- Bagian 14 - ⚠️

170 45 0
                                    

Farhan mengambil wig putih dan langsung memakainya di depan cermin dalam kamarnya. Farhan tersenyum bangga.

Farhan memutar beat hiphop dalam kamarnya. Untuk mengisi waktu luang, Farhan mencoba beberapa western rap. Farhan mulai menikmati setiap beat musik yang dia putar.

"Gue yang bakal jadi center sekarang."

Tiba-tiba, terdengar bisikan seorang laki-laki dari belakang Farhan. Refleks, Farhan menoleh kaget ke belakangnya cepat. Sepi. Tidak ada siapapun, hanya Farhan sendiri. Farhan mengedarkan pandangannya pada setiap sudut kamar.

Beat hiphop tiba-tiba saja berhenti. Farhan menoleh ke arah smartphone perlahan. Jari Farhan kembali memutar beat hiphop pada layar smartphone. Namun, terdengar senandung kecil dari smartphone Farhan. Farhan mengecek musik yang dia putar, di sana tertulis beat hiphop tapi senandung itu semakin terdengar dengan jelas.

Farhan mencoba untuk mematikannya tapi tidak bisa. Farhan berusaha untuk mematikan smartphone tapi benar-benar tidak ada yang berubah. Senandung tersebut perlahan berubah menjadi suara seseorang tertawa dengan nada yang terbilang cukup nyaring. Mulai merasa sangat terganggu, Farhan melempar smartphone ke lantai sekuat tenaga, lalu menutup kedua telinganya dengan rapat.

Prang...

Dalam satu detik, layar smartphone Farhan retak. Farhan mengambil kembali smartphone, mencoba menyalakannya tapi sudah rusak dan mati total. Namun, suara tertawa nyaring itu masih terdengar dengan sangat jelas.

Farhan kembali mengedarkan pandangannya ke sekitar. Tidak ada apapun, semua terlihat normal. Namun, Farhan merasa dia tidak sendiri di dalam kamar tersebut.

"Gue yang bakal jadi center sekarang."

Suara seorang laki-laki menggema dalam kamar Farhan, diiringi suara tawa yang sangat mengganggu.

Farhan berjalan cepat menuju pintu kamarnya dan langsung berlari keluar. Farhan entah akan pergi ke mana sekarang, yang pasti menjauhi kamarnya untuk sejenak. Sesekali, Farhan menoleh ke belakangnya sembari berlari.

Brakkk...

Setelah menabrak sesuatu di depannya, Farhan terjatuh.

"Aw..." Farhan mengelus lututnya yang terasa perih.

"Farhan? Lu gak apa-apa?" Tanya seseorang di harapan Farhan.

Perlahan, Farhan mendongakkan kepalanya. Terlihat Zweitson yang berdiri di depannya dengan kondisi baik-baik saja, seolah bukan dia lah korban tabrak dari Farhan.

"Kagak usah sok peduli lu." Ucap Farhan kesal sembari masih mengelus lututnya.

"Mau gue bantu?" Zweitson mengulurkan tangannya.

"Gue bisa berdiri sendiri." Farhan menangkis kasar tangan Zweitson.

Farhan berdiri dengan sekuat tenaga sembari memegangi lututnya.

"Lu kenapa?" Zweitson menatap Farhan menyidik.

"Gue..." Farhan menoleh ke belakangnya. "Gak apa-apa."

"Gue mau bilang sesuatu." Ucap Zweitson datar.

"Apaan?" Tanya Farhan acuh tak acuh sembari menunduk, menatap ke arah lututnya.

"Gue center sekarang." Suara Zweitson tiba-tiba saja berubah.

"Lu..." Farhan mendongakkan kepalanya cepat.

Seseorang di depannya kini bukan lagi sosok Zweitson yang dia kenal. Seorang laki-laki berambut putih yang menutupi sebagian wajahnya. Terlihat luka bakar di sekitar wajah, leher, dan bagian tubuh lainnya.

FA1MOS || UN1TY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang