Chapter 5

262 35 3
                                    

"Apa aku harus membeli mobil?"

Hwayeon yang sedang menonton drama di TV pun mengalihkan perhatian kepada putranya. Sehun sedang melihat-lihat ponselnya dengan jari yang bertopang di bibirnya. Dia tampak sedang berpikir keras.

"Tiba-tiba sekali."

"Aku hanya berpikir, akan sangat tidak efisien jika memakai taksi untuk pergi ke acara reuni nanti."

"Oh, jadi kau berencana membeli mobil karena Chanyeol?" tanya Hwayeon. "Lihatlah betapa dimabuk cintanya putra Oh Taejin ini. Ibu tahu kau menyukai Chanyeol sejak lama, tapi tidak Ibu sangka kau akan jadi seperti ini."

Sehun menatap Hwayeon. "Itu hanya alasan kesekian. Bukankah Ibu juga selalu ingin punya mobil dari dulu?"

"Kalau itu tentu saja. Jika kau memang punya uang, Ibu akan sangat mendukung. Ibu tidak mau tahu alasannya apa. Ibu juga sudah muak mendengar celotehan ibu-ibu desa jika kami sedang berkumpul." Hwayeon menggeleng-gelengkan kepalanya. "Anak Hwayeon sudah bertahun-tahun kerja di kota, tapi masih belum punya mobil juga. Pasti dia pulang karena tidak sukses di kota." Dia menirukan omongan orang-orang.

Sehun sudah tidak heran mendengar kalimat itu. Kepalanya bisa pecah kalau dia terus-terusan mendengarkan perkataan tetangganya. Pekerjaannya sudah cukup membuat pikiran dan dia tak mau menambahnya lagi.

Setelah meminta rekomendasi dari beberapa temannya, akhirnya beberapa hari kemudian Sehun pun membeli mobil pertamanya. Dia mengajak kedua orang tuanya untuk ikut pergi ke dealer mobil terdekat di kota mereka. Keduanya tampak sangat senang. Bahkan Hwayeon sudah tidak sabar untuk menaiki mobil tersebut. Tapi tentu saja mereka masih belum bisa membawanya pulang.

Orang-orang di desa sudah dipastikan menjadi sangat heboh ketika melihat sebuah mobil baru memasuki desa mereka. Mereka yang sedang bekerja di ladang pun menghentikan kegiatan mereka sembari memperhatikan mobil tersebut.

"Siapa yang membeli mobil?"

"Apa mungkin kepala desa?"

"Sepertinya begitu."

Tidak akan ada yang menyangka kalau yang membeli mobil baru itu adalah Sehun. Itu karena dia sendiri yang sudah mewanti-wanti orang tuanya agar tidak membicarakan soal ini kepada siapapun sampai mereka benar-benar membeli mobil itu. Akan lebih rumit nantinya kalau sudah bilang ke orang-orang tapi tidak jadi dilakukan.

Hanya butuh waktu beberapa jam sampai orang-orang akhirnya mengetahui siapa pemilik dari mobil baru itu. Tak terkecuali Junsik.

"Sehun baru saja membeli mobil baru," katanya pada Chanyeol yang sedang duduk di meja kasir.

Chanyeol hanya diam, tak ingin banyak berkomentar. Dia turut senang kalau memang itu benar, tapi dia tak perlu menunjukkannya pada sang ayah.

"Lihat itu. Sehun memiliki uang yang banyak. Tidak ada alasan untukmu mundur. Alpha yang memiliki uang bisa dengan bebas memilih omeganya, jadi kau harus berusaha lebih keras lagi. Jangan sampai dia berpaling darimu."

Sampai kapan mereka akan membicarakan ini? Cukup satu-dua kali dia diberitahu. Dia tahu apa yang harus dilakukannya. Junsik tak perlu selalu mendiktenya.

Dalam hatinya Chanyeol mendecih. Dulu Junsik pernah mengatakan bahwa dia seperti jalang karena menggoda alpha lain. Tapi sekarang, apa bedanya dia dengan jalang yang dikatakannya? Mendekati seorang alpha agar mau menikahinya hanya karena dia kaya, apa itu bukan perbuatan jalang? Chanyeol merasa jijik pada dirinya sendiri karena melakukan itu. Dia juga benci dirinya yang hanya bisa berteriak di dalam hati, tak berani untuk melawan sang ayah.

"Kau dengar aku tidak?"

"Iya, Ayah," jawabnya.

"Ini bukan hal main-main, Chanyeol. Tak ada alpha yang mau menikahimu karena hal bodoh yang kau lakukan dengan bajingan itu! Hanya Sehun harapanmu satu-satunya. Kalau kau gagal mendapatkannya, kau akan membuatku lebih malu lagi! Tidak puas kau selalu dijadikan bahan omongan orang-orang karena tak kunjung menikah?" Junsik membentak Chanyeol. Wajahnya sangat merah, menunjukkan bahwa dia benar-benar emosi sekarang.

Trapped In Silk // HunYeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang