Hidup diantara 3 bersaudara Jung, membuat hidup Nana terombang-ambing karena harus menahan gejolak rasa yang selalu datang tiba-tiba. Belum lagi, kala mereka bertiga bersatu untuk menyenangkan hatinya. Ini kisah Nana, yang penuh cerita diantara 3 an...
"Ini Nana. Dia seumuran Jeno. Kalian harus baik-baik sama Nana ya?"
Ketiga anak lelaki itu mengangguk semangat, merasa senang karena akhirnya setelah sekian lama hidup bertiga, akhirnya mereka memiliki saudara baru. Sekalipun saudara nya ini tidak dilahirkan langsung —seperti mereka— dari rahim sang dadda.
"Kalian harus dengarkan dadda, kalian tidak boleh memperlakukan Nana seperti kalian memperlakukan saudara kalian."
Yang termuda disana menggaruk kepala, tidak paham arah bicara dari sang dadda.
"Eomma, aku tidak paham!"
"Dadda! Panggil aku dadda."
Lalu ketiga anak itu saling melirik iseng kemudian berkata, "eomma!"
"Iya, terserah kalian bertiga saja. Yang penting ingat, Nana sama seperti eomma. Jadi, kalian tidak boleh berlaku kasar, keras dan semena-mena terhadap Nana."
Anak yang memiliki mata paling sipit disana kemudian mendekat, melihat Nana dengan pandangan kagum.
"Nana.. seperti eomma? Bisa melahirkan?" Taeyong hanya mendengus kemudian mengangguk.
"Halo Nana! Namaku Jeno. Jung Jeno."
"Aku Mark! Aku yang paling tua! Jadi kalau ada apa-apa kau bisa memanggilku, oke?"
"Aniya. Aku hyung. Panggil aku Mark hyung. Tidak ada hyung lain. Hanya Mark hyung."
Nana kemudian mangut-mangut, "Mark hyung?"
"Betul! Kalau yang lain cukup panggil namanya saja. Ini Jeno, dan itu Sungchan. Sungchan yang termuda disini."
Jeno kemudian merengut, sebal.
"Panggil aku juga hyung! Jeno hyung! Aku lahir di bulan April."
"Mwoya, eomma bilang kau seumuran dengan Nana. Jangan panggil dia hyung."
"Nana.. hyung?" Sungchan yang baru saja memanggilnya membuat Nana tersenyum sangat lebar. Membuat ketiga anak laki-laki yang disana mematung, terpana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sungchanie!"
Mendengar pekikan nyaring dari Nana, membuat ketiga anak lelaki yang ada disana merasa gemas. Jeno kemudian memegang dadanya.
"Apa aku masih hidup? Hyung, kenapa jantungku berdetak sangat cepat..?" Mark dengan kekosongan dari tatapannya hanya menggeleng pelan.
"Tidak, Jeno. Aku.. aku juga. Jantungku, jantungku rasanya mau copot."
Lain halnya dengan Sungchan, yang sedari tadi mendapat tatapan, senyuman serta perhatian dari Nana, ia tidak hanya merasakan jantungnya yang berdetak lebih kencang. Namun juga..
"Sungchanie! Kau mimisan!"
Tolong tabahkan Taeyong yang akan mengurus mereka kedepannya.
***
Heyhoooo gimana gimana gimana wkwkwkwk!! Berapa lama waktu yang kalian butuhin untuk nemu story ini 😂