Chapter 6

220 33 8
                                    

Pakaian yang Yoora kirimkan padanya tiba tiga hari kemudian. Chanyeol harus mengambil sendiri paket tersebut ke kantor pos terdekat karena dia tak mau mengambil resiko ketahuan oleh sang ayah. Dia harus menunggu ayahnya pergi ke minimarket agar dia bisa pergi diam-diam.

Chanyeol pergi dengan mengendarai sepeda karena kantor pos berada cukup jauh di luar desa mereka. Sekitar 20 menit kemudian, dia pun tiba di kantor pos tersebut.

"Aku ingin mengambil paket atas nama Park Chanyeol," katanya pada penjaga loket.

Setelah mendapatkan paketnya, Chanyeol pun berniat untuk langsung pulang. Tapi dia tidak sengaja berpapasan dengan seseorang dengan seragam kantor pos, lengkap dengan topi dan tas selempang. Jantungnya berdegup lebih kencang ketika melihat wajah lelaki itu.

Itu adalah Seonwoo, mantan kekasihnya yang memang bekerja di sini. Mereka berdua bertatapan satu sama lain. Sudah bertahun-tahun sejak terakhir mereka bertemu.

"Chanyeol," sapa Seonwoo setelah berhasil mengatasi rasa terkejutnya. "Kau sedang apa di sini?"

"Mengambil paket," jawab Chanyeol singkat. "Kau baru selesai mengantar barang?" tanyanya, sekedar basa-basi.

"Iya," jawab Seonwoo. Dia seperti ingin melanjutkan bicara, tapi dia tampak ragu-ragu.

Tak ingin berada di situasi canggung lebih lama lagi, Chanyeol pun segera pamit pulang dengan alasan masih ada pekerjaan di rumah. Dengan tergesa dia berjalan menuju tempat sepedanya diparkirkan.

"Chanyeol."

Dia menoleh ketika namanya dipanggil. Seonwoo berjalan ke arahnya. Dia menunggu apa yang akan dikatakan oleh lelaki itu.

"Aku sangat senang bisa melihatmu lagi."

Chanyeol tersenyum tipis, meskipun jantungnya berdetak tidak karuan.

"Aku juga."

Seonwoo kembali diam. Beberapa saat kemudian dia pun berbicara lagi.

"Apa aku boleh memberitahumu sesuatu?"

"Tentu."

"Aku.. aku akan menikah dua bulan lagi."

Chanyeol diam sejenak ketika mendengar itu. Ada rasa syok dalam dirinya. Dia tahu berita ini akan tiba cepat atau lambat, tapi rasanya tetap saja sangat mengejutkan.

"Benarkah? Selamat." Dia mencoba untuk tersenyum, meskipun dirinya benar-benar tidak bahagia sekarang. "Dia pasti sangat beruntung mendapatkan lelaki sepertimu."

Chanyeol sangat ingin tahu, siapa seseorang yang beruntung itu. Seharusnya itu adalah dirinya. Andai saja takdir tidak begitu kejam pada mereka.

Raut wajah Seonwoo tak bisa diartikan. Jelas dia mengatakan berita tadi bukan untuk berbagi kebahagiaan. Chanyeol juga tidak mengerti apa motif sebenarnya. Dia menolak untuk percaya bahwa Seonwoo mungkin masih memiliki rasa untuknya.

'Tolong jangan undang aku.' Kalimat itu Chanyeol ucapkan terus-menerus dalam hatinya. Dia benar-benar tidak ingin pergi ke pesta pernikahan seseorang yang masih dicintainya.

Mata Seonwoo kini tertuju pada jemari Chanyeol. Jari-jari itu tampak kosong, tanpa ada satupun cincin yang menghiasinya.

"Kuharap kau juga akan menyusul secepatnya," ujar Seonwoo sembari tersenyum tipis.

"Terima kasih." Chanyeol balas tersenyum, sama tidak tulusnya. Dia pun merasa bahwa ini kesempatan yang bagus untuk mengalihkan pembicaraan dan pulang. "Aku pulang dulu, kalau begitu. Ayahku akan mencariku kalau pergi terlalu lama."

Seonwoo mengangguk. Matanya masih memperhatikan Chanyeol yang perlahan mengayuh sepedanya keluar dari pekarangan kantor pos.

Hati Chanyeol terasa begitu campur aduk saat di jalan. Dia benar-benar tidak bisa fokus. Dia hanya ingin cepat sampai di rumah dan mengunci dirinya dalam kamar.

Trapped In Silk // HunYeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang