four

2.1K 238 6
                                    

Sebenarnya, Nana juga tidak begitu paham kenapa dia tiba-tiba memiliki keluarga baru. Padahal ayah dan ibu terdahulunya juga kelihatan sehat, tapi karena satu dan lain alasan ia hanya dipesankan untuk tetap menjadi anak baik dan penurut bagi siapapun yang berada di dalam rumah barunya. Termasuk pada ketiga anak Jung.

Nana selalu mendengarkan ocehan-ocehan dari Mark dan Jeno yang selalu bercekcok. Beda halnya dengan Sungchan yang lebih kalem dan tenang.

"Nana, mau mandi bersama? Kita bisa masuk ke dalam bath tub bertiga."

Sungchan menukikkan alisnya. Kenapa hanya bertiga? Apa lagi-lagi dirinya disingkirkan? Hanya karena ia tidur duluan bersama Nana?

"Berempat hyung."

"Kau tidak terhitung." Jeno menyela.

"Kenapa?"

Mark berdecak kesal, "lihat ukuran tubuhmu! Terlalu tinggi dan besar. Nana akan kesempitan di bath-tub kalau kau ikutan masuk."

Sungchan mengerang kesal. Ia sendiri tidak tau apa yang menjadi alasan dirinya tumbuh lebih cepat dibanding hyung-hyung nya. Ia punya badan yang lebih tinggi dan besar untuk anak seumurannya.

"Tapi aku juga ingin mandi bersama Nana hyung!"

"Tidak ada mandi bersama, apalagi dengan Nana!"

Taeyong menyerobot masuk ke kamar Mark dan bertolak pinggang, menatap tajam anaknya satu per satu. Tampaknya ada banyak hal yang sudah ia lewatkan sampai-sampai anak-anaknya sudah mengajak Nana untuk mandi bersama.

"Sayang, ada apa?"

Tak berselang lama, Jaehyun muncul dari balik pintu dan melihat Taeyong serta anak-anaknya yang dalam kondisi hening. Sepertinya baru terjadi sebuah kekacauan?

"Sayang, bagaimana kalo kita pulangkan Nana saja?"

"ANI! JANGAN! TIDAK! ANDWAE EOMMA, APPA!"

Seruan protes bertubi-tubi nan kompak berasal dari ketiga anaknya yang sudah memasang wajah memelas sedemikian rupa.

"Kalau tidak mau ya jangan bertingkah macam-macam! Nana, sini ikut dengan bubu."

Nana berdiri lalu meraih tangan Taeyong dan berjalan meninggalkan kamar Mark. Jaehyun menghela napas lalu mengajak ketiga anak kecilnya untuk duduk di sekitarnya.

"Jadi, apa yang jagoan-jagoan ayah sudah rencanakan bersama Nana tadi sampai membuat eomma marah?"

"Kami hanya mengatur jadwal untuk tidur bersama Nana.. dan mengajaknya mandi bersama ayah.."

Suara kecil Mark membuat Jaehyun tersenyum sekilas lalu memberi usapan lembut pada surai Mark.

"Ayah, apa ayah tidak bisa membuat Nana tinggal bersama kita terus? Eomma pasti akan selalu mengancam membawa Nana pergi!"

Rengekan khas milik Jeno membuat Jaehyun menggelar tawanya. Ia tau betul kebiasaan Taeyong yang selalu mengancam kesukaan anaknya setiap kali mereka berbuat rusuh atau kekacauan.

"Hei, dengarkan ayah. Nana itu hanya tinggal sementara disini. Jadi baik-baik lah sama Nana, oke?"

"Ayah, ayo buat Nana jadi adik kami, atau.. atau bagaimana dengan menikahkan kami dengan Nana saja? Kalau begitu Nana akan tinggal disini seperti eomma kan?"

Jeno mendapat pukulan gemas dari ayahnya setelah mengucap saran abal-abal yang dikemukakannya.

"Sungchan, kenapa diam saja?"

Jaehyun menegur anak bungsunya saat sadar bahwa Sungchan sedang melamun alih-alih ribut seperti Mark dan Jeno.

"A-ayah.. kenapa aku tumbuh tinggi dan besar lebih dari hyung?"

Jaehyun mati kutu.

***

"Nana, rindu ayah dan ibu Nana tidak?"

"Rinduuuuu!"

"Ayo telepon mereka!"

Taeyong menekan ikon panggilan video yang tertera di kolom chat, dan tak lama kemudian menampilkan wajah dua orang lelaki yang sama tampannya, satu terlihat lebih manis dan satunya terlihat lebih gagah. Nana terlihat sangat bahagia saat melihat figur orang tuanya di layar.

"MAMAA! PAPAA!!!"

"Nana nya mama dan papa baik-baik saja?"

Nana mengangguk-angguk.

"Nana baik sekali! Bagaimana dengan mama dan papa? Nana rindu sekali. Ingin peluk."

"Untuk sementara, Nana peluk Bubu dulu ya? Mama dan Papa janji akan cepat-cepat menjemput Nana pulang ke rumah lagi, oke? Jangan jadi anak yang nakal. Nana tidak mau papa dan mama sedih bukan?"

Nana menggeleng-geleng lucu sambil mengerucutkan bibirnya. Ia tidak mau melihat kedua orang tuanya sedih. Tidak mau.

"Bagaimana hari Nana disana? Mau bercerita sedikit?"

Nana mengangguk antusias.

"Nana punya tiga orang penjaga mama! Yang pertama namanya Mark hyung, yang kedua namanya Jeno, yang ketiga namanya Sungchan! Kemarin malam Nana tidur bersama Sungchan! Sungchan badannya besar dan memeluk Nana terus sampai pagi. Eum, terus-terus! Mark dan Jeno mengajak Nana untuk mandi bersama!"

Taeyong yang merasa Nana akan menceritakan semuanya pada mama papanya hanya bisa menutup mata dan memejam kuat-kuat. Mau ditaruh dimana wajahnya setelah ini.

"Lalu, mereka menggilir hari untuk bisa tidur bersama Nana!"

Tak hanya mama papa Nana yang terkejut di layar handphone, Taeyong tak kalah terkejutnya saat baris terakhir terlontar dari bibir si kecil.

"Taeyong.. apa maksudnya?"

Dengan gelagapan Taeyong berusaha meraih ponselnya dan mengarahkan layar penuh pada wajahnya.

"Yuta— jangan salah paham. Akupun tak tau apa-apa. Tapi sungguh, aku sudah membuatkan Nana kamar khusus untuk dirinya! Aku sama sekali tidak menggabungnya dengan ketiga anakku. Nana, siapa yang mengatakan bahwa ada giliran hari untuk tidur dengan Nana? Bubu dan appa tidak pernah mengatur seperti itu kan?"

Nana menggeleng-geleng, lalu berseru keras.

"Itu Mark hyuuung!!"

"Mark?"

Nana mengangguk kecil lalu berjinjit untuk meraih ponsel Taeyong kembali, ia melihat raut wajah mama dan papanya yang masih tampak bengong di sebelah sana. Jari-jarinya lantas terangkat membentuk beberapa angka.

"Mark hyung tiga hari, Jeno dua hari, Sungchan satu hari, dan satu hari untuk Nana sendiri!"

"Taey—"

"Aku.. aku akan berbicara pada anak-anakku. Nana, ayo salam pada mama papa sebelum sambungannya mati."

"Mama, papa, sudah dulu yaa! Nana sayang kaliaan!!"

"Yuta, lain kali aku telepon lagi ya, sampai jumpa!"

Cepat-cepat, Taeyong menekan ikon merah untuk mengakhiri panggilan video tersebut. Napasnya pendek-pendek tersulut emosi. Huh. Anaknya benar-benar perlu diberi beberapa pelajaran.

***


jangan lupa teken bintangnya ✌️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan lupa teken bintangnya ✌️

NANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang