Bab 4

1.3K 165 10
                                    

"Bapak mau bawa saya kemana?" ujar Andara takut.

"Ikut saja jangan banyak tanya." Ujar Bima.

Andara menuruti apa kata Bima, And melihat sekeliling kota dengan gedung pencakar langit yang menjulang disana. Lalu saat Bima menghentikannya di sebuah butik pakaian wanita, Andara Heran. "Huh? Kita mau apa pak kesini? Oooh mau beliin baju buat istri bapak ya?"

"Bukan, untukmu." sahut Bima.

"Apa? Heh, apa kau sudah gila ha?" sahut Andara marah sambil menendang kaki Bima.

"Aduuuh, Kenapa kau kasar sekali denganku? Aku sudah tua loh ini, yang sopan sedikit." Keluh Bima.

"Ya bagaimana aku bisa sopan, anda mesum dan otaknya gak waras." sahut Andara.

"Ikut saja kedalam, nanti ku jelaskan." Sahut Bima.

Andara masuk kedalam butik itu duluan, lalu Bima menyusul di belakangnya. Sebelum belanja, Bima menjelaskan semua secara detail. "Begini, saya ingin minta bantuan kamu."

Andara yang dari tadi diam langsung berbicara. "Bantuan apa?"

Bima berpikir sejenak lalu berbicara dengan hati-hati. "Begini, Anggara membutuhkan sekretaris. Tapi keadaannya yang tidak memungkinkan untuk memiliki sekretaris. Dia tidak bisa dekat dengan wanita kecuali ibunya, karena penyakit anehnya itu dia bahkan belum menikah sampai detik ini."

Andara menghela napas dalam-dalam lalu berbicara. "Memangnya penyakit apa? Apa yang akan terjadi bila dia dekat dengan wanita?"

"Akan sesak napas, pingsan, dan sebagainya. Jadi, kenapa aku membawamu kemari? Itu karena aku mau kamu dandan sebagai wanita dan menjadi sekretaris magang. Aku melihat wajahmu yang imut bahkan cantik sebagai laki-laki, perawakanmu pun seperti perempuan. Masalah magang dari universitas itu kamu tenang saja, namamu akan tetap terdaftar di magang. Dan gajimu akan saya bayar dua kali lipat," ujar Bima.

Andara sedikit bingung, tapi mau tidak mau ia terpaksa mengikuti permainan dan menerima tawaran itu demi kelangsungan hidup dan nilai magangnya. "Baiklah, kapan kita mulai?"

"Hari ini, di atas ada salon sahabatku, jadi aku bisa meminta bantuannya untuk mendandani mu." Sahut Bima.

Andara mengangguk dan mereka pergi ke lantai dua di salon yang di sebut Bima tadi. Sesampainya di lantai dua mereka tidak banyak bicara dan langsung melalukan semua hal, merias wajah Andara, memasang alat perubah suara persis seperti perempuan. Bima menunggu di ruang tunggu, lalu Grazia keluar dari ruangan ganti.

"Tuan Bima, sudah selesai." Seru Grazia yang ternyata dia juga seorang laki-laki namun sudah operasi.

"Dimana?" Ujar Bima.

"Yuhuuuu sayang, keluarlah bidadari kecilku." Seru Grazia.

Andara keluar, Bima terperanga saat melihat kecantikan Andara. "Wow, aku tidak mengenalimu."

"Jelas saja, aduuuh bisa tidak pakai celana saja?" Ujar Andara.

"Sudah, pakaian ini pas sekali dengan keimutan wajahmu." Sahut Grazia.

Bima kemudian berbicara. "Berapa semuanya?"

"Kali ini gratis, karena dia sangat cantik..." sahut Grazia.

Bima tersenyum, Andara yang merasa risih ingin sekali membuka Hair Extension nya. Tapi mau tidak mau ia harus melakukannya. Bima fokus menyetir mobilnya sementara Andara didalam hatinya mengutuk Bima dengan berbagai macam kata-kata mutiara. Tidak lama kemudian mereka sampai di kantor, Bima membawa Andara masuk naik ke lantai dua puluh dimana Ruangan Bima dan Anggara berada.

BL- SAVE ME MR. PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang