"Jenoooooo!"
Seruan anak itu membuat ketiga saudara Jung menoleh dengan wajah sumringah.
"Donghyuuuuuck!"
Jeno berlari kecil lalu memeluk erat tubuh anak yang lebih pendek darinya. Mark dan Sungchan tertawa melihatnya.
"Bagaimana liburanmu ke Thailand? Apa itu seru?"
Donghyuck mengeluarkan tiga kotak kue dari tasnya dan menyodorkannya satu persatu pada Mark, Jeno dan Sungchan.
"Hadiah. Oleh-oleh. Aku beli ini jauh jadi habiskan!"
Ketiganya kegirangan menatap box kue kecil yang bertuliskan aksara Thailand disampulnya. Haechan memang memiliki ayah dari Thailand, sehingga setiap masa liburan tiba ia akan mengunjungi kakek-neneknya disana.
"Apa kalian merindukanku?"
Donghyuck berkedip manja, dan mengenggam tali tas nya erat. Berharap penuh dari jawaban ketiga anak itu.
"Aku rinduu sekali. Muuaaah!"
Jeno kembali memeluk Donghyuck dan mendaratkan beberapa ciuman di pipi gembul anak itu.
"Aku juga rindu hyung! Jeno hyung dan Mark hyung tidak bermain sejago dirimu tau!"
"Kalau Mark hyung?"
"Aku juga rindu kok."
Mark mengacak-acak rambut Donghyuck gemas tak lupa ia mencubiti pipi Donghyuck.
"Ayo sambil jalan ke kelas saja."
Jeno dan Donghyuck berjalan di depan, sedangkan Mark dan Sungchan mengekor dibelakang. Jeno dengan ambisius menceritakan liburannya yang ia habiskan dirumah bersama dua saudaranya ditambah Nana.
"Nana? Dia siapa?"
"Dia anaknya teman Bubu! Dia manis dan lucu sekali. Aku, Mark hyung, dan Sungchan sangat suka padanya!"
"Benarkah?"
"Kapan-kapan kalau dia datang lagi nanti aku kenalkan ya!"
Donghyuck mengangguk kecil. Seperti rutinitas pada umumnya, Sungchan akan diantar lebih dulu ke kelasnya karena kelas anak itu berada di lantai dasar.
"Sampai jumpa nanti hyung."
"Belajar yang baik!"
"Jangan lupa habiskan kuenya ya!"
"Siap!"
Donghyuck lantas jalan bersisian dengan Jeno di sisi kanannya dan Mark di sisi kirinya. Tidak banyak yang mereka bicarakan karena kelas Jeno dan Donghyuck tak begitu jauh jaraknya dari kelas Sungchan.
"Kalian berdua masuk sana."
Mark mendorong kedua tubuh yang lebih kecil darinya untuk masuk ke dalam kelas.
"Sampai jumpa nanti hyung!"
"Ya sampai jumpa, belajar yang baik!"
***
Seperti biasa, Jeno dan Donghyuck selalu menghabiskan waktu makan siang bersama. Duduk dibangku dengan makan bekal buatan sang orang tua.
"Besok aku akan minta Mama racik thaitea untuk kita!"
"Apa itu enak?"
"Enak sekali! Rasanya segar."
"Nanti kau mau kerumahku?"
Tawaran Jeno berhasil membuat sang teman mendongak, menatap maniknya.
"Euh.."
"Tidak apa, Bubu suka kalau kau berkunjung. Dia kan suka padamu. Jika mau nanti aku bicara pada Ayah untuk izin pada orang tuamu. Bagaimana?"
Donghyuck menunduk dan mengaduk-aduk nasinya, bingung.
"Nanti kita bisa bermain seharian bersama loh!"
"Baiklah..tapi—"
"Ssstt ayo makan keburu bel masuk."
Sedikit kisah tentang Donghyuck, ia lahir dari pasangan suami-suami seperti halnya Jung bersaudara. Ayahnya adalah seorang pengusaha tambang, dan ayah lainnya berkarir sebagai seorang model.
Donghyuck memiliki seorang kakak yang tua beberapa tahun darinya, ia bisa mengenal dan dekat dengan keluarga Jung karena Jeno. Disebabkan oleh kepadatan kegiatan dari pekerjaan orang tuanya, Donghyuck menjadi nomor kesekian dalam daftar prioritas mereka.
Bukan satu-dua kali Donghyuck harus menunggu hingga malam hari untuk dijemput pulang. Ia duduk sendirian di taman sekolah dengan kondisi gelap tanpa ditemani siapapun. Kala itu, Jeno melupakan buku tema nya disekolah dan memaksa Jaehyun untuk mengantarnya nyaris pukul sembilan malam.
Ya, disanalah Jeno melihat Donghyuck tertidur di bangku taman. Masih menggunakan seragam yang sama sejak bel masuk sekolah berbunyi.
"Ayah.. itu teman kelasku. Namanya Donghyuck."
Jaehyun melirik kearah tunjukan sang anak.
"Donghyuck? Maksudmu Seo Donghyuck?"
"Jeno apa yang kau lamunkan?"
"Huh? Tidak ada."
Jeno tersenyum kecil lalu kembali mencubit pipi temannya.
"Gemas!"
***
Mark mengenggam tangan Donghyuck lumayan erat saat mereka berempat menunggu jemputan Jaehyun.
"Pasti ayah lupa lagi."
"Kita sudah menunggu sepuluh menit! Mana katanya tidak akan lupa."
Gerutu Sungchan dan Jeno sambil menendang-nendang kerikil.
"Mungkin Ayah terjebak macet."
Mark berusaha menenangkan adik-adiknya sambil mengelus-elus jari jemari Donghyuck. Setelah lumayan pegal berdiri, mereka memutuskan untuk duduk di salah satu bangku taman, bangku yang selalu diduduki Donghyuck menunggu jemputan dulu.
"Kau lelah, Hyuck?"
Mark berbisik lembut sembari memperbaiki tatanan rambut Donghyuck yang terlihat sedikit acak-acakan.
"Tidak kok, hyung. Aku baik-baik saja."
Donghyuck menerbitkan senyum manis saat tangan Mark tidak jijik untuk menepis beberapa keringat yang mengucur diwajahnya.
"Aku punya air lebih kalau kau haus."
"Uh? Tidak hyung, aku tidak haus kok. Hanya saja cuacanya terik sekali, membuatku sedikit kepanasan."
Donghyuck mengadu sembari mencuri lirik pada matahari yang berpijar tepat diatas kepala mereka. Mark berdecih kesal lalu berucap mantap.
"Nanti kalau aku sudah besar, aku akan cari cara biar matahari itu minta maaf karena sudah berani membuatmu kepanasan!"
Belum sempat merespon ucapan Mark, Sungchan berseru lantang.
"ITU MOBIL AYAH SUDAH TERLIHAT DI PERSIMPANGAN!!"
Keempatnya sontak berjalan menuju gerbang, menunggu mobil sang Ayah berhenti di spot khusus penjemputan.
"AYAH— KENAPA LAM— NANA?!"
***
Cepet update artinya apa? Mau tamat. Xixixixi
KAMU SEDANG MEMBACA
NANA
FanfictionHidup diantara 3 bersaudara Jung, membuat hidup Nana terombang-ambing karena harus menahan gejolak rasa yang selalu datang tiba-tiba. Belum lagi, kala mereka bertiga bersatu untuk menyenangkan hatinya. Ini kisah Nana, yang penuh cerita diantara 3 an...