Chapter 3

1.4K 111 3
                                    


Janji


Setelah sampai didalam mobil, taehyung menatap wajah anak semata wayangnya yang tertidur pulas dipangkuannya. Tanpa ia sadari setetes air mata mengalir dari pelupuk matanya, diusapnya air mata itu sembari menggelangkan kepalanya berusaha untik tidak lagi mengenang masa lalu yang menyakitkan. Selama 18 tahun ini taehyung berusaha sekuat tenaga untuk menjadi seorang yah yang luar biasa bagi seokjin. 

Taehyung mengorbankan masa mudanya untuk berkutat dengan pekerjaan tanpa melupakan kewajibannya sebagai seorang ayah. Meskipun berasal dari keluarga terpandang dan memiliki kekayaan yang tidak akan habis 7 turunan taehyung tetap ingin memiliki perusahaannya sendiri yang nantinya bisa ia banggakan kepada anaknya. Setelah mencurahkan darah, air mata dan keringat kini diusianya yang menginjak 35 tahun taehyung berhasil mendirikan perusahaan farmasi terbesar di korea selatan tidak sampai disitu ia bahkan memiliki saham hampir diseluruh rumah sakit terbesar dan tercanggih di korea.

kaya raya, tampan, muda dan cucu dari mantan presiden membuat tehyung menjadi incaran para anak konglomerat, petinggi pemerintahan bahkan anak presiden yang sedang menjabat sekarang. Namun taehyung tidak sedikitpun tertarik dalam menjalin sebuah hubungan. Baginya hal terpenting didunia ini adalah seokjin dan keluarganya. 

"tuan besar sudah sampai" suara dari supirnya membuyarkan lamunan taehyung, melihat bahwa supirnya sudah membukakan pintu ia berusaha keluar dari mobil sambil menggendong seokjin yang merengek karena tidurnya merasa terganggu. "shus shus shus" taehyung menepuk pelan belakang seokjin agar ia tidak terbangun. "yeji siapkan air hangat dan handuk, aku akan membersihkan seokjin. Katakan pada chef untuk membuat sup pereda mabuk sekarang". "baik tuan besar saya mengerti".

Sesampainya didalam kamar taehyung merebahkan jin diatas Kasur dan segera melepaskan jasnya yang membalut tubuh seokjin. "hah!"suara helaan nafas terdengar saat taehyung melihat baju yang dikenakan seokjin "aku akan membakar semua baju-baju ini, lagipula siapa yang membuat baju terkutuk ini".

Dengan perlahan tehyung mulai mengelap wajah seokjin yang tercemar oleh makeup yang berantakan dikarenakna keringatnya sendiri. "eomma..eomma.. I miss you", tangan taehyung seketika terhenti saat mendengar anaknya mengigau memanggil ibunya. "Nara.. anakmu merindukanmu..bukankah aku sudah menepati janjimu?".

taehyung kembali sadar saat mendengar suara pintu terbuka menampakkan yeji membawa nampan berisikan semangkuk sup "tuan besar saya akan mengganti baju tuan muda terlebih dahulu". tanpa banyak bicara taehyung segera memberikan ruang untuk yeji. "setelah selesai buang dan bakar baju itu yeji, biarkan jinnie tidur lebih dahulu tengah malam nanti dia akan bangun dan meminta makan". "baik tuan muda". 

yeji, wanita berusia 45 tahun yang bahkan sudah ada didalam keluarga kim  sebelum taehyung lahir, tidak ada yang bisa  tae percaya untuk menyentuh seokjin selain yeji. "apa ada luka ditubuh seokjin?" "sambil tersenyum yeji menggelengkan kepalanya "tidak ada tuan muda, kemerahan di belakang lehernya karena tuan muda terlalu banyak berkeringat". "apa suhu ruangan ini terlalu panas? segera oleskan obat dikulit yang kemerahan jangan sampai ada bekas luka ditubuhnya walaupun sedikit". yeji yang mendengar tuan besarnya begitu khawatir yeji segera menjawab "tuan besar anda tidak perlu khawatir, saya akan menjaga tuan muda dengan baik".

 lega mendengar jawaban yeji taehyung berniat meninggalkan kamar jin untuk mandi, saat tae akan keluar yeji memanggilanya kembali "tuan besar.. nona nara pasti bahagia melihat tuan muda seokjin memiliki ayah seperti anda". tanpa membalas ucapan yeji taehyung keluar dan menatap wajah anaknya terakhir kali sambil tersenyum pahit "nara.. dia tidak akan bahagia sebelum seokjin tahu kebenarannya. terlalu banyak janji yang sudah ku ingkari, nara...aku tetap membencimu!".

taehyung keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil sedangkan ditangan kanannya ia memegang handphone untuk mengecek email dan jadwal meeting untuk esok hari. fokusnya terganggu saat nama haraboji muncul di layar ponselnya, 

"haraboji..?" "jangan mengharabojiku, dimana cucu kesayanganku?" sergahnya tanpa basa basi. "seokjin sedang tidur, apa ada yang ingin haraboji sampaikan?" tanya taehyung dengan nada setengah hati "dengar tae ambil cuti dan bawa cucu kesayanganku menemui kakeknya ini. aku sangat merindukannya, jangan ada alasan lagi aku sudah muak!". 

senyap..taehyung mengambil nafas dalam karena ia tahu jika kakeknya sudah sangat marag "baik haraboji, minggu depan kami akan ke italy". "lihat.. kau bahkan lupa bahwa sekarang aku ada di kanada bersama dr. Jung, kau benar-benar keterlaluan! datang kemari dalam 3 hari!" 

tanpa menunggu balasan dari taehyung kakeknya langsung mematikan telepon sepihak. "ada apa sebenarnya dengan lelaki tua ini huft!". tanpa menunggu lama tae segera menelpon asistennya "raewon siapkan perjalanan ke kanada untuk 3 hari kedepan". tae memeletakkan ponselnya di meja samping tempat tidur sambil mencoba memejamkan matanya untuk beristirahat setelah melewati hari yang melelahkan.




His EX FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang