Karena hari masih libur dan Jaehyun juga belum bekerja, Taeyong akhirnya memerintahkan mereka untuk saling bahu-membahu membersihkan rumah.
"Ah, tidak asyik!"
Nana menjadi satu-satunya pengamat untuk ketiga anak Jung yang sudah berkeluh kesah ria setelah sarapan pagi. Karena Taeyong terkenal strict dengan kebersihan dan kerapihan, ia selalu mengajarkan anaknya untuk rutin membersihkan rumah setidaknya seminggu sekali.
"Padahal Mark bisa tidur saja, isi energi!"
"Jeno juga bisa main ps, isi energi!"
"Sungchan juga bisa makan, isi tenaga!"
Taeyong mengangkat sapu miliknya ke udara membuat ketiga anaknya spontan berpencar kalang kabut. Meskipun Taeyong sudah berlari-lari mengejar mereka, ujung-ujungnya ia juga berhenti dihadapan Jaehyun.
Ketiga anaknya sudah paham betul jika dalam berada situasi seperti ini, Jaehyun akan menjadi tameng terbaik dalam segala bentuk untuk menghindari amukan Taeyong.
"Cepat membersihkan atau tidak ada semangka dan es krim minggu ini?!"
Nana yang menonton dari atas kursi hanya terkikik pelan, merasa terhibur. Taeyong memberinya kebebasan untuk beristirahat karena ia bukan bagian dari keluarga Jung. Jadi Nana duduk di sofa sambil melihat sekitar.
"Nana, tunggu aku. Kalau selesai nanti kita akan bermain ps ya!"
Seruan Jeno membuat Nana mengangguk semangat dan mengacungkan jempolnya tinggi-tinggi. Saat suasana kembali hening, Nana merasa menduduki sesuatu. Ia bangkit berdiri dan memindai sofa tempatnya duduk tadi. Ia mengangkat sebuah benda yang mengganjal tadi.
"Bubu, Papa, apa ini? Nana tidak sengaja mendudukinya.."
Sialnya, Sungchan yang berada paling dekat dengan Nana saat itu langsung merampas benda itu. Ia memandangnya dengan penuh binar.
"BALON! HYUNG, AYO KITA BERMAIN BALON!"
Jaehyun dan Taeyong panik bukan main. Itu bukan balon untuk main. Tapi itu adalah— hngg. Kalian tau kejadian semalam yang dipergoki oleh Jeno dan Nana bukan? Balon itu untuk keperluan anu. Ah, sial. Taeyong betul-betul lupa.
"Sungchan, le-letakkan itu dan membersihkan dulu." Suara terbata-bata Taeyong tak dihiraukan oleh ketiga anaknya. Mereka berkumpul mengerubungi balon itu, sambil saling menunjuk untuk meniupnya.
"Hyung kan paling tua, jadi hyung yang tiup!" Sungchan merengut dan mendorongnya ke Mark.
"Tapi kan aku tidak bisa, pipiku selalu sakit kalau meniup. Jeno, tiup sana."
Jeno menampilkan wajah asam miliknya, "tidak mau! Itu sangat bau!"
Jaehyun dengan gesit meraih barang itu dan menyimpannya dalam saku celananya. Ia berusaha menetralkan detak jantungnya yang bertalu-talu kencang.
Bau katanya? Cih. Tidak tau saja dia kalau dirinya lahir dari bibit itu.
"Kembali membersihkan atau tidak ada basket, game, dan semangka minggu ini?"
"Ayah, ayo bermain balon sebentar. Hanya sebentaaaaaar."
Sungchan mulai ber-aegyo, biasanya Jaehyun akan luluh kalau melihat anaknya bertingkah manis.
"Tidak."
Terakhir kali mereka bermain balon dirumah, Mark tidak sengaja menyenggol guci Taeyong hingga pecah, adapun Jeno tak sengaja merobek gorden dan Sungchan tak sengaja menginjak laptop Jaehyun. Dan sejak itu, Taeyong melarang keras permainan balon di keluarga itu. Maksudnya disini adalah balon betulan.
"Ayaah, Jeno ung mau main balon ung, boleh ya, ayah boleh yaa?"
Jeno, anak yang paling anti aegyo akhirnya turun tangan. Biasanya, jika dalam keadaan seperti ini, aegyo Jeno akan menjadi ultimatum terbaik untuk kedua orangtuanya.
"Nanti setelah selesai membersihkan. Ayah akan membeli balon untuk kita gunakan bermain." Putusan Jaehyun mengundang sorakan keempat anak kecil itu.
Lain halnya dengan Taeyong yang buru-buru masuk ke kamar untuk meredakan wajahnya yang sangat panas. Jaehyun pun menghela napas lega melihat anaknya kembali membersihkan dengan giat.
Phew. Nyaris.
***
hayiiiiiii lama baruuu munculll, hehehehe. ayo drop komenan kaliannn !!

KAMU SEDANG MEMBACA
NANA
Fiksi PenggemarHidup diantara 3 bersaudara Jung, membuat hidup Nana terombang-ambing karena harus menahan gejolak rasa yang selalu datang tiba-tiba. Belum lagi, kala mereka bertiga bersatu untuk menyenangkan hatinya. Ini kisah Nana, yang penuh cerita diantara 3 an...