✨Kado untuk 1K✨
***
-GITA-
"Gitaaa."
Aku menolehkan kepala kearah seseorang yang baru saja memanggil nama ku dengan lantang. Begitu melihat siapa yang memanggil, aku langsung mendengus.
"Nih, sate kelapa lo." Sabrina datang dengan senyum merekah sambil menyerahalan kotak makan berisi sate kelapa favoritku begitu ia tiba di mejaku.
"Thank's," ucap ku singkat lalu kembali berkutat dengan pekerjaanku.
Sabrina ternyata tidak langsung pergi. Wanita itu malah meperhatikan ku dengan tangannya yang terlipat didada. Menyadari hal tersebut aku kembali menatapnya dengan alis bertaut. "Apa?"
"Lo gak mau makan bareng?"
"Hah apaan? Lo gak ikhlas ngasi ini sate kelapanya ke gue?" Sungut ku sambil memeluk kotak bekal pemberiannya seolah wanita itu akan mengambilnya kembali.
Sabrina berdecak kesal. "kok jadi sate kelapa sih? Ini gue nungguhin lo, mau makan siang bareng enggak?"
"Oh, kirain ..." aku meringis sambil berangsur melepaskan kotak bekal dari dekapan ku. "Enggak deh, gue mau makan disini aja," sambung ku.
Bukanya pergi setelah mendengar jawban ku, Sabrina malah mengambil kursi kosong dari kubikel lain lalu membawanya untuk ia duduki di sebelah ku.
"Otak lo kayanya lagi konslet, deh. Kenapa lo?" Todong Sabrina.
Aku langsung menyahut, "apanya yang kenapa?"
Sabrina berdecak lagi. "Malah balik nanya. Nih, ya, gue gak mau nanya kenapa lo tiba-tiba bisa ngilang di acara kawinannya si Dzaki. Karena gue tau 'pangeran berkuda' lo pasti dateng buat jemput lo." Sabrina menjeda kalimatnya untuk memajukan kursinya agar semakin mendekat pada ku dan mengubah nada suaranya menjadi serius. "Yang jadi pertanyaan gue adalah ... setelahnya, ada kejadian apa anatara lo berdua?"
Aku membasahi bibir ku terlebih dahulu sebelum menjawab. "Gak ada. Emang ada apaan?"
"Halah, udah deh, gue kenal lo ga cuma tiga-empat tahun ini. Gak usah–" Sabrina menghentikan ucapannya ketika ponsel miliknya bergetar panjang.
Sembari menunggunya menerima telfon tanpa beranjak sedikit pun dari tempatnya, aku memilih untuk melanjutkan pekerjaanku.
"Okay, abis ini aku turun. Bye .."
"Damar?" Tanyaku setelah mendengar Sabrina menutup telfonnya.
"Iya, dia mau ajak makan siang bareng."
"Gitu, lo mau ngajakin gue!" Sungutku tanpa mengalihkan pandangan dari layar leptop.
"Halah, biasa juga jadi nyamuk gak pernah protes asal ditraktir lo."
Aku membalasnya dengan sebuah cengiran. Lalu wanita itu bangkit dari duduknya. "Udah lah. Gue mau cabut dulu."
Sebelum benar-benar pergi, Sabrina mendekat lagi dan memicingkan matanya pada ku. "Oh ya, lo utang cerita sama gue." Lalu ia kembali tersenyum dan meninggalkan ku.
Aku mengikuti punggungnya pergi sampai hilang di belokan. Bertepatan dengan itu muncul satu notifikasi dari ponselku
Bang Radit :
✨You're inviting✨
Grand Opening
Sudut TEMU coffee

KAMU SEDANG MEMBACA
UNFORTUNATELY
Ficção GeralDalam hidup Gita, dia tidak pernah menyangka bisa bersahabat dengan Eksa, seorang public figure, selama lebih dari 15 tahun. 'Sayangnya', dikelilingi banyak penggemar wanita dan selalu menjadi sorotan kamera membuat Gita sedikit ngeri dan muak denga...