UNFORTUNATELY -11-

123 20 4
                                    

-GITA-

Dari termpat ku saat ini berdiri–di sudut dalam hall megah ini, aku bisa melihat teman-temanku, Sabrina, Maya, dan Astrid, sedang asyik berbicara dengan beberapa geng Kacong–geng pentolan semasa SMA karena seluruh anggotamya merupakan cowok-cowok pentolan sekolah dimasanya.

Zhaki merupakan salah satu anggota geng mereka. Bisa dibilang saat itu dia juga merupakan salah satu yang di kagumi di sekolah dan memiliki banyak penggemar termasuk aku di dalamnya. Tapi, selama itu juga aku hanya berperan sebagai pengagum rahasia yang hanya bisa menggaumi dari jauh— kalau kata orang-orang, dan tanpa ada satupun orang yang mengetahuinya hingga sampai saat ini. Bahkan interaksi ku dengannya bisa terhitung jarang sekali. Tapi, aku tidak masalah akan hal itu karena pada akhirnya aku bisa melupakannya.

Aku mendesah lelah menunggu waktu yang berjalan sangat lama malam ini. Memang setelah sesi foto berasama dan memberikan selamat pada kedua mempelai selesai, aku memilih menghindar dari seluruh teman angkatan ku yang hadir malam ini.

Karena tidak menemukan tempat duduk tersisa, aku hanya bisa berdiri bersandar pada tembok sambil menikmati alat musik sexophone yang sedang mengalunkan lagu lagu wajib di setiap acara pernikahan atau resepsi, You Are The reason. Ditemani aroma soto betawi yang stannya cukup ramai oleh para tamu undangan, dan tepat stan tersebut berada di dalam sudut hall yang megah ini.

Ketimbang harus berada ditengah kerumunan manusia yang sedang membicarakan banyak hal tentang masa lalu saat SMA namun tak banyak yang ku ketahui atau tidak sama sekali. Lalu hanya bisa terdiam dan merasa canggung sampai terlihat harus berpura-pura nyaman diantara mereka. Sungguh! Itu merupakan salah satu hal yang paling menyebalkan dan paling melelahkan di dunia.

Di tengah keterdiaman ku mengamati beberapa tamu undangan yang hadir, ponselku bergetar pendek. Aku membuka clutchku, lalu mengecek ponselku. Ternyata sebuah pesan dari Eksa.

Eksafa :
(Sending a picture)
Sangkyu bro☺️

    Regita :
Okeii

Eksafa :
Udah di rumah nyokap?

    Regita :
(Sending a picture)

Eksafa :
Lah, jadi ikut kondangan?

    Regita :
     Iyaa:((

"Gita?"

Seseorang memanggil dan menghampiri ku. Saat itu juga aku langsung me-lock ponsel.

"Lho, Bang Radit?" Tanyaku terheran.

"Yoi. Kok lo bisa disini?"

Aku mengarahkan dagu ke arah mempelai pria. "Cowok yang punya hajatan itu temen angkatan gue pas SMA. Bang Radit sendiri ngapain? Kok lucu sih kita bisa ketemu di sini."

Kami tertawa bersama karena tidak pernah terpikir sebelumnya bahwa kami bisa bertemu di tempat dan suasana seperti ini.

"Tuh! gue nemenin dia." Bang Radit menunjuk cewek yang mengenakan gaun berwarna peach serta memiliki wajah ras Chinese yang sedang mengantri mengambil makanan.

"Ohhhh... jadi ini nih yang di ceritain kemarin?" Godaku sambil menaik turunkan alis.

Bang Radit membalas dengan cengiran lebar tanda salah tingkah. "doain aja lah, Git."

"Gue udah sering doain ya, tapi lo nya aja gak pernah serius, bang. Gimana mau manjur coba?"

"Ye, bisa aja lo. Oh, ya gue juga gak nyangka bisa ketemu lo disini. Tadinya gue ragu itu bukan lo, soalnya lo keliatan beda aja malem ini. Tapi, seteletah gue perhatiin, ternyata gue makin yakin kalau yang demen mojok sambil diem aja itu pasti lo."

UNFORTUNATELYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang