"kau...." Seru Anggara.
Orang yang menahan tangan Angga berbicara. "Ya ini Aku, Bima..."
"Kenapa kau menahanku ha?" ujar Angga.
Johan tersenyum di belakang Bima lalu Jo berbicara. "Sory, tapi aku sengaja mendekatimu hanya untuk membalaskan kesakitan hati adik sepupuku Andara. Aku meminta bantuan Bima yang ternyata adalah seorang Detektif. Aku meminta bantuan untuk menyelediki segalanya, dan Andara juga mengatur segalanya. Kau tau Anggara, salah satu investor terbesarmu juga Andara sendiri. Tanpa sepengatahuanmu ia membantumu dalam kesuksesanmu, satu hal yang aku sesali dalam hidupku. Meski aku bukan And, tapi sebagai Abang sepupunya aku sangat marah dan kesal denganmu. Kau tau Angga, karena kebodohannya ia memberikan Satu ginjalnya untuk mu agar kau bertahan hidup."
Anggara diam saja, ia sedikit tidak percaya lalu Bima melanjutkan. "Yang menjebloskan ayahmu kepenjara juga Andara, karena ia memergoki ayahmu sedang melakukan jual beli narkoba dan prostitusi. Dan kau juga akan di tahan karena sudah melakukan pembunuhan berencana bersama ayahmu,"
"Tidak... Tidak mungkin..." ujar Anggara.
Anggara pergi tergesah gesah, tapi polisi sudah terlanjur datang. Anggara di tangkap polisi, sementara ibu Angga hanya bisa menangis di rumah saat semua aset yang mereka miliki di sita oleh pihak berwajib dan pihak Bank. Andara memberontak dan ingin melarikan diri tapi polisi sudah memborgolnya di tangan polisi itu sendiri. Berita tersebar di mana-mana, saat ibu Angga melihatnya di televisi ia hanya bisa histeris. Ibu Angga masih histeris dan tiba-tiba menjadi gila. Ibu Angga tertawa, menangis, menjerit, dan akhirnya berkeliaran di jalanan. Andara dan Thom di rumah hanya menyaksikan penangkapan Angga di kantornya melalui televisi. And menyandarkan kepalanya di bahu Thom. Thom mengusap kepala Andara dengan lembut.
Thom berbicara. "Kamu ingin kepenjara?"
"Boleh, Ayo kesana." Sahut And.
Thom dan Andara pergi ke penjara untuk melihat Angga. Tapi sebelum kesana And ingin kerumah ayah dan ibuny terlebih dulu. "Omy, And mau kerumah mama dan papa dulu boleh?"
"Boleh sayang, oh iya nanti kita tinggal di Appartement yang Omy beli untuk kita aja ya yang lebih dekat ke kantor." Ujar Thom.
"Oke..." shut Andara.
Mereka pun pergi meninggalkan rumah itu menuju kerumah orang tua Andara. Thom sebenarnya sudah memberi tahu Leo dan Sischa kalau mereka akan datang kerumah. Bahkan ibu Thom pun sudah ada di rumah Andara untuk membicarakan tanggal pernikahan Thom dan Andara. Thom dan Andara pun sampai di rumah orang tua And. Sesampainya disana mereka langsung membahas pernikahan mereka.
"Jadi bagaimana And, apakah kamu sudah siap menikah dengan Thom?" seru Miranda.
"And sudah siap, gak tau kalau Omy gimana?" sahut Andara.
"Oohoho, tentu saja Omy siap sayang... Satu minggu lagi kita akan menikah, Aaaaaah senangnya.." sahut Thom.
Mereka semua tertawa, jadi sudah di putuskan tanggal pernikahan mereka. Setelah semuanya sudah di putuskan, mulai dari gedung, baju, dan semuanya sudah di persiapkan. Undangan hanya untuk kerabat terdekat saja. Thomy dan Andara pergi pamitan kesuatu tempat, Sischa, Leo, dan Miranda mengangguk. Thom dan Andara pergi menuju ke penjara, tapi saat di tengah perjalanan Andara melihat Merry di jalanan.
"Omy minggir sebentar..." seru Andara.
Thom mencari tempat untuk parkir lalu berbicara. "Ada apa? Kenapa tiba-tiba minta berhenti."
"Omy lihat, itu tante Merry..." ujar And.
"Astaga... Kamu mau menolongnya?" seru Thom, tapi saat menoleh Andara sudah tidak di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BL- SAVE ME MR. PERFECT
RomanceSetelah sekian lama menunggu Anggara menyatakan perasaannya ke Andara, Andara pun sudah tidak yakin dengan perasaannya sendiri ke Angga, karena sudah terlalu lama menunggu. New Story iman saputra