung Fahmi agar menaiki kendaraannya itu. Fahmi hanya menghela napas mendengar jawaban Tasya, lalu menurut menaiki motor miliknya dan mulai menyalakan mesin motornya.

"Jangan pegang-pegang!" peringat Fahmi, saat Tasya memegang bahunya di balik boncengan.

Tasya mencebik, lalu menurunkan tangannya. "Iya, gak bakal."

"Kalo sampe peluk-peluk kayak dulu, gue pastiin ini yang terkhir gue bonceng lo," peringat Fahmi kembali, lalu mulai menjalankan motornya.

****

Nau❤️

Fattan.. kamu bisa, kan, datang ke panti sore ini?

Nau❤️

Ada yang mau aku omongin.

Nau❤️

SEMU (Pengantin Pengganti)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang