Dua motor dengan merek yang sama namun warna yang berbeda itu melaju di atas kecepatan rata-ratanya. Menyapu aspal yang basah. Tak memedulikan keadaan mereka yang basah, mereka tetap melaju hingga berada di tempat tujuan.
"Anjing, rumahnya kok udah glow up aja?" gumam Saga sedikit terkagum lantaran melihat rumah Jaya semakin terlihat megah, mewah dan besar.
"Ini mereka belom nyampe apa gimana. Lama amat, sih!" Jaka misuh-misuh.
"Lah, iya. Kita neduh dimana ini, anjing. Basah kuyup begini!" Saga ikutan misuh-misuh.
GLUDUDUDK!
Tiba-tiba ada geluduk, membuat Jaka dan Saga spontan berpelukan lantaran kaget. Lalu di saat yang bersamaan, lima mobil datang ke arah rumah. Dipastikan itu adalah Jaya dkk yang membawa Alia dan Alesya.
"SAG, ITU MOBILNYA!" teriak Jaka dalam keadaan masih berpelukan dengan Saga.
"IH, GAY!" teriak Jaya dari arah mobil sana. Sontak, Saga dan Jaka melepas pelukan yang tidak disengaja itu.
Mobil itu berhenti. Seisi mobil keluar mengenakan payung agar tidak basah kuyup seperti Jaka dan Saga.
"Mau ngapain?!" tanya Jaya sok.
"Nyelametin ayang," jawab Jaka tak kalah nyerocosnya.
"Ayang lo siapa? Alia!?" sahut Jaya.
"Beda agama, tolol. Alia mah ayangnya Sega atau si Jibran. Gue mau ngambil Alesya noh, mana dia mana?!" cerocos Jaka nyolot.
"Alesya boleh lo bawa pulang, tapi engga dengan Alia," ujar Jaya.
"Loh. Kunaon, anying. Ayang Abang gue itu! Lo gatau aja arwah kalau marah gimana!" semprot Saga seraya berkacak pinggang.
"Halah, arwah doang, mana takut gue. Lagipula arwah dipegang juga nembus. Mana bisa disebut ayangnya Alia! Gue bacain ayat kursi juga melebur tu arwah!" Jaya ikut berkacak pinggang, melepas genggamannya pada payung dan berhadapan dengan Saga.
GLUDDUUUUYKKKKKK
Tiba-tiba ada pohon yang tak jauh dari mereka tersambar petir hingga tercium bau gosong. Bahkan, Jaya dan Saga spontan berpelukan.
"Hayoloh, Sega beneran marah," kompor Jaka.
Disisi lain, didalam mobil. Saka, Alesya dan Alia nampak tengah membicarakan sesuatu dengan wajah julid mereka.
"Itu tuh, diluar. Anak Treasure sama Galaksi gadungan. Bahkan sebenernya ini terjadi tanpa sepengetahuan Teteh Noza!" jelas Saka.
"Lah. Kenapa gak lo kasih tau, oncom!" semprot Alesya.
"Barusan gue telpon. Dia otw ke sini buat ngelerai. Kayanya bentar lagi ada adegan asoy mlehoy," ujar Saka.
"Hah?" seru Alia tak paham.
"Baku hantam, Al!" sahut Alesya.
"Terus. Kita tetep di sini gitu? Heheurinan gara-gara gaun gue?!" gerutu Alia kembali.
"Lah iya, Al. Lepas aja kalau lo make daleman," titah Alesya.
"Gue kan make kerudung, tolol. Kalau gue cuman make salinan baju, umbar aurat namanya. Soalnya baju didalem gaun ini piyama warna coklat yang rada solehot," jelas Alia tak santai.
"Lo sebenernya mau diapain, sih, Al?" tanya Alesya.
"Itu..."
"Kenapa, Al?" Saka ikut membuka suara. Alia malah menangis dan menunduk.
"Al, kenapa?" Saka mulai khawatir.
"Semalam. Gue dibawa paksa sama Jaya. Sesampai dirumah gue... Gue dinikahin sama dia pakai penghulu. Padahal gue berharap penghulu itu Ayah gue...," tangis Alia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saga dan Dirinya | PARK SUNGHOON
أدب الهواةPARK SUNGHOON :: LOKAL AU SEQUEL SEGA DAN SAGA (Slow Update) Setelah kisahnya dengan Sega berakhir, kini dimulailah kisahnya bersama Jesia dan circlenya. Yang menyangkut tentang dunia relationship, friendship, dan family.