- Bagian 15 -

156 47 0
                                    

"Tidak apa, dia hanya sedikit terluka." Ucap Patrick pada cepat seseorang di ujung telepon. "Dia akan sembuh secepat mungkin. Kami dapat pastikan tidak akan heboh."

Tersebarnya berita tentang Farhan begitu cepat. Sebagian besar pihak yang sudah melakukan kontrak dengan ENT1TY langsung membatalkannya secara sepihak.

"Kak, choreographer ingin gajinya..." Seorang staf mendekati Patrick dengan cepat.

"DIAMLAH!" Dengan kesal, Patrick melemparkan beberapa kertas pada staf tersebut. "Halo? Halo?!" Patrick kembali fokus pada smartphone yang dia genggam.

Menyadari panggilannya terputus, Patrick melempar smartphone dengan kesal. Patrick juga mengacak-acak seluruh kertas yang berserakan di atas meja. Emosi Patrick sudah tidak terbendung lagi.

Sementara itu, puluhan penggemar dan reporter sudah memenuhi depan gedung ENT1TY. Mereka menuntut penjelasan dari pihak agensi terkait siaran Farhan pada acara Survival Challenge. Bernice berlari dan berusaha memasuki gedung, menyalip beberapa orang yang bersorak riuh di sana.

Setelah berhasil masuk, Bernice langsung mencari keberadaan ketiga member ENT1TY yang tersisa. Bernice berlari memasuki ruang latihan dance. Dengan pencahayaan yang hanya memanfaatkan sinar matahari dari kaca ventilasi, ketiga member ENT1TY terdiam lemah di dalam ruangan tersebut. Shandy menyandarkan tubuhnya pada salah satu dinding ruangan, Zweitson menyandarkan tubuhnya pada cermin, dan Ricky duduk tepat di tengah ruangan. Bernice langsung mendekati Ricky yang tertunduk.

"Apa yang terjadi?" Tanya Bernice cepat.

"Ada patah pada tulang belakang. Dia beruntung masih hidup." Ucap Ricky pelan.

"Kalian baik-baik aja, kan?" Bernice menatap satu per satu ketiga orang di sana.

"Miss Bee, kita harus cari tau apa yang terjadi 20 tahun lalu." Ricky mendongakkan kepalanya perlahan. "Kalau gak, selanjutnya bisa aja salah satu di antara kita bertiga."

"Gak." Zweitson meringkuk ketakutan. "Gue gak mau." Zweitson menggelengkan kepalanya cepat.

Bernice menatap Zweitson khawatir. Terlihat juga Shandy yang hanya terdiam menunduk.

꙰꙰꙰

"Apa yang sebenernya kalian cari?"

Kini, Bernice dan ketiga member ENT1TY sedang berada pada studio musik bersama dengan Dimas. Mereka meminta bantuan kepada Dimas untuk mencari tahu keanehan pada lagu White dan semua kejadian yang ada.

"Ada suatu kejadian pada rekaman ini." Ucap Bernice yang duduk di samping Dimas.

"Kejadian apa?" Dimas menoleh ke arah Bernice.

"Radhil meninggal pada saat syutingnya ditunda." Jelas Bernice singkat. "Pasti ada petunjuk pada rekaman ini."

"Benarkah ada kutukan dalam lagu ini?" Zweitson menyandarkan tubuhnya lemah pada sofa di sisi ruangan.

"Coba Kak Dimas taruh beberapa video member dan cocokkan dengan lirik yang ada pada rekaman ini." Ucap Shandy cepat -yang berdiri tepat di belakang Dimas.

"Apa yang lu katakan?" Shandy menoleh sekilas ke arah Shandy tak percaya.

Meskipun demikian, Dimas tetap melakukan apa yang diperintahkan oleh Shandy. Dimas menghela nafas pelan, jarinya mulai bergerak cepat di atas keyboard dan mouse komputer.

"Menit 2 detik 18, 15 frame..." Dimas menarik video Fiki dan mencari detik yang sama pada rekaman. "Menit 1 detik 12, 15 frame..." Dimas melakukan hal yang sama pada video Fajri. "Menit 1 detik 55, 10 frame..." Dimas kembali melakukan pada video Fenly. "Detik 40, 10 frame..." Dimas berhenti pada video Gilang dan menekan tombol 'enter'.

FA1MOS || UN1TY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang