- Bagian 02 -

296 62 4
                                    

"Hot. Hot. Hot. Hot. Hot.

"(Hari ini terasa panas)

"Hot. Hot. Hot. Hot. Hot.

"Kamu terus menghindariku, seakan aku tidak punya harapan.

"Namun tetap saja, aku akan memelukmu sangat erat.

"Lagi dan lagi, i get white with hotness.

"Berhenti untuk coba menghapusku, mari ciptakan kenangan indah.

"Hot. Hot. Hot. Hot. Hot.

"(Hari ini terasa panas)

"Hot. Hot. Hot. Hot. Hot.

Beat musik dan suara cepat jarum metronome berpadu menjadi satu memenuhi sebuah ruangan yang cukup besar. Beberapa orang berkumpul di depan cermin besar sembari memperhatikan seorang laki-laki dengan rambut gimbal yang sedang memeragakan sebuah gerakan.

"...five, six, seven, eight." Seorang laki-laki berambut gimbal itu mengakhiri gerakan tubuhnya. "Gimana?" Laki-laki itu membalikkan tubuhnya dan tersenyum cukup lebar.

"Lumayan. Cukup bagus." Patrick mengangguk ringan.

"Gue ubah beberapa bagian gerakan dari video aslinya." Laki-laki berambut gimbal itu menyeka keringat yang mengalir pada salah satu pelipisnya.

"Oke." Patrick berdiri dari tempat duduknya dan berbalik menghadap delapan member ENT1TY. "Sandree yang akan mengatur semuanya. Kalian harus latihan lebih keras. Siap-siap untuk ajang musik pekan depan." Patrick menatap satu per satu laki-laki di hadapannya. "Gue akan hubungi Bernice buat penggandaan suara." Patrick berjalan menuju pintu keluar ruangan, diikuti oleh laki-laki gimbal yang tadi dipanggil Sandree. "Pertunjukan besok adalah peluang besar untuk kita, ini kesempatan terakhir."

Shandy dan Fiki melangkahkan kakinya perlahan menuju sisi ruangan, menyandarkan tubuh mereka pada salah satu cermin. Sementara itu, Gilang berjalan ke sisi lain ruangan.

"Dance tadi keliatan agak aneh." Ucap Zweitson pelan, merasa tidak enak.

"Ck. Dance apaan kyk gitu?" Fenly melipat kedua tangan di depan dadanya dengan kesal.

"Itu bahkan cuma gerakan tubuh biasa. Anak sekolah juga bisa." Ucap Farhan malas.

"Bukankah tempat ini terlalu bagus untuk dance kyk gitu?" Fajri mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan, menghela nafas panjang.

Di sisi lain, Ricky berjalan perlahan mendekati salah satu cermin dan mulai memeragakan beberapa gerakan yang telah dicontohkan oleh Sandree sebelumnya.

"Apa yang dia lakuin?" Farhan melirik sinis ke arah Ricky sembari tersenyum mengejek.

"Hey, leader." Panggil Fenly dengan nada mengejek.

Tak ada respon dari Ricky, dia masih melanjutkan gerakannya di depan cermin.

"Woi, Ricky!" Fenly menaikkan nada suaranya.

Refleks, Ricky menghentikan gerakannya dan berbalik ke arah Fenly.

"Lu suka dance itu?" Fenly menaikkan salah satu alisnya.

"Menurut gue, kagak terlalu buruk kok. Bagian terbaiknya pas memutar leher." Jawab Ricky santai.

"Bagian terbaik?" Fenly tersenyum tak percaya.

"Dia penari latar. Wajar lebih tau tentang dance semacam ini." Bisik Farhan mengejek.

"Kenapa kagak jadi penari latar aja terus?" Fenly tertawa sinis. "Mulai debut telat dan membuat grup kita keliatan jadul karena adanya lu, itu bukan hal yang bisa dibanggakan." Lanjut Fenly.

FA1MOS || UN1TY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang