03 :: Tolong

2.5K 481 405
                                    

"Penyakit aku pas kecil dulu muncul lagi, mama, papa... Aku di diagnosa penyakit asma lagi..." Saga berkeluh di depan Mina dan Vero.

"Mina, perasaan anak kandung kamu gak ada yang bener deh? Yang satunya bisu yang satunya penyakitan?" protes Vero.

Mina menjadi canggung, lalu menatap Saga yang menunduk, "ya... Maksudnya begini loh, mas!"

"Suruh aja Sekala ngobatin gejala-gejala penyakit dia!" tukas Vero.

"Gak usah. Lagian gue juga punya pekerjaan. Lo kalau gak niat jadi pengganti kepala keluarga gue ya gak usah!" Tiba-tiba Saga membuka suara.

Saga berpaling, pergi begitu saja dengan wajah kecewanya, meninggalkan Mina dengan perasaan campur aduknya.

•••

"Alesya itu siapa, Jaya?"

"Temen."

"Temen? Temen kamu bilang? TEMEN APAAN?! AKU NGELIAT SENDIRI KAMU GANDENGAN SAMA DIA, JAYA!" hardik Alia.

Jaya mematikan layar ponselnya. Kini ia berdiri dari kursi dan menuntun Alia untuk keluar dari cafe itu.

"Al? Lo ngapain, sih? Bikin malu aj-"

"Kamu jahat!" tukas Alia dengan suara bergetar. Kerudung putihnya kini dijatuhi tetesan air yang berasal dari mata Alia.

"APAAN, SIH, LO?!" bentak Jaya, membuat Alia terlonjak kaget dan air mata wanita itu semakin deras.

"Al. Gue udah bilang. Alesya itu temen! Sebatas temen! Lo ini kenapa, sih? Curigaan mulu. Lo itu belum tentu jadi istri gue di masa depan kalau sifat lo kayak gini!" dumel Jaya menekankan.

Alia menunduk, "let's break up. Aku gak mau jadi perempuan yang bodoh, yang harus ngalah terus-terusan cuman karena cowok?" ucapnya tiba-tiba.

"Lo yakin? Masa masalah gini doang lo langsung main putus, sih? Jangan kekanak-kanakan, Alia! Alesya itu temen kecil gue! Dia juga gak seagama sama gue!" elak Jaya.

Alia menggeleng, "ngga. Kamu udah jahat dari kemarin. Kamu siapa udah berani bentak-bentak aku?" balas Alia, kini membuat Jaya bungkam.

"Satu lagi. Dalam agama kita juga sebenarnya pacaran itu suatu hal yang salah. Jadi, mending kita putus aja. Aku capek, Jaya. Masalah keluaga aku dari dulu belum selesai, kamu malah nambah beban!" sambungnya.

Ia berpaling, meninggalkan Jaya sendirian yang nampak berdiri tak berkutik.

•••

"Saga?"

Saga yang tengah berjongkok di hadapan makam Segara itu tiba-tiba terkejut sesaat suara Alia mengejutkannya. Saga berdiri, lalu menoleh ke belakang.

"Alia? Ngapain kesini?" tanya Saga.

"Mau ngeluh ke Sega dulu," jawabnya.

"Hah? Lo kenapa? Lo abis nangis?" Saga malah penasaran.

"Lo kalau masih ngobrol-ngobrol ama makam Abang lo lanjutin aja. Gue gak ada niatan ganggu," tukas Alia.

"Ngga, Al. Sini ngeluh aja, sekalian gue denger, siapa tau gue bisa ngasih saran!" ujar Saga kembali.

•••

Saga dan Dirinya | PARK SUNGHOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang