chapter 7

1.2K 95 10
                                    


7 KOPER

Di pagi hari  matahari bahkan belum sepenuhnya memancarkan sinar hangatnya namun suara seokjin sudah terdengar diseantero kim mansion. "yeji..tolong buka kotak sepatu yang itu, maksudku warna putih yang satunya, huft aku sangat sibuk dan perutku lapar". Keluh jin yang sedari tadi berjalan kesana kemari mengurus keperluannya untuk ke kanada malam nanti. "tuan muda bagaimana kalau anda sarapan lebih dulu, saya khawatir tuan muda akan sakit perut jika menunggu tuan bangun. Semalam tuan pulang larut malam". Sembari membelai rambut seokjin yang kini berada di bahunya yeji mencoba untuk membuat jin sarapan terlebih dahulu "memangnya tadi malam daddy kemana?" "maaf tuan muda tapi saya tidak tahu, saya akan menyuruh pelayan untuk menyiapkan sarapan anda terlebih dahulu". Dengan begitu yeji bangun dari duduknya dan segera menyuruh pelayan untuk menyiapkan sarapan.

"dad.. good morning", "jinnie kau sudah bangun, tumben sekali." Tae yang berjalan menuruni anak tangga terheran-heran saat melihat seokjin sudah duduk di meja mekan. Sesampainya di meja makan tae disambut dengan ciuman hangat dipipi kirinya. Mencium pipi ayahnya dipagi hari adalah kebiasaan bagi seokjin meskipun dalam keadaan marah sekalipun namun ia tidak pernah lupa untuk memberikan ciuman selamat pagi dipipi kanan dan kiri ayahnya.

"Dad malam nanti kita akan kenada bukan, jadi aku sedang menyiapkan barang ayang akan pakai saat dikanada nanti. Dan aku memilih semuanya sendiri." Ucap seokjin dengan nada yang penuh dengan kebanggaan. "jin.. bukankah kamu memiliki semua baju dan keperluanmu disemua rumah milik haraboji? Kamu tidak perlu membawa apa-apa lagi." "apa maksudmu dad? Bagaimana dengan RJ?". Seokjin yang mulai tidak suka dengan apa yang disampaikan ayahnya mulai mengerutkan keningnya.

"maksud daddy adalah tidak perlu membawa banyak baju, dan tentu saja boleh membawa RJ'" "huft baiklah aku mengerti. Yeji...kurangi baju yang akan aku bawa nanti tapi jangan kurangi RJ yang akan ku bawa." "baik tuan muda saya faham." Yeji yang berniat berjalan mengurungkan niatnya saat tae memanggilnya "yeji kita akan berangkat setelah makan malam siapkan semua obat-obatan da-" "dad aku tidak sedang sakit kenapa membawa obat?" "jin lebih baik habiskan sarapanmu lalu istirahat, dan yeji siapkan juga makanan kecil aku tau jin akan meminta makanan ditengah malam." Yeji menganggukan sedikit kepalanya tanda mengerti arahan tuannya sebelum melangkahkan kaki untuk menyiapkan keperluan nanti malam.

seokjin yang mendengarnya perkataan ayahnya berkata dalam hati "aku bukan anak kecil mana mungkin meminta makanan kecil ditengah malam aku juga sedang diet huh!" "seokjin bukankah aku menyuruhmu untuk makan bukan melamun?" "dad aku sedang menguyah, aku tidak mau minum susu lagi aku ingin minum obat diet yang-" "dan sejak kapan kamu mulai diet, siapa yang menyuruhmu diet?" "Dad aku akan menjadi model, jimin hyung juga jadi kita berdua harus memiliki tubuh yang proporsional, dan 1 lagi aku ingin punya pelatih gym sendiri." Dengan tangan kirinya seokjin menggeser gelas susu yang ada dihadapannya "seokjin dengar baik-baik, aku mengijinkanmu untuk kuliah menjadi fashion designer tapi tidak untuk menjadi model. Tubuhmu sudah proporsional jadi kau tidak perlu diet titik, minum Susu itu." Tanpa mengalihkan tatapan tajam nya pada seokjin tae memberikan keputusan finalnya "NO! aku ingin menjadi model, aku akan laporkan pada haraboji bahwa daddy melarangku menjadi model!" dengan sekuat tenaga jin melempar gelas yang ada didepannya lalu berdiri dari duduknya dan berlari menuju tangga atas dimana kamarnya berada. "seokjin!!! Kim seokjin!! Aku tidak mengijinkamu untuk berbicara kepadaku dengan cara seperti itu!!!" melihat tidak ada respon dari jin, tae hanya memijat keningnya sambil bergumam"mereka bilang punya anak itu akan membuat Bahagia, mereka bohong!".

"pelayan.." panggil tae, "iya tuan kim" seorang perempuan muda berdiri di depan tae "siapa kamu?" tanya tae saat ia sadar ada wajah baru di mansionnya "tuan kim saya pelayan baru pengganti sora" jawabnya lalu tersenyum manis kearah tae "oh.. bereskan kekacauan yang dibuat oleh jin" arah tae pada pelayan barunya "baik tuan, saya turut perihatin karena tuan memiliki anak yang nakal da-" "siapa yang kau sebut anak nakal?" gertak tae, "maaf tuan maksud sa-" "dengar baik-baik kali ini aku memaafkanmu karena kau baru dan mungkin kepala asisten Lee belum memberikanmu training, tapi jika lain kali aku mendapatimu berkata buruk tentang anakku maka detik itu juga aku pastikan kau akan kehilangan pekerjaan".

*makan malam

Tae pulang dari kantornya dengan wajah letih setelah seharian penuh mengurus semua pekerjaan sebelum ia tinggalkan selama 1 minggu. Menuju ruang makan tae disambut oleh tawa riang dari anaknya dan jimin? "jimin apa yang kau lakukan disini?" mendengar Namanya dipanggil jimin mengarahkan wajahnya kearah sumber suara, "oh uncle tae, ya aku disini jin menyuruhku untuk ikut ke kanada."jawab jimin sambil tersenyum sampai matanya tak terlihat. "hah! Apa kau sudah ijin dengan orang tuamu dan apa kau tidak kuliah?" "aku belum memberitahu mereka aku pikir akan lebih baik jika uncle yang menelpon mereka, masalah kuliah aku akan masuk kalau jin masuk kuliah."

Tae yang sudah tidak memiliki tenaga hanya diam sembari meraup wajahnya dengan tangan kanannya. "alexa call park family" telfon pintar dirumahnya pun segera menghubungi keluarga jimin. Tidak sulit bagi tae untuk mendapat ijin dari keluarga park karena keluarga mereka sudah saling mengenal dari dulu. "pelayan keluarkan semua keperluan seokjin yang akan dibawa ke kanada" dengan sigap para pelayan mengeluarkan koper satu per satu menuju pintu utama taehyung yang melihat para pelayan membawa koper berjumlah 9 koper pun segera menghentikan mereka "wait wait, kenapa ada banyak sekali koper? Jin bukankah daddy menyuruhmu tidak perlu membawa banyak barang?" seokjin yang sedari tadi duduk disofa kesayangannya sembari memeluk RJ pun bersuara "Dad punya jinnie hanya 7 koper dan 2 lainnya milik jimin hyung." Mendengar jawaban seokjin, taehyung pun bergumam sambil menepuk dahinya "yeah 7 koper itu sedikit, hanya 7!". Hahahaha



Author: saya ga tahu kenapa nulis chapter ini sambail ketawa dibagian 7 koper, maafkan saya yang humornya receh. 1-2 chapter lagi tragedi akan segera tiba dalam buku ini.  "the sponsor" akan update besok, thank you and happy reading.




His EX FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang