29. Pulang

3.4K 208 34
                                    

Follow: EYh_pena

Berikan dukungan pada cerita ini dengan cara; Vote, komen, dan share sebanyak-banyaknya!

Untuk cara vote, kalian cukup klik bintang bagian pojok kiri. Ingat! Satu vote kalian saja begitu berarti bagi author.

Kalian juga boleh berkomentar, pada kolom komentar yang udah tersedia. Ntah itu berupa kritikan, Saran, dukungan, maupun gambaran hati kalian saat membaca cerita ini. Sebab komentar kalian juga begitu berpengaruh dalam berkembangnya karya yang author buat. Dari kalian juga, hasrat untuk lebih mengenal dunia kepenulisan semakin dalam. Dari segala dukungan pembaca setia cerita ini, membuat author semakin berusaha dan belajar untuk membuat cerita ini semakin terasa hidup.

Terimakasih buat kalian, yang secara tidak sadar udah membantu author melangkah lebih dalam lagi mengenal dunia kepenulisan ini.

Author akan seberusaha mungkin untuk memberikan sajian terbaik dari tulisan author buat kalian. Yey.

Jika ada kesalahan yang menyimpang dicerita ini, mohon dikritik. Jangan biarkan author berjalan diatas kelalaian.

Dan Selamat Lebaran buat kita, maaf lahir batin. Gimana lebaran tahun ini ada yang sepesial?

Semoga updatenya cerita ini adalah salah satu hal yang sepesial buat kalian. Anggap aja thr lebaran. Wkwkw.

Pengen dapet thr juga, kira-kira pantesnya dapet apa yah. Follow kali.  Hehe.. bencanda.

Langsung baca bae, yuk!!

.

.

.

.

"Untuk saudara Toni dan saudara Bimo, kalian berdua mendapat kunjungan. Mari ikut saya."

Suara tegas dari seorang Polisi itu menyadarkan kedua pria itu dari lamunannya. Mereka mendongak, lalu saling melirik satu sama lain. Dengan isyarat mata seolah mereka bertanya siapa gerangan orang yang mengunjungi mereka kini, apakah mungkin Ibu panti?

Jika ia, bagaimana cara mejelaskan keaadaan mereka sampai bisa masuk bui seperti ini?

"Siapa?" tanya Bimo pada Polisi itu, disusul dengan kebangkitan keduanya dari duduk.

"Mari ikut saya, kalian akan tau nanti." Perintah Polisi itu yang kini sudah membuka pintu besi itu, dari gembok.

Bimo dan Toni mengikuti langkah Polisi tadi, Polisi itu membawa mereka pada sebuah ruagan yang dikhususkan untuk kunjungan para Narapidana. Mereka diantarkan pada seorang laki-laki muda yang usianya terlihat tidak terlalu jauh dari mereka berdua. Awalnya mereka merasa asing dengan wajah lelaki itu, namun setelah diingat-ingat ternyata keduanya sudah pernah bertemu walau waktu itu dalam keadaan genting. Lelaki itu, kekasih dari Naura, sosok pria beristri.

"Ada apa?"

Mereka kini duduk berhadapan, jangan lupakan Polisi itu yang siap siaga mengawasi dibelakang kedua tahanan itu. Tatapan tajam, Fattan berikan pada Bimo dan Toni. Sampai beberapa menit menunggu, Fattan belum juga mengeluarkan suaranya. Tatapannya sedari tadi begitu mengintimidasi, hal itu mampu membuat Bimo dan Toni merasa risih.

"Siapa sebenarnya kalian?!" ujar Fattan akhirnya.

"Gue Bimo."

"Saya Toni."

Tidak ada uluran tangan dari kedua lelaki itu, meski tangan mereka terbebas tanpa adanya borgol yang mengunci. Fattan ingat, mereka adalah orang suruhan Hanin yang waktu itu pernah datang kerumahnya untuk mencari keberadaan Shanum. Bahkan sempat terjadi pergulatan waktu itu antara mereka bertiga ... berempat dengan Sawitri. Namun yang membuat Fattan bingung, mengapa waktu itu seolah-olah merekalah yang menyekap Hanin dan bersekongkol dengan Naura. Bukankah itu terlihat membingungkan?

SEMU (Pengantin Pengganti)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang