REC-20

6.6K 826 134
                                    

Surabaya, Indonesia.





"Mau pop in ke Tunjungan Plaza dulu, nggak, Ya?" tanya Aline begitu ia dan Tya memasuki lift.

Tya yang sejak tadi terlihat tenang mengikuti Aline, mendadak terlihat cemas dan salah tingkah. "Begini, Bu... I already have a tryst set up with someone." Sambil meringis, Tya berujar menolak ajakan Aline.

Takut-takut, Tya mencoba melirik Aline lewat ujung matanya, dan menemukan Aline yang mengangguk santai. "Take it easy, Ya. Actually, I want to take you out for dinner." Wanita itu melihat sebentar jam tangannya, "tapi, kalau kamu sudah ada janji dulu, ya, nggak apa-apa." Ia lalu mengulas senyum, menatap Tya.

"Kebetulan, Bu, saya janji ketemuannya di Tunjungan Plaza." Pintu lift terbuka, Tya membiarkan Aline lebih dulu keluar, sebelum ia mengikuti di belakangnya. "Kalau Ibu Aline masih tertarik buat dinner di sana, bisa bareng ke sananya sama saya sekalian." Tya memberi penawaran, ketika langkahnya sudah menyamai langkah Aline.

Selagi memikirkan tawaran Tya, mata Aline tidak lepas memandang penjuru lobby Pakuwon Tower yang masih ramai.

Kedatangannya bersama Tya ke sini, merupakan kunjungan pertamanya ke Urban Radio—salah satu radio yang Tya rekomendasikan untuk menjadi rekanan penempatan promosi iklan bagi Primland Surabaya.

Reni memang belum memberikan konfirmasi apa pun mengenai kejelasan tentang promosi iklan radio yang ia usung, tapi Tya—yang sejak awal menjanjikan akan memberikan Aline daftar radio potensial—benar-benar menepati janjinya dengan memberikan list tersebut kepadanya kemarin.

Tidak ada salahnya bersiap-bersiap lebih dulu, kan? Begitu pikir Aline saat meminta Tya untuk menghubungi pihak Urban Radio, mengatur waktu yang tepat agar pihaknya bisa bertemu untuk membicarakan promosi iklan yang kemungkinan besar akan Aline percayakan pada salah satu radio terkenal di Surabaya itu.

"Boleh, deh." Akhirnya Aline menjawab begitu langkah keduanya hanya berjarak sedikit dengan pintu keluar tower.

Karena jarak Tunjungan Plaza yang sangat dekat dengan Pakuwon Tower, Aline dan Tya memutuskan berjalan kaki saja. Di sepanjang perjalanan, Aline dan Tya banyak membahas mengenai hasil pertemuan keduanya dengan pihak Urban Radio tadi, sekaligus berdiskusi sedikit soal jenis iklan yang akan digunakan di sana, sampai ke 'teman spesial' yang akan Tya temui nanti.

"Pacar kamu udah sampai belum?" Aline mengangguk-angguk kecil, menahan geli saat mendapati raut malu-malu yang ditunjukkan Tya.

"Harusnya, sih, sudah," jawabnya, masih tersipu.

Sejuknya air conditioner menyapa tubuh keduanya, begitu sliding door di lobby utama Tunjungan Plaza terbuka.

"Kamu janjiannya di mana, Ya?" Sembari melempar pandangan ke arah outlet high brand yang ia lewati, Aline bertanya.

Mengeluarkan handphone, Tya terlihat seperti tengah memeriksa sesuatu. "Di Marugame, Bu. Kalau Ibu Aline sendiri, ini mau ke mana?" Setelah mengutak-atik sebentar handphonennya, tatapan Tya kembali mengarah ke Aline.

"Marugame, ya? Berarti di lantai atas, food court." Mengingat Aline yang memang seringkali bolak-balik Jakarta-Surabaya beberapa tahun lalu, dan kegiatan favoritnya adalah shopping—tidak terlalu mengejutkan saat tahu wanita itu begitu hapal dengan denah beberapa mall besar di Surabaya. "Saya kayaknya mau ke Salad Stop aja, deh, Ya," putusnya, lalu menghentikan langkah.

Membersamai Aline, Tya yang sejak tadi menyamakan langkah juga turut berhenti. "Ibu Aline tahu tempatnya, nggak?" Aline mengangguk sekali. "Berarti kita pisah di sini, ya, Bu?"

Ia menepuk lengan Tya pelan, "yup. Enjoy your date, ya, Ya."

Tya terlihat tersipu, meski ia tertawa juga. "Enjoy your dinner too, Bu." Aline menganggukan kepalanya.

RECONNECTED (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang