Chapter Sixteen

43 2 1
                                    

*Yeri pov*

Aku mengibaskan tanganku ke arah wajahku. 

"Buset dah, mataharinya kuat banget ya." Ucapku dengan nada kesal. Aku berjalan menyusuri gang kecil.

Sekarang aku sedang di perjalanan pulang dari rumah Rocky. Tadinya aku memang ingin naik bus, tapi karena jarak dari rumahku dan rumah Rocky tidak terlalu jauh jadi aku urungkan niatku tadi.

"Yaelah, nyesel gw ga naik bis." Kesalku.

Aku berteduh sebentar di salah satu rumah di gang ini, panasnya menyengat. Aku menghela nafasku sudah tidak tahan dengan panasnya.

"Mau naik bus tapi nanggung bentar lagi juga nyampe." Ucapku dalam hati.

Aku nekat menyusuri jalan kecil, pikiranku jika lewat jalan kecil pasti akan cepat sampai rumah.

"Eh, tapi nih gang kaya juga ye, rumahnya bertingkat. 5 tingkat ada kali ya?" Ucapku, aku kagum melihat rumah-rumah di gang ini. Semuanya mewah.

•••

*Jungkook pov*

"Jungkook!!" Teriak mamahku.
"Apaansih mah! Jungkook ga budeg loh mah, nih masih bersih telinga Jungkook." Ucapku, sambil menunjukan telingaku ke mamah.

"Iya mamah tau, itu tolong buangin sampah dong, bibi lagi ke pasar, udah jangan banyak alasan."

Aku menghela nafasku, dengan ogah-ogahan kulangkahkan kakiku keluar. "Panas banget ya allah." Ucapku dalam hati.

Saat aku sampai ke depan pintu gerbang, aku melihat seorang perempuan yang sedang berdiri di depan rumahku. Pikiranku dia sedang berteduh.

"Siapa tuh cewe kek familiar? Sapa ga ya? Baju seragamnya kayak baju seragam sekolah gw." Ucapku pelan agar tidak terdengar olehnya.

Pelan-pelan aku melangkahkan kakiku maju. Lalu menegakan badanku seperi semula.

"WOI!" Teriakku.

Perempuan yang berdiri di depanku terkejut.

"Lah Yer? Lu ngapain disini?" Tanyaku pada Yeri. Sebenarnya ada rasa ngeri sedikit.
"WOI! GILA LU YA! Orang diem lu kagetin ya allah. Lagi neduh, ini rumah lu ya?" Aku mengangguk memberi jawaban.
"Ooh, gila keren. Tapi emang rumah segede ini ga ada pembantu Kook?" Tanya Yeri, aku mengerutkan dahiku menyiratkan bahwa aku tidak mengerti maksud Yeri.
"Iya, kalo ada kan lu gaperlu tuh yang namanya bawa-bawa sampah di tangan lu gitu. Mau buang sampah kan lu?? WKWKWK GW KIRA ORANG KAYAK LU GABISA BUANG SAMPAH SENDIRI KOOK!" Ucap Yeri diiringi dengan tawanya yang nyaring.

Aku menatapnya sinis, gini-gini aku juga bisa mengerjakan pekerjaan rumah.

"Yaelah Yer, norak lu. Ini lu mau kemana? Pulang?" Tanyaku.
"Iya, cuman bentaran deh, panas banget ya allah, gw numpang neduh ya." Ucap Yeri kepadaku.
"Gw anterin aja, gc gausah nolak. Dosa." Paksaku. Ini bukan modus, hanya saja tidak tega melihat Yeri kepanasan seperti itu, lagipula bau bajunya juga sudah menyebar kemana-mana.

•••

Setelah beberapa menit akhirnya sampai juga kami di depan rumah Yeri. Rumahnya memanh tidak sebesar rumahku, hanya saja dilihat dari depan rumahnya sudah membuatku nyaman. Tanaman dimana-mana, tidak ada yang mati.

Really Bad Boy||Jungri (BtsVelvet)||EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang