five

1.8K 227 7
                                    

Tau apa yang lebih menyeramkan dari hantu film horror atau jumpscare dari video lucu berdurasi pendek yang mendadak muncul pada detik-detik terakhir? Ya, betul sekali. Kemarahan Taeyong. Ayah tiga buntut itu sudah menahan mati-matian rasa kesalnya sejak sambungan panggilan video itu terputus.

Ia memaksa Jaehyun untuk membawa Nana berkeliling kompleks atau kemanapun asal Nana tidak dirumah untuk beberapa jam ke depan. Dan Jaehyun sebagai pasangan yang sangat penurut pun hanya manut-manut, mengiyakan. Kebahagiaan Taeyong adalah prioritas utama dalam hidup Jaehyun. Sigh. Tidak heran kenapa sampai sekarang mereka sudah punya 3 buntut dalam waktu yang berdekatan.

"Kalian punya waktu tigapuluh menit untuk mengakui kesalahan yang sudah kalian lakukan mulai dari hari Nana datang."

Ucapan tegas Taeyong membuat ketiga anaknya yang duduk di lantai menunduk sambil memainkan jari-jari mereka pada lantai.

"Jung Minhyung?"

"A-aku tidak sengaja menjatuhkan hp eomma di akuarium saat ada yang mengetuk pintu. TAPI ITU TIDAK RUSAK KOK?"

Taeyong melotot mendengar pengakuan dari anak pertamanya. Apa-apaan. Pantas saja saat videocall tadi, layar handphone nya tampak sedikit buram, namun ia berusaha abai. Tau-tau ulah dari anak sulungnya. Taeyong menarik napas panjang, lalu tersenyum. Berusaha mengorek kesalahan anaknya yang lain.

"Oke. Apa lagi?"

Mark yang merasa Taeyong akan menelannya hidup-hidup kemudian menunjuk Jeno.

"Jeno dulu. Aku akan ingat-ingat lagi kesalahanku yang lain.."

"Jung Jeno?"

Jeno menautkan jari-jarinya lalu menelan ludahnya.

"Jeno sudah... memegang pantat Nana beberapa kali. TAPI CUMA PEGANG KOK, NANA JUGA MAU MAU SAJA JADI ITU BUKAN MURNI KESALAHAN JENO."

Taeyong semakin melotot dibuatnya. Sejak kapan anak gemasnya menjadi seperti ini?! Memegang pantat anak orang beberapa kali dan bahkan tidak mau disalahkan sepihak.

"Jung Sungchan?"

Sungchan menatap Taeyong takut.

"Aku mencium Nana hyung kemarin malam saat kami tidur bersama."

"MWO?!?!?"

***

Jaehyun tertawa terpingkal-pingkal saat melihat ketiga anaknya berbaris menghadap tembok dengan kedua tangan yang diangkat tinggi-tinggi diatas kepala. Entah kekacauan apa yang mereka lakukan lagi sampai membuat Taeyong menghukumnya seperti ini.

"Sayang, ada apa ini?"

Taeyong yang mendengar suara Jaehyun menyapa indra pendengarannya dengan segera menjemput suaminya.

"Kau sudah pulang? Nana beli permen kapas? Woah, besar sekali?"

Nana tersenyum lebar dan mengangkat permen kapas yang diperolehnya setelah merengek selama tiga detik pada Jaehyun. Tidak hanya ketiga anaknya, tapi Jaehyun juga ikut-ikutan lemah saat bersama Nana.

"Nana mau berbagi dengan Mark hyung, Jenou, dan Uchan~"

Nana menunjuk ketiga anak sebayanya yang masih setia menghadap tembok tanpa sedikit pun melirik padanya.

"Tapi mereka tidak suka permen kapas Nana, bagaimana ini?" Taeyong bersedekap dada sambil melihat ketiga anaknya yang masih diam di tempat.

Di hadapan tembok, ketiga anak itu melotot sebisa mungkin. Permen kapas adalah makanan wajib nomor satu yang akan mereka beli saat keluar bersama Jaehyun. Kenapa? Karena Taeyong menolak keras membeli makanan dengan kandungan glukosa yang tinggi bagi anak-anaknya yang terhitung masih kecil.

Bibir Nana melengkung ke bawah, mendadak ia jadi sedih karena dipikirannya ia akan menghabiskan permen kapas ini bersama tiga anak Jung, namun ternyata ia salah.

"Tidak apa-apa Bubu, Nana akan menghabiskan ini dibantu Jaehyun papa!"

Jaehyun tersenyum lalu meraih tubuh Nana dalam gendongannya, ia memberi kode pada Taeyong melalui gerakan mata. Yang dibalas dengan anggukan kecil.

"Ayo kita ke kamar Nana yaa untuk makan permen kapas yang besaaar!"

Saat tak sengaja melewati ketiga anaknya yang terlihat mengintip ke arahnya, Jaehyun meleletkan lidah dan membuat wajah menyebalkan sebisa mungkin hingga membuat ketiga anaknya itu merengek kesal mati-matian. 

***

a/n :
suka banget baca komen kaliaaaaan!!! ayo komen banyak banyak disini~

NANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang