Devano membiarkanku menikmati pelepasan ku, Aku menatap wajahnya menciumnya lembut
"Terima kasih" Ucapku melepas pagutan kami.
Aku melepas kemejanya yang sudah kubuka kancingnya tadi, devano hanya diam saja menanti apa yang akan aku lakukan.
Aku berdiri melepas kain segitiga yang sudah basah dan lendir yang menyatu dengan inti dan kain segitiga itu
"Aku keluar banyak sekali" Ucapku pelanDevano yang memperhatikanku dari tadi tersenyum puas saat mendengar penuturanku tadi.
Aku mengangkat kepalaku, melihat wajah Devano yang menyeringai, mengangkat sedikit alisku terheran.
"Berbaringlah, babe. Aku akan memuaskanmu" Ucapku menggoda menjilati bibir untuk membangun gairahnya.
Devano hanya melirik lalu menurutiku dengan menyender pada kepala kasur, menekuk satu kakinya untuk menjadi tumpuan tangannya.
matanya masih sama, menatapku tajam dan menggoda. Dia menggemaskan.
Aku melemparkan asal kain segitiga milikku yang basah. Berjalan ke arah devano dengan sensual, menaiki kasur dengan lamban.
Tubuhnya yang tidak terlapisi kain tampak begitu indah otot dada yang menonjol dan otot perut yang membuatku lapar.
Aku naik ke pangkuannya, karena dia tidak berbaring. Menyentuh dada bidangnya, mencumbu bibirnya yang tebal rasanya manis, aku menyesap bibirnya, memainkan lidahku di dalam rongga mulutnya, aku ingin membuatnya mendesah karna cumbuanku. Cumbuanku tak berhenti malah semakin ganas, Devano menarik tubuhku, memperdalam cumbuan kami. "Ahh Dev, biarkan aku yang memulai" Desahku melepas pagutan kami dengan sisa air liur yang menempel
"Lakukan sesukamu" Ucapnya mengusap bibirku yang menyisakan air liur bekas pagutan kami.
Aku turun dari pangkuannya, membelai dada devano dan mengecupnya turun semakin kebawah membuka ikat pinggangnya secara sensual sambil menatap devano, sesekali aku menyentuh kejantanannya, dia menengadah sambil mendesah "ahh, kau sangat nakal babe." Dia mengusap kepalaku.
Usai melepas ikat pinggangnya, aku membuka celana devano menarik dan melepaskannya. Kini tinggal tersisa boxer yang melindungi gundukan miliknya yang terasa sesak.
Aku memegang gundukan itu, Memberikan sedikit tekanan pada kepala yang akan menyembul keluar. Menarik boxer yang membuatnya terasa sesak. Aku terkejut kejantanan devano menampar kecil bibirku. Miliknya berurat dan sangat indah. Aku menatap devano keatas
"Milikmu sangat besar, Dev"Ucapku sambil memegang kejantanan devano.
"Tentu saja, babe. Agar kau merasa puas"
Dia meremas payudaraku kuat."Ahh, Sakit Dev" Ucap ku kesakitan tapi nikmat. Melepaskan genggaman tangan devano dari payudaraku.
Aku menungging, menjilati kepala penis yang mengeluarkan sedikit cairan. Sambil menjilati kepala penisnya, tanganku mengocok batangnya yang besar dan berurat.
Aku membayangkan jika batangnya yang besar dan berurat ini masuk ke dalam milikku, rasanya pasti akan sesak dan nikmat.
Aku menatap devano ke atas, Devano juga menatapku gairahnya sudah di ubun-ubun. Perlahan-lahan aku Memasukkan Penisnya kedalam mulutku.
Devano menengadah
"Ahh, Shitt!!, mulutmu kecil dan hangat, babe." devano memegang kepalaku mengelusnya lembut.Penis dev hanya setengahnya yang masuk karena sangat besar dan panjang. Aku yang bergairah karena mengisap penis dev mengarahkan tangan kananku menuju vaginaku, mengocok vaginaku perlahan dan memperdalam hisapan pada penis Dev yang panjang dan berurat.
"Ahh"
"Ahhh"
"Ahhhhhh
Devano mendesah ketika kuluman pada penisnya semakin cepat, Aku melepaskan mulutku dari penisnya. Gairah ku sudah berada di puncak, ini pertama kalinya aku tidak bisa mengendalikan diri, Masa bodo dengan kedepannya.
"Dev berbaringlah" Ucapku mengocok penisnya.
Devano berbaring, memperhatikanku yang melangkah dan duduk di perutnya.
"Aku menginginkanmu" Ucapku penuh gairah sambil menciumnya rakus.
Perlahan ciuman ku turun ke leher menghisapnya membuat bekas kepemilikan. Itu tampak indah aku menyukainya.
Tanganku turun lagi berada di dadanya hanya ku mainkan sebentar, lalu turun lagi menuju perut kotak-kotaknya yang menggoda, aku mengusapnya pelan.
Aku memegang penis devano, mengarahkannya menuju lubang vaginaku. Memasukkan kepala penisnya kedalam lobang vaginaku, Belum sepenuhnya kepala penis devano masuk aku sudah menariknya kembali. Hanya ingin menggangunya.
"Come on babe, jangan lagi. Aku sudah tidak bisa menahan lagi" Ucapnya sambil menjambak rambutnya.
"Ahhh, shit, sempit sekali" Dev mengerang ketika aku tiba-tiba memasukkan kepala penisnya kedalam milikku.
Aku mengerang "Ahhh ini nikmat, kenapa baru sekarang aku merasakannya" Racauku
Devano yang sedang menikmati cengkraman di kepala penis tidak mendengarkan racauanku.
Hanya kepala penisnya yang baru masuk, karena ada penghalang yang harus di tembus untuk masuk seluruhnya.
Ketika aku menghentakkan penis Dev seluruhnya, Ada sedikit rasa sakit dan nyeri, namun berganti cepat dengan rasa sesak dan nikmat yang luar biasa.
"Bergerak, babe" Pintanya sambil mengusap pahaku.
Aku memutar pinggulku, membawa penis Dev pada titik kenikmatan ku.
"Ahhh Dev"
Devano menggerakkan panggulnya, memperdalam tusukan pada vaginaku
"Devvvv"
"Devvv, akuu keluarr"
Devano merasakan cengkraman vaginaku pada penisnya semakin kuat.
"Kamu meremas penis ku, sangat kuat babe" Ucap Devano mempercepat gerakan panggulnya, agar aku sampai pada pelepasanku"ahh"
Aku memilin kedua puting ku dengan terus menggenjot penis dev bringas"Devvvvv
Devano menghentak-hentakkan penis nya dalam, membantuku untuk mencapai pelepasan.
"Devvvvvvvv"
Hentakan ketiga penis devano di cengkram sangat kuat di dalam vaginaku.
Crott crottt 💦💦💦💦
Tubuhku lemas, kaki dan tanganku bergetar."I ni sa ngat nik mat devvvv" Ucapku terbata"
Devano mengangkat tubuhnya, melumat dan menghisap bibirku. Dia membiarkan penisnya berada di dalam vaginaku agar aku menikmati sisa-sisa pelepasanku.
~~~~~~~~~~~~💕💕💕💕💕~~~~~~~~~~~~
Vote and Comment dong guys
Biar aku semakin semangat buat ceritanya.Thank you 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Sang Mafia 21+ [END]
Romance[Belum Revisi] [BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA] Area 21+ Bahasa Vulgar Banyak adegan Dewasa Bijaklah dalam memilih bacaan. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Caroline adalah orang paling beruntung yang pernah orang-orang lihat. Bagimana tidak, pernikahan...