Chapter 11

199 24 6
                                    

Lonceng yang berada di pintu masuk minimarket berbunyi. Chanyeol pun mengarahkan pandangannya ke sana untuk melihat siapa yang datang. Dia tersenyum saat melihat Sehun masuk. Tapi lelaki itu tak berjalan ke arahnya untuk mengambil minuman, seperti biasa. Chanyeol masih melihat-lihat apa yang dilakukan pria itu.

Tak berapa lama Sehun kembali dengan membawa dua cup ramen. Chanyeol menatap benda itu dan Sehun secara bergantian.

"Ramen date?" tanya Sehun sambil tersenyum.

Mereka berdua pun sekarang duduk di meja khusus yang disediakan di dalam minimarket. Sehun meniup ramen yang masih panas itu dan segera melahapnya. Chanyeol sendiri masih mengaduk-aduk ramen miliknya. Tapi matanya menatap ke arah Sehun.

Ini kali pertama mereka bertemu sejak Sehun menyatakan perasaannya seminggu yang lalu. Mereka tetap berhubungan lewat ponsel, tentu saja.

"Kau tampak lapar sekali," gumam Chanyeol yang sedari tadi memperhatikannya.

Sehun melirik ke arahnya sekilas. Dia menelan makanannya sebelum berbicara.

"Aku belum makan dari tadi malam," jawabnya. "Pekerjaanku benar-benar gila."

Sehun sangat jarang mengeluh soal pekerjaan. Tapi Chanyeol mengerti rasanya dikejar oleh deadline. Makan pun tidak akan sempat.

"Tidakkah Bibi Hwa marah kalau kau makan ramen alih-alih masakannya?" tanya Chanyeol sambil tersenyum jahil.

"Masih ada ruang untuk masakan Ibu," jawab Sehun.

Chanyeol tertawa pelan, kemudian menyantap ramennya sendiri, tak ingin makanannya menganggur dan jadi dingin. Sebenarnya, dia baru saja makan siang satu jam yang lalu, jadi dia masih sedikit kenyang. Tapi mana mungkin dia menolak ajakan Sehun, kan?

Mereka tak banyak bicara karena Sehun tampak begitu sibuk dengan makanannya. Tak berapa lama alpha itu selesai makan sebelum Chanyeol menghabiskan makanannya. Dia meminum kopi kemasan yang tadi juga dibelinya.

"Kau begadang semalaman?" tanya Chanyeol.

Sehun mengangguk. "Kupikir setelah bekerja di perusahaan yang baru ini jam kerjaku akan lebih teratur, ternyata lebih parah," jawabnya. "Semua ada harganya, kan? Syukurlah aku bisa libur 3 hari ke depan."

"Kau tidak mengantuk?"

"Aku sudah tidur beberapa jam tadi. Aku langsung ke sini setelah bangun."

Lonceng pintu berbunyi. Chanyeol berdiri dari duduknya dan berjalan ke meja kasir untuk melayani pelanggan. Sedangkan Sehun sibuk memperhatikannya. Tanpa sadar ia tersenyum melihat Chanyeol yang begitu ramah melayani pelanggan. Dia merasa sangat beruntung bisa mendapatkan omega itu sebagai kekasihnya.

"Apa kau rindu bekerja kembali di kantor?" tanya Sehun setelah Chanyeol duduk di sampingnya kembali.

Chanyeol menghela nafas. Kalau dibilang rindu, sebenarnya tidak juga. Bekerja di kantor pun melelahkan. Tapi, kalau dibandingkan, rasanya lebih baik fisik yang lelah dibandingkan batin yang lelah.

"Kadang aku rindu dengan suasananya, terlebih saat jam istirahat. Aku bisa mengobrol dengan teman-teman kantor. Karyawan di bagianku tidak banyak, jadi kami sangat dekat," jawabnya. "Sekarang, aku merasa kesepian. Tidak ada orang yang bisa diajak bicara. Kalau kau tidak berkunjung hari ini, mungkin tenggorokanku akan kering karena terlalu banyak diam," lanjut Chanyeol sembari tertawa kecil, mencoba untuk bercanda agar suasana tak begitu serius.

Sudah tiga tahun sejak Chanyeol resign dari pekerjaan terakhirnya di kantor. Sejak saat itu pula dia hanya menjaga minimarket setiap harinya bergantian dengan sang ayah.

Trapped In Silk // HunYeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang