six

1.9K 224 16
                                    

Suasana makan malam yang biasanya gaduh kini terasa sangat tenang dan syahdu. Tidak ada pertikaian tentang siapa yang akan duduk di samping atau di dekat Nana. Semuanya begitu adem dengan Taeyong yang mengatur segalanya.

"Nana mau itu.."

Mendengar permintaan Nana, Taeyong dan Jaehyun segera memberikannya beberapa potong daging yang ditunjuknya. Malahan, Taeyong menumpahkan seluruh potongan daging itu ke piringnya.

"Bubu.. ini terlalu banyak.."

"Tidak apa-apa sayang, habiskan ya. Mark, Jeno dan Sungchan tidak suka daging ini, jadi semuanya untuk Nana."

Pelototan ketiga anaknya langsung diterima Taeyong dalam sekejap mata. Apa ini hukuman? Daging itu, ya ampun. Mark, Jeno dan Sungchan harus membantu membersihkan seisi rumah ditambah ber-aegyo sampai urat malu mereka putus dan apa Taeyong bilang?? Tidak suka?

Bukan hanya Taeyong yang menyadarinya, tapi Jaehyun dan Nana pun sangat sadar akan pelototan ketiga anak Jung jtu.

"Kenapa Mark hyung, Jeno, dan Sungchan tidak berbicara pada Nana? Apakah aku berbuat kesalahan?"

Mata sedih milik Nana membuat Taeyong harus menelan kekesalannya bulat-bulat pada ketiga anaknya.

"Apa.. apa mereka tidak suka Nana disini? Apa Nana harus pulang saja?"

"TIDAK!"

Dengan tergesa-gesa, ketiga Jung bersaudara itu langsung melompat turun dari kursi masing-masing dan memeluk Nana dengan erat dari berbagai sisi. Dapat Taeyong saksikan bahwa seberapa erat ketiga anaknya memeluk Nana. Bahkan keempat anak kecil itu meneteskan air mata.

"Bubu.. hiks, Bubu melarang kami Nana!" Rajukan Mark membuat Taeyong memutar kedua bola matanya, malas.

"Iya, Bubu yang jahat hiks, Nana dengarkan Jeno, Jeno suka Nana. Sangat suka! Nana Jangan pulang. Nanti Jeno sedih."

"Bubu bilang burung kita akan menyusut lalu menghilang kalau kita dekat-dekat Nana terus!"

Tawa Jaehyun meledak tanpa dikomando. Hal itu sontak membuat ketiga anaknya menangis lebih keras. Mereka merasa bahwa Jaehyun—ayahnya— baru saja meledek nasib mereka. Bukan meledek sih, lebih tepatnya Jaehyun menertawai kekonyolan Taeyong, pasangannya. Ia benar-benar tak habis pikir dengan sugesti Taeyong pada ketiga anaknya.

Pantas saja Mark, Jeno dan Sungchan hanya diam dan menjaga jarak dari Nana sejak tadi. Ternyata ini penyebabnya. Perut Jaehyun rasanya masih terkocok saking lucunya. Berbeda dengan Taeyong yang wajahnya sudah sangat memerah karena malu.

***

Setelah insiden di meja makan, semuanya kembali normal. Mark, Jeno dan Sungchan kembali menempel pada Nana. Keempatnya sedang duduk berdempetan dan bergantian untuk menoel pipi Nana sambil tertawa.

"Nana cantik! Seperti eomma.."

Wajah Nana kelihatan bingung lalu menggeleng kecil mendengar perkataan Jeno.

"Nana laki-laki. Tidak cantik."

"Cantik!"

Ucapan serentak dari Mark, Jeno dan Sungchan membuat bibir Nana manyun. Tawa ketiganya lepas begitu nelihat wajah lucu milik Nana. Ketiganya saling memeluk dengan Nana yang ditengah.

"Tapi, Nana punya pertanyaan!"

"Apa itu? Hyung akan menjawabnya!!"

Mark memajukan wajahnya dan saling menatap manik Nana satu sama lain.

"Kalian daritadi dekat-dekat padaku terus. Tidak takut burung kalian menyusut lalu hilang seperti kata Bubu?"

Wajah pias serta terkejut ketiga anak Jung itu terlihat sangat jelas. Secara bersamaan tanpa direncanakan, ketiganya langsung memegang milik masing-masing. Setelah itu, bernapas lega karena menyadari tidak terjadi penyusutan ataupun yang lebih parah kehilangan benda pusaka mereka.

"Punyaku baik-baik saja.. hyung bagaimana denganmu?"

Sungchan menoleh dan bertanya pada kedua kakaknya.

"Punyaku juga masih sama. Hyung, bagaimana denganmu?"

Jeno ikut menoleh pada Mark.

"Entahlah.. sepertinya malah membesar?"

Saking terkejut dan tidak percayanya, Jeno dan Sungchan bahkan menyuruh Mark untuk melepaskan celananya, namun ditolak mentah-mentah oleh si sulung.

"Atau mungkin hanya perasaanku saja ya?" Mark bermonolog sambil memandangi miliknya.

"Apa lagi yang kalian bicarakan sekarang?" Figur Taeyong yang mendadak muncul dari belakang membuat keempat anak kecil itu sedikit terkejut.

"Eomma, kenapa burung Mark hyung semakin membesar setelah dekat-dekat pada Nana?"

Mata Taeyong kembali membola mendengar perkataan polos dari si bungsu, Sungchan.

"Tidak apa-apa! Aku senang. Ayah bilang, semakin besar ini maka semakin bagus! Katanya wanita dan lelaki seperti eomma dan Nana akan lebih menyukaiku!" Mark menepuk dadanya bangga sambil menunjuk miliknya.

Taeyong wajahnya sudah memerah padam. Ia menarik napas kuat-kuat sebelum berteriak kencang—

"JUNG JAEHYUN!!!!"

***

A/n :
masih ada yang nungguin gaaak nih? Ayoo drop komen kalian yuk biar cepet up lagi! Btw, cerita ini just for fun yaa, jangan dibawa ke rl!

NANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang