Chapter 16

203 23 16
                                    

Chanyeol sudah sedikit baikan sehari setelahnya. Dia membantu Hwayeon memasak sarapan di dapur, meskipun wanita itu bersikeras agar dia beristirahat saja. Tapi Chanyeol pun sama keras kepalanya. Dia hanya merasa tidak enak kalau menumpang di rumah orang tanpa melakukan pekerjaan apapun.

Setelah sarapan, Hwayeon menyuruh Chanyeol untuk kembali ke kamar dan beristirahat. Kali ini Chanyeol menurut saja, tak ingin imunnya drop lagi. Dia pun pergi ke kamar Sehun yang sudah ditempatinya selama 2 hari terakhir. Dia duduk di tepi ranjang, namun pikirannya melayang kemana-mana.

Chanyeol tidak tahu sampai kapan dia akan menginap di sini. Dia tak ingin merepotkan keluarga Oh lebih lama lagi. Cepat atau lambat, dia harus kembali ke rumah. Tapi Chanyeol tak ingin kembali ke rumah. Meskipun hatinya masih bimbang, dia tahu bahwa dia tak bisa lagi tinggal dengan sang ayah. Semua harus berakhir sampai di sini. Dia tak ingin hidupnya diatur-atur lagi.

Dia berusaha memahami perasaannya sendiri. Mungkin, dulu dia tak berani untuk pergi bukan semata-mata karena tak ingin meninggalkan ayahnya sendirian. Mungkin karena dia merasa takut. Dia takut akan masa depan yang tak pasti. Tak ada perlindungan dari siapapun. Sedangkan tinggal bersama ayahnya, meskipun itu menyakitkan, setidaknya dia tak perlu khawatir akan makan apa dia besok.

Dan mungkin juga, dulu Chanyeol tak punya sesuatu untuk diperjuangkan. Ia terkesan hidup pasrah dan mengalir selama beberapa tahun terakhir. Namun sekarang, Chanyeol sudah memiliki Sehun. Dia tak mau membayangkan masa depan tanpa lelaki itu. Dia tidak bisa.

Chanyeol menghela nafas berat. Dia harus membuat rencana secepatnya. Dia tak boleh berada di sini lebih lama lagi. Selain merepotkan keluarga Oh, ayahnya juga cepat atau lambat akan datang dan memaksanya pulang.

Satu-satunya orang yang bisa menolongnya (selain keluarga Oh, tentu saja), adalah Yoora, kakak kandungnya. Meskipun dia tak ingin merepotkan sang kakak dan kakak ipar, dia tak punya pilihan lain. Mungkin dia bisa tinggal bersama Yoora untuk sementara waktu sembari mencari pekerjaan di kota.

Membayangkan hal itu saja membuat Chanyeol berkeringat dingin. Mencari kerja di kota besar tidaklah mudah. Apalagi dia hanya lulusan SMA. Meskipun dia memiliki pengalaman kerja kurang lebih 4 tahun, itu tidak menjadi jaminan.

Soal pekerjaan, meskipun menakutkan, sebenarnya Chanyeol tidak begitu khawatir. Dia tak masalah bekerja di restoran atau semacamnya. Yang jadi pertimbangan terbesarnya adalah bahwa dia harus berpisah dengan Sehun untuk sementara waktu. Sangat ironis, mengingat pria itu baru saja pindah dari kota besar dan kembali ke desa, tapi sekarang Chanyeol yang ingin pergi ke kota.

Apa dia bisa berpisah dengan Sehun, meskipun hanya sementara?

Lagi-lagi Chanyeol menghela nafasnya. Itu adalah satu-satunya cara untuk dia pergi dari desa ini, dan menghindari perjodohan konyol dari ayahnya.

***

Keluarga Oh dan Chanyeol baru saja selesai makan malam. Setelah membantu mencuci piring, Chanyeol pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sebelum tidur.

Dia meminjam pakaian Sehun seharian ini. Meskipun tak ada yang beda dari bajunya, rasanya tetap sangat aneh. Entah mengapa Chanyeol merasa terlindungi ketika memakai kaos dan celana panjang ini. Mungkin karena baju-baju ini penuh dengan aroma Sehun, sehingga dia selalu merasa dekat dengannya.

Chanyeol masuk ke kamar dan bersiap untuk tidur. Dia duduk di ranjang sebentar, sembari memperhatikan sekelilingnya. Dia tersenyum kecil ketika melihat sebuah figura yang terpajang di dinding, yang entah mengapa baru saja dilihatnya.

Itu adalah Sehun saat masih kecil. Mungkin usianya sekitar 12 tahun. Dia tersenyum lebar dengan sebuah piala di tangannya. Tanpa sadar Chanyeol pun ikut tersenyum. Manis sekali melihat fakta bahwa Sehun masih memajang foto masa kecilnya.

Trapped In Silk // HunYeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang