Bab 11

880 113 14
                                    

Sejujurnya Tujuan Arlan di suruh magang di perusahaannya itu di Orlanfo Delagaza Group itu untuk mengintai atau memata-matai semua karyawan yang bermalas malasan atau tikus-tikus kecil yang suka korupsi uang perusahaan. Andara memasang kamera pengintai atau kamera kecil di cctv yang sudah terpasang pada saat malam hari ketika semua sudah pulang dan di temani Arlan.

"Sudah semuanya?" Tanya Arlan.

"Sudah Om, sudah semua kecuali Toilet." Sahut Andara.

"Ya sudah, Ayo pulang. Kamu mau Om antar kerumah itu atau bagaimana?" ujar Arlan.

"Gak usah Om, And di jemput sama temen." seru Andara.

"Ya sudah kalau begitu, kamu hati-hati ya," ujar Arlan.

Andara mengangguk lalu mereka sama-sama ke parkiran. Arlan pergi kembali kerumahnya terlebih dahulu dan ia sudah pamitan dengan And. Mobil Lamborgini Urus milik Andara datang, lalu Leo turun  membukakan pintu mobil untuk Andara, tapi Andara menolak dan tetap menyuruh Leo tidak perlu repot repot. Andara duduk di depan, meski Leo nampak canggung kalau sang majikan duduk di depan bersamanya, Andara tersenyum lalu berbicara.

"Tidak perlu malu atau sungkan denganku, anggap saja aku adikmu." seru Andara.

"Baik Tuan..." sahut Leo.

Mobil itu melaju meninggalkan kantor Arlan. Kemudian Andara berbicara. "Apakah kamu sudah membawa semua barang-barangku dan memindahkannya di Appartement?"

"Sudah tuan, bahkan penyewa juga sudah pindah kerumah itu tadi sore." ujar Leo.

Ya, rumah tepi pangai Andara sudah di sewakan. Hal itu sengaja Andara lakukan agar Angga sibuk mencari-carinya. Tapi apakah Angga akan tetap gengsi, atau justru akan mengakui perasaannya? Entahlah, hanya Angga yang tau. And sudah sampai di Appartement pribadinya di temani Asistennya itu, tengah malam Andara merasa lapar dan ia tidak sempat masak. Lalu ia pergi keluar untuk mencari jajanan di pinggir jalan. Berhubung ia bukan Vegan lagi, jadi ia bebas mau makan apa saja. Andara berjalan di terotoar, dan di belakangnya ada sebuah mobil membuntutinya.

And merasa ada yang membuntutinya, ia menoleh kebelakang mobil itu pun berhenti. And tau siapa mobil siapa itu, lalu ia berjalan lagi dan mobil itu pun membuntutinya. And masuk kedalam gang, dan yang punya mobil itu keluar. Orang itu berjalan kaki, lalu membuntuti And lagi. Tapi bukan And namanya kalau tidak banyak akal agar bisa lari tanpa jejak, dan benar saja Orang itu kehilangan jejak. Orang itu adalah Anggara, saat Angga berbalik And berdiri tepat di belakangnya.

"Booom..." And mengejutkan Angga.

"Aaaaaaarrrgggg.... Kau, hiiish..." ujar Angga terkejut.

"Hmmm, Mr. Perfect mencari siapa? Kenapa ada disini, di gang sempit, kotor banyak debu loh ini. Nanti sesak napas, diare bagaimana?" seru And.

"Kemana saja kau ha? Aku mencarimu kerumah tapi bukan kau disana." ujar Anggara langsung ngegas.

"Santuy pak... Jangan ngegas gitu dong, lagian rumah itu aku sewakan, kan bapak macat saya, jadi saya gak dapat gaji. Bingung  nyambung hidup, akhirnya rumah saya sewakan deh." sahut And.

Angga terdiam, memang salahnya jika dia memecat Andara. Lalu Andara berbicara lagi. "Saya lapar pak, saya mau makan dulu. Bapak mau ikut gak?"

"Ini sudah jam berapa? Kenapa kau belum makan?" tanya Angga dengan nada suara terdengar seperti cemas.

"Jam sepuluh malam, saya belum makan dari tadi siang, cuman makan roti aja. Oh ini, kartu bapak saya kembalikan. Makasih, saya mau makan dulu disana, makanan disana enak loh." ujar Andara.

BL- SAVE ME MR. PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang