Sebelum memulai aktivitas harinya, Sehun biasanya lari pagi. Hal yang menjadi favoritnya saat lari pagi di desa tentu saja alam yang lebih asri. Setidaknya paru-parunya tidak menghirup asap kendaraan berlebih seperti di kota dulu. Kalaupun ada mobil bak terbuka yang mengangkut sayur atau ternak yang lewat, itu masih bisa diatasinya.
"Sehun!"
Sehun yang sedang berlari lantas menghentikan gerakannya ketika mendengar namanya dipanggil. Ia menoleh ke belakang dan melihat Junsik berjalan ke arahnya.
"Paman," sapanya. "Paman dari mana?"
"Habis mengambil sayuran di kebun," jawabnya sambil mengangkat tas jerami berisi sayur-sayuran. "Kau mau singgah ke rumahku? Kita mengobrol sebentar."
Sehun pun menuruti ajakan Junsik. Sebenarnya dia masih kesal jika mengingat apa saja yang telah dilakukan pria itu pada Chanyeol. Tapi dia menepis segala pikiran buruk di kepalanya. Bagaimanapun juga, dia harus bersikap sopan kepada yang lebih tua.
"Duduklah," kata Junsik dengan senyum sumringah setelah mereka sampai di rumah pria itu. Mereka berdua duduk di teras rumah.
"Chanyeol!" Junsik memanggil anaknya.
Selang beberapa detik Chanyeol keluar dari rumah. Dia tampak terkejut ketika melihat Sehun ada di sana bersama ayahnya.
"Buatkan kopi dua gelas."
"Baik, Ayah," jawabnya singkat. Dia langsung masuk ke dalam rumah tanpa melihat Sehun lagi.
"Jadi, Sehun, bagaimana setelah kembali ke desa?" Tanya Junsik, memulai percakapan mereka.
"Begitulah, Paman. Aku senang bisa berkumpul kembali dengan orang tuaku."
"Apa tidak sulit meninggalkan kehidupan kota? Aku yakin di sana jauh lebih enak daripada di sini. Desa kita tidak ada apa-apa."
"Tidak juga. Bagaimanapun juga aku lahir dan dibesarkan di sini," jawab Sehun sekedarnya.
Junsik mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia menghidupkan rokok yang terselip di mulutnya. "Kau tidak punya pacar di sana, memangnya?"
Sehun tertawa kecil. "Tidak."
"Jangan mau kalah dengan anak-anak zaman sekarang, Sehun. Bocah SD saja sudah berpacaran," ujar Junsik sembari terkekeh. "Jadi, bagaimana pekerjaan barumu?"
Sehun baru mulai kerja kemarin, jadi dia masih belum bisa mengambil banyak kesimpulan. "Sejauh ini masih sama seperti pekerjaan lamaku. Bedanya aku bekerja dari rumah, tidak di kantor seperti dulu."
Pria paruh baya itu mengangguk-angguk. "Gajinya tetap sama?"
Sebenarnya, gajinya yang sekarang jauh lebih tinggi dari pekerjaan lamanya. Tapi dia mengiyakan saja perkataan Junsik itu, tak ingin berbicara soal ini terlalu jauh.
"Kau sangat beruntung, berarti," kata Junsik sambil tertawa.
Mereka masih mengobrol selama beberapa saat sampai akhirnya Chanyeol keluar dari rumah dengan membawa dua gelas kopi dan setoples kue kering di atas nampan.
"Kudengar akan ada acara reuni di SMA kalian."
"Ya Paman. Aku juga sudah mendengarnya."
"Ajaklah Chanyeol pergi. Dia tidak pernah mau untuk pergi ke acara reuni."
Chanyeol yang sedang meletakkan cangkir ke atas meja pun lantas menatap ayahnya heran, lalu melirik Sehun sekilas. Sehun juga sama herannya. Bukankah Chanyeol mengatakan bahwa Junsik yang tak mengizinkannya untuk pergi? Lalu kenapa sekarang dia yang menyuruh mereka untuk pergi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Silk // HunYeol
RomansaSutra memang tampak indah jika dipandang dengan mata telanjang. Begitu pula dengan Chanyeol. Dia tampak cantik selayaknya seorang omega. Sedikit yang tahu bagaimana terkekangnya ia ketika berada di rumah. - 🌺 HunYeol 🌺 Top!Sehun Bot!Chanyeol 🌺 Om...