Nana sendiri harus berperang batin untuk menemukan jawaban dari pertanyaan Jeno. Ia penasaran? Tentu saja. Apalagi hari pertamanya datang, Mark bilang ingin melakukan hal yang sama padanya. Dan karena saat itu terganggu dengan kehadiran Taeyong, apakah ini saat yang tepat bagi Nana untuk tau kebenaran dari kuda-kudaan?
Tapi—mungkin tidak. Ia kebelet, sangat. Rasanya sudah diujung. Akhirnya, ia menggeleng kecil sambil sedikit menunjukkan ekspresi kebeletnya pada Jeno. Jeno yang paham langsung mengarahkan Nana menuju kamar mandi. Ia bahkan berdiri di depan pintunya, menjaga Nana nya di dalam.
Tak butuh waktu lama untuk Nana menyelesaikan urusannya di kamar mandi. Ia kembali menautkan tangannya pada Jeno saat berjalan kembali ke kamar. Saat tak sengaja melewati ruang tengah, Nana tidak lagi melihat maupun mendengar suaran desisan yang tadi berhasil ia tangkap.
Mungkin mereka kelelahan bermain dan memutuskan untuk istirahat? Kan ini sudah tengah malam. Nana punya pikiran yang sangat positif bukan?
"Ayo kita tidur lagi.."
***
Keesokan paginya, tak ada yang aneh. Semuanya berjalan seperti biasanya. Anak-anak dibangunkan pukul tujuh dan digiring Jaehyun untuk berolahraga kecil di pagi hari. Meskipun dengan wajah-wajah kusut serta penuh kantuk dari keempat anak itu, mereka tetap mengikuti instruksi yang diberikan Jaehyun.
Cukup lama Jaehyun memeragakan beberapa gerakan untuk memandu anak-anaknya sampai akhirnya dia pun menutuskan untuk beristirahat. Taeyong yang baru selesai memasak sarapan hanya terkikik geli memandang ketiga anaknya yang wajahnya semakin asam.
"Bubu.."
"Oh? Nana? Kenapa sayang?" Taeyong segera membungkuk dan mengelap seluruh keringat milik anak dari sahabatnya itu. Awalnya, Nana tidak diikutsertakan dalam olahraga pagi ini, tapi karena ancaman ketiga anak Jung itu kalau-kalau Nana tidak ikut, maka mereka juga tidak ikut.
Taeyong mengenggam tangan kecil milik Nana dan menuntunnya untuk berjalan ke dapur. Ia menyerahkan segelas susu putih pada sang anak yang langsung diterima dengan bahagia.
"Nana capek?"
"Aniyo. Nana mau bertanya sesuatu kepada Bubu!"
"Apa itu? Bubu akan menjawabnya."
"Eung, apa Bubu ingat waktu hari pertama Nana kesini, Mark hyung bilang mau bermain kuda-kudaan pada Nana seperti yang Bubu dan Papa lakukan di malam hari? Kemarin malam.. Nana ingin pipis dan ditemani Jeno ke kamar mandi tapi kami melihat Bubu dan Papa sedang bermain kuda-kudaan.. Kenapa mainnya tengah malam? Apa Bubu tidak mengantuk?"
Mata bulat Taeyong rasanya mau meloncat keluar. Jadi, tadi malam itu?! Semoga saja kejadian ini tidak sampai pada telinga Yuta dan pasangannya!
"Sepertinya Nana dan Jeno salah paham. Kemarin itu punggung Bubu sakit, jadi Papa membantu Bubu dengan mengurutnya, seperti ini, seperti ini." Taeyong memperagakan kegiatan mengurut pada punggungnya dan langsung diterima dengan baik oleh Nana.
"Ah, begituu! Nana jadi tidak menyesal menjawab kemarin!"
Lagi-lagi wajah pias Taeyong muncul, "menjawab apa Nana?"
Nana menegak susunya sedikit.
"Menjawab ajakan Jeno untuk mengintip!"
Taeyong memejamkan matanya. Tolong ingatkan dia untuk memberi sedikit pelajaran pada anak tengahnya itu.
***
Setelah mandi hingga bersih dan wangi, mereka kembali ke meja makan untuk sarapan bersama. Taeyong hanya memasak toast untuk semuanya dengan berbagai rasa sesuai favorit masing-masing.
"Eomma, Jeno kan tidak suka rasa stroberi. Sudah Jeno bilang berapa kali, sih." Jeno mendorong piringnya ke depan dan membuat Taeyong tersenyum.
"Maafkan eomma. Tunggu ya." Taeyong mengambil lebih banyak selai stroberi dan menuangkannya di piring Jeno hingga toast itu tertutupi sempurna.
"Makan."
Nada tegas yang keluar dari bibir Taeyong ikut membuat Mark dan Sungchan terburu-buru untuk makan. Tidak peduli lagi dengan rasa dimulut, yang penting tertelan itu sudah cukup.
Dihiasi wajah ditekuk, Jeno dengan penuh keterpaksaan hanya mencicipi sedikit sarapannya hari ini.
"Hyung, mau coba punyaku?"
Mark mengangguk kecil saat Nana menyodorkan toast miliknya. Rasanya enak. Walaupun variannya berbeda dengan milik Mark, tapi itu tidak buruk.
"Mau coba punyaku juga?"
"Ekhem."
Mark langsung kembali menunduk saat Taeyong berdeham menyela. Ini lampu kuning. Ia harus hati-hati. Huft, Sungchan yang duduk di pinggir meja hanya bisa menghela napas. Kekacauan apalagi yang sudah kakak-kakaknya lakukan? Berbeda dengan Jaehyun yang hanya bisa menggeleng kecil. Kapan lagi ia bisa menonton momen seperti ini kalau bukan sekarang?
***
rasanya mau cepet-cepet bikin mereka gede semua akhhhh, ga nyangka banyak yang nyariin huhuhu!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
NANA
FanfictionHidup diantara 3 bersaudara Jung, membuat hidup Nana terombang-ambing karena harus menahan gejolak rasa yang selalu datang tiba-tiba. Belum lagi, kala mereka bertiga bersatu untuk menyenangkan hatinya. Ini kisah Nana, yang penuh cerita diantara 3 an...