Bab 9

952 127 13
                                    

Mendengar obrolan itu, Andara terkejut dan pipinya merah karena Malu. Obrolan kedua pria dewasa yang tidak tau malu. Di dalam rumah sebelum Andara masuk Bima dan Anggara berbicara atau sedang mengobrol.

Bima yang memancing nya duluan. "Anggara, kau sudah satu rumah dengan Andara. Apa yang sudah terjadi antara kalian berdua?"

Anggara asal nyeplos. "Dia sudah melihat punyaku. Dia membuka pakaianku, celanaku bahkan melihat adik kecilku."

"Terus apa yang kalian lakukan? Apakah terjadi?" Sahut Bima.

"Rahasia, hanya kami Yang..." sahut Anggara terdiam saat melihat Andara masuk dan membanting pintu.

Braaaaaak

"Heh kalian berdua, apa yang kalian bicarakan ha? Dasar bujang lapuk mesum. Dan kau, mana ada aku melihat milikmu yang sudah kisut itu. Najis..." sahut Andara emosi.

"Hahahaha, Andara kau mendengarnya?" seru Bima.

"Tentu saja aku punya telinga!" sahut Andara.

Anggara melihat ke arah jendela tidak ada mobil satu lagi terparkir di halaman. Hanya ada dua, satu lagi mobil Bima. Lalu Anggara berbicara. "Dimana mobilmu?"

Andara terdiam sesaat lalu berbicara. "Aku jual, kenapa?"

Bima dan Anggara terkejut lalu Anggara berbicara lagi. "Kenapa kamu jual? Kalau kamu butuh uang bilang saja padaku, lagi pula kartu itu masih ada di tanganmu. Dan tadi, kenapa kamu tidak menggunakan kartunya saat belanja?"

"Heh, mobil-mobilku. Apa urusanmu, mau aku jual atau tidak, lagi pula itu mobil udah gak layak jadi aku jual. Oh iya ini kartunya aku kembalikan, aku gak mau merasa hutang budi." Sahut Andara sambil mengembalikan kartunya.

Anggara mengurut keningnya sendiri, itu tandanya ia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Lalu Ia berbicara. "Kartu itu buat kebutuhanku selama aku tinggal disini, jadi kamu pegang saja. Kamu bisa menggunakannya untuk keperluan pribadimu juga, kamu mengerti?"

"Iya..." sahut Andara.

Anggara memperhatikan Andara yang terlihat imut sekali. Andara duduk di meja kerjanya dekat jendela sambil membaca sebuah buku setelah membuatkan teh dan cemilan untuk Angga dan Bima. Andara membaca sangat serius, yang Andara baca semua tentang bisnis. Bima ijin pamit pulang, Andara menutup bukunya dan mengantar Bima sampai depan pintu.

"Saya pulang dulu, jaga baik-baik Angga ya." ujar Bima.

"Bapak hati-hati dijalan." Sahut Andara.

Anggara juga berdiri depan pintu, lalu Angga melihat buku yang di pegang Andara. "Buku apa yang kamu baca?"

"Oh ini, tentang Management Bisnis." Ujar Andara.

"Kamu suka tentang Bisnis?" ujar Anggara.

"Ya begitulah, suatu saat ingin memiliki bisnis yang sukses." Sahut Andara.

Padahal Andara sudah punya bisnis yang sangat sukses dan berkembang. Bisnisnya ada di setiap negara.

Anggara mengangguk, lalu ia pergi begitu saja meninggalkan Andara menuju ke kamarnya. Andara cuek saja, ia kembali Fokus membaca di Sofa sambil memakan makanan ringan atau Snack kentang. Anggara datang dan duduk di samping Andara, ia memberikan buku tentang bisnis kepada And.

"Ini untukmu, bacalah." ujar Anggara.

"Ooh, Terimakasih." sahut Andara.

Angga ikut duduk sambil memainkan Game di ponselnya. Andara selesai membaca satu buku miliknya, ia akan melanjutkannya jika ada waktu. Andara melirik Game yang di mainkan Anggara. Game itu itu pernah Andara mainkan tapi sudah ia hapus dari ponselnya karena sudah selesai misinya. Candy Crush nama Gamenya.

BL- SAVE ME MR. PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang