Chapter 4

362 41 6
                                    

Chanyeol menjaga minimarket hari ini, seperti biasanya. Dia sedang memasukkan botol-botol minuman kemasan ke dalam lemari pendingin. Dia menyusunnya dengan sangat rapi, meskipun terkadang botol-botol itu akan berantakan kembali kalau anak-anak datang dan memilih minuman. Itu tidak menjadi masalah. Baginya, melihat barang yang tersusun rapi memiliki kepuasan tersendiri. Lagipula, menyusun barang-barang adalah satu-satunya kegiatan yang bisa ia lakukan ketika tak ada pelanggan.

Lonceng di pintu masuk minimarket tiba-tiba berbunyi, menandakan bahwa ada seseorang yang datang. Dia menoleh ke belakang, berpikir bahwa itu adalah pelanggan pada awalnya. Tapi ternyata itu adalah sang ayah. Pria paruh baya itu berjalan ke arahnya. Dia pun kembali mengalihkan fokus kepada apa yang dilakukannya, tak begitu tertarik dengan pria itu.

"Bagaimana?"

"Apanya?" Chanyeol balik bertanya tanpa menoleh ke Junsik.

"Kau sudah menghubungi Sehun?"

Dia mengangguk. "Sudah."

"Dia setuju?"

Chanyeol menganggukkan kepalanya lagi. Ayahnya memang menyuruhnya untuk menghubungi Sehun kemarin, mengonfirmasikan kembali soal pergi ke acara reuni itu. Chanyeol tak bisa berbuat apa-apa selain menuruti kemauan ayahnya.

"Pulanglah dan ganti bajumu. Ajak dia pergi."

Dahi Chanyeol mengernyit. "Ke mana? Dia mungkin memiliki banyak pekerjaan."

"Makan malam atau apapun, terserah. Kau harus bisa mendapatkan hati Sehun, ingat itu. Kau ingin hidup kaya, bukan?"

Ingin rasanya Chanyeol menghempaskan botol kaca yang dipegangnya sekarang.

Saat tahu Sehun memiliki pekerjaan dengan gaji tinggi, Junsik seketika gencar menyuruh Chanyeol untuk mendekatinya. Pria itu memang sangat gila harta. Chanyeol sudah sangat muak. Mereka bukan keluarga miskin. Mereka punya usaha, sawah, hewan ternak. Itu semua sudah lebih dari cukup, terlebih untuk seseorang yang tinggal di desa. Apalagi yang diinginkannya?

"Kau harus berhasil mendekatinya. Ingat umurmu! Kau sudah hampir 30 tahun. Tidak akan ada yang menikahimu kalau kau tidak bergerak."

Hati Chanyeol terasa sangat sakit. Dulu dia sudah memiliki kekasih, tapi hubungan mereka tidak direstui karena kekasihnya 'hanya' bekerja sebagai kurir di kantor pos. Setelahnya, dia tak boleh lagi dekat dengan pria manapun, terlebih setelah kejadian itu. Sebenarnya, siapa yang membuatnya masih melajang hingga saat ini?

Lalu sekarang, dia disuruh mendekati Sehun, seseorang yang bahkan tidak ditemuinya selama bertahun-tahun. Mereka memang berteman dulu, tapi bukan berarti mereka bisa menjadi akrab secepat itu.

Chanyeol langsung pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya. Dia tak ingin berdebat tanpa ujung lagi dengan sang ayah. Dia merogoh saku celana dan mengambil ponselnya, melihat tanggal yang tertera di sana. Baru ia ingat bahwa di dekat desa mereka ada pasar malam yang akan diadakan selama beberapa minggu ke depan.

Dia menarik nafas dalam, lalu memberanikan diri untuk mengirim pesan kepada Sehun.

Sehun

Apa kau sibuk nanti malam?

Dia tak berharap Sehun akan membalas secepatnya. Jadi dia kembali berjalan menuju rumah. Hanya saja, belum ada sepuluh langkah, ponselnya pun berdering.

Tidak. Ada apa?

Sejujurnya Chanyeol sangat malu untuk mengajaknya pergi. Dia pasti akan terdengar begitu putus asa untuk mendapatkan perhatian Sehun. Tapi ayahnya...

Trapped In Silk // HunYeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang