Chapter 19

1.5K 97 37
                                    


"POSITIVE"


Taehyung masih dalam kondisi menangis menunggu jalannya operasi, jarum jam seakan berjalan begitu lambat membuat setiap pergantian detik terasa bagaikan seseorang mencekik leher taehyung secara perlahan. Belum lagi dengan penampilannya kini yang terlihat begitu lusuh, setelan jasnya yang berwarna putih tercemar oleh darah seokjin. Yeji sudah membawakan baju ganti untuk tae namun tae menolaknya dengan alasan ia tidak ingin sedetikpun meninggalkan seokjin dan menyuruh yeji untuk kembali menjaga haraboji yang juga dirawat dirumah sakit yang sama akibat kondisinya yang melemah.

Keadaan namjoon pun tidak lebih baik, matanya merah menahan tangis, tangannya memegang erat dokumen yang menunjukan hasil tes DNA antara dirinya dan seokjin. 22 tahun, selama 22 tahun namjoon akhirnya bertemu dengan putranya yang selama ini ia pikir sudah tiada. Memang benar apa yang dikatakan jungkook, namjoon Bahagia.. sangat bahagia saat mengetahui jika seokjin adalah putranya. Namun dengan kondisi seokjin sekarang, namjoon merasa hatinya seperti terkoyak oleh seribu pedang. Putranya kini tengah berjuang melawan maut, hati putranya kini hancur dan yang lebih namjoon khawatirkan adalah apakah seokjin akan menerimanya sebagai ayah.

Jimin..matanya kini terlihat membengkak dikarenakan tak berhenti menangis, orang tuanya kini dalam perjalan menuju rumah sakit setelah ia memberitahukan peristiwa itu. Yoongi disisi lain tidak berhenti untuk mencoba melacak keberadaan jungkook namun hasilnya nihil, seakan jungkook sudah merencanakan kepergiaannya dengan sangat rapih.

Tae berdiri dari kursi yang ia duduki lalu mengusap air matanya dengan kasar saat ia melihat hoseok dan ayahnya(dr.jung) keluar dari ruang operasi "hyung..uncle..seokjin baik-baik saja bukan? Hyung..jinnie akan kembali sehat bukan?" "tae..taehyung dengar, seokjin dalam kondisi stabil. Pendarahannya berhasil kami hentikan meskipun lukanya sangat parah belum lagi seokjin mengidap hemofilia tapi semua itu sudah teratasi" jawab hoseok "syukurlah" dengan nafas lega tae dan yang lain mengucapkan rasa syukur, tapi tak berselang lama hoseok menghela nafasnya kasar lalu menundukkan kepalanya, ayahnya yang berada disampig hoseok menepuk pelan bahu anaknya seakan memberikan semangat "tae..seokjin positive, seokjin hamil 2 bulan".

Ruangan berubah menjadi sunyi, tae berusaha mencerna berita yang baru saja ia terima. Sementara namjoon dan yang lain memejamkan mata mereka tak tahu harus melakukan Apa. "para dokter memutuskan untuk melakukan pemeriksaan menyuluruh pada seokjin dan dari sample darah yang telah kami periksa menyatakan seokjin positive 2 bulan".

"semua ini gara-gara anakmu, sialan! Dia sudah mehancurkan seokjin ku! Pergi! Pergi bersama anakmu yang biadab itu! Pergi!!!" namjoon terjatuh kelantai dengan kondisi bibir pecah dan berdarah. tae yang akan kembali memukul namjoon berhenti saat hoseok berteriak "KIM TAEHYUNG STOP! Aku tau kau marah,kita semua disini juga sangat marah! Tapi untuk saat ini fokus kita adalah bagaimana mengatakan hal ini pada seokjin dan melakukan tes perkembangan baby tersebut, karena ayah dari bayi yang dikandung seokjin adalah kakaknya sendiri kemungkinan terjadinya interfilitas(cacat bawaan lahir) dikarenakan perkawinan sedarah akan jauh lebih besar".

"tidak..tidak perlu" ucap namjoon lalu berusaha untuk berdiri, "huh..?" hoseok akan kembali bicara namun namjoon terlebih dahulu mengatakan "kau tidak perlu melakukan test, jungkook..dia bukan anak kandungku" "what?!" yoongi yang sedari tadi hanya diam akhirnya mengeluarkan suara karena sudah benar-benar tidak habis pikir dengan banyaknya rahasia yang terbongkar hanya dalam 1 malam.

"pada saat itu aku adalah dosen baru diuniversitas seni milik kakek jungkook. Pada suatu hari rektor kampus yang tidak lain adalah kakek nya jungkook menyuruhku untuk datang kerumahnya.. saat aku sampai dirumahnya barulah aku tahu bahwa maksud beliau mengundangku adalah untuk memintaku menikah dengan Jeon hae in (ibu jungkook) yang pada saat itu sudah hamil 4 bulan dengan balasan aku akan menjadi rektor menggantikan beliau jika akum au berpura-pura unutk menjadi ayah dari bayi yang dijandung hae in. Aku yang pada saat itu masih muda dan penuh dengan ambisi akhirnya setuju untuk menikahi hae in, akhirnya kita menikah tanpa cinta namun aku selalu memperlakukan hae in dengan baik. Tahun berganti tapi aku tetap tidak bisa mencintai hae in, hingga pada akhirnya aku bertemu dengan nara yang kala itu masih berusia 18 tahun. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Berjalan 1 tahun hae in mulai curiga dan mengancam akan mencari nara oleh karena itu saat nara mengatakan bahwa seorang lelaki muda menyukainya aku menyuruh nara untuk berpura-pura menerima cinta lelaki tersebut.."

His EX FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang