Fajri keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Member ENT1TY baru saja menyelesaikan latihan dance terakhir mereka pada hari ini. Fajri melihat Zweitson duduk membelakanginya pada bangku yang berada di samping tempat tidur. Dari belakang, Fajri dapat melihat Zweitson menunduk -seperti sedang menulis sesuatu. Fajri duduk membelakangi Zweitson pada salah satu sisi tempat tidur.
"Lu masih nulis, Son? Kagak mau mandi dulu?" Ucap Fajri tanpa menoleh ke arah Zweitson.
Hening. Tak ada jawaban. Fajri sudah paham akan kebiasaan Zweitson menulis pada buku diary miliknya. Terkadang Zweitson tidak bisa diganggu jika sedang melakukan hobinya itu.
"Mending lu mandi dulu, Son." Fajri kembali mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. "Nanti makin dingin loh." Fajri melirik ke arah jam dinding, waktu sudah menunjukkan pukul 20.05 WIB.
Terdengar suara pelan pulpen yang mengenai meja, seolah Zweitson tidak melanjutkan tulisannya. Detik selanjutnya, terdengar suara kursi digeser. Fajri dapat merasakan Zweitson berjalan di belakangnya, menuju kamar mandi. Tak lama, terdengar suara pintu kamar mandi ditutup.
Fajri menyematkan handuk kecil pada pundak kanannya, mengambil smartphone dari atas tempat tidur dan membuka salah satu akun media sosial miliknya. Dari kamar mandi, Fajri mendengar Zweitson bersenandung kecil, menyanyikan salah satu bagiannya pada lagu terbaru mereka. Namun, Fajri sama sekali tidak mendengar suara air.
"Son." Panggil Fajri, tanpa melepaskan pandangan dari layar smartphone. "Kyknya gue kagak bisa ambil posisi center ini deh." Jari Fajri bergerak bebas pada permukaan smartphone.
Tak ada jawaban. Senandung Zweitson terdengar semakin jelas.
"Gue takut gue kagak bisa penuhin ekspektasi orang lain, terutama Kak Patrick." Fajri menghela nafas panjang. "Lu inget kan waktu Fiki recording ulang?" Fajri menaruh smartphone di sampingnya. "Mana bisa gue ambil nada setinggi itu?"
Zweitson berhenti bersenandung. Suasana dalam kamar tiba-tiba menjadi hening.
"Son?" Fajri menoleh ke arah kamar mandi.
Kringgg...
Terdengar nada dering dari smartphone Fajri, menandakan adanya panggilan masuk. Dengan cepat, Fajri mengambil smartphone di sampingnya untuk melihat panggilan masuk tersebut.
"Ricky?" Fajri mengerutkan dahinya.
Fajri menekan tombol hijau untuk menjawab panggilan tersebut dan langsung meletakkan smartphone pada telinganya.
"Halo?" Fajri membuka percakapan dengan basa-basi.
"Fajri. Ini gue, Zweitson. Sorry, gue telepon lu pake nomor Ricky. Smartphone gue ketinggalan di kamar."
Fajri terdiam. Perlahan, Fajri menoleh ke arah meja Zweitson. Terlihat smartphone Zweitson tergeletak di atas meja. Fajri menelan kasar air liurnya.
"Fajri? Lu udah beres mandi? Mau makan kagak? Ini udah siap." Suara Zweitson terdengar jelas dari ujung telepon.
"Son." Panggil Fajri pelan. "Lu di... Di mana?" Suara Fajri sedikit bergetar.
"Gue di ruang makan sama Ricky. Member lain udah ambil makan, cuma lu yang belum." Ucap Zweitson santai.
Fajri kembali terdiam. Perlahan, Fajri menoleh ke arah kamar mandi. Fajri berdiri dan berjalan menuju kamar mandi, dengan smartphone yang masih berada di telinganya.
"Fajri? Lu denger gue, kan?" Tanya Zweitson dari ujung telepon.
"Son." Panggil Fajri pelan. "Lu ada di sini sama gue." Fajri menatap takut ke arah kamar mandi.

KAMU SEDANG MEMBACA
FA1MOS || UN1TY [END]
Misterio / SuspensoSebuah grup baru mendapat rating yang buruk setelah penampilan mereka dalam salah satu ajang musik dan memutuskan pindah gedung untuk ke sekian kalinya. Gedung yang dijual murah karena tragedi kebakaran beberapa tahun silam, kini menjadi tempat akti...