17 : Bersama

95.8K 1.6K 1
                                    

Area 21+

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Klik"

Bunyi kenop pintu yang di putar, membuat tubuh Caroline menegang.

Caroline memposisikan dirinya, seperti kucing yang siap menerkam, atau mungkin di terkam?.

Devano keluar dari pintu kamar mandi, dia masih mengusap kepalanya dengan handuk.

Seketika devano terdiam, melihat wanitanya menyeringai dengan nakal.
Memperlihatkan Bagian pantat yang menungging. bagian vagina tengahnya yang terbuka, klitolisnya yang terangsang sudah menyembul keluar dari potongan kain yang tidak wajar.

Putingnya yang sudah mengeras tampak menggantung meminta untuk di sesap.

Devano melangkah, membuka ikatan pada sampul jubah mandinya.

Miliknya yang besar dan berurat sudah berdiri menjulang.

"Milikku sudah berdiri hanya dengan melihatmu babe" Ucap devano, terlihat miliknya bergoyang saat dia berjalan.

"Maka lihat saja, jangan menyentuhku. Hahaha" Ucapku lalu melompat dari kasur dan berlari ke kiri ingin menuju balkon.

Devano menggeram, miliknya yang keras sudah ingin di puaskan.

"Jangan lari-lari lagi babe" Devano ingin menghadang Caroline, tapi wanitanya terlalu cepat berlari.

Caroline berada di balkon luar, dia mengunci pintu balkon itu dari tempatnya.

"Klik"
Pintu balkon terkunci

Devano mengalihkan pandangannya ke arah balkon, Caroline tertawa mengulurkan tangannya yang memegang kunci lalu menggoyang-goyangkan jarinya, dia sedang menggoda devano.

Devano yang melihat itu semakin kesal.
"Buka kuncinya" Ucap devano tajam, sambil mencoba menggeser pintu yang menghalangi langkahnya.

Devano mengacak rambutnya kasar, ketika pintu yang ia genggam tidak mau terbuka.

"Tidak bisa kan" Caroline menjulurkan lidahnya, lalu berbalik badan bersandar pada gagang balkon untuk melihat-lihat, dia sengaja menungging untuk membuat devano merasa panas 🔥.

Terpaan angin yang mengenai puting dan vaginanya membuat Caroline basah, dengan masih menikmati angin malam yang sejuk Caroline memperhatikan sekitar.

Didepannya ada kolom renang yang terlihat mewah dengan lampu sorot yang menyala.

*bayangin aja malem ya gess

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*bayangin aja malem ya gess

Balkonnya tidak langsung menghadap hiruk-pikuk jalanan, karena ada kolom renang yang memang di khusus kan untuk kamar hotel VIP.

Devano mengetuk kaca, Caroline yang merasa terganggu menolehkan kepalanya.

"Cepat kembali, ini sudah malam. Udara diluar dingin, apalagi pakaianmu seperti itu" Ucap devano pelan, yang sudah bisa terdengar di luar.

Caroline kembali menolehkan kepalanya pada pemandangan kolom renang, dia mengabaikan devano.

Tangan Caroline yang menopang dagunya tadi, turun ke bawah mengusap bibir vaginanya.

Semua itu tidak lepas dari pandangan devano.

"Babe, Masuk!!" Ucap devano memerintah karena kesal dengan tingkah Caroline yang suka bermain-main.

Caroline menarik kursi yang ada di balkon, duduk di atasnya dengan menghadap devano.
"Jangan memerintah, lihat saja aku dari sana" Ucap Caroline sambil membuka kakinya mengangkang.

Memperlihatkan belahan vaginanya yang tidak tertutup kain, juga klitolisnya yang merah menyebul keluar.

Tangan kanan Caroline turun menyentuh bibir vaginanya, pandangan matanya menuju devano yang menatapnya kesal.

Caroline mengusap bibir vagina dengan tangannya, memasukkan jari tengahnya ke dalam perlahan.

"Ahh" Desah Caroline sambil menggigit bibir bawahnya nakal.

Tangan kirinya mengusap puting yang sudah mengeras.

Caroline memaju-mundurkan tangan kanannya.

"Ahhh

"Ahhh

"Ahhh

"Ini nikmat, devvv."

"Ahhh"

Desah Caroline dengan tangan yang masih bergerak, dada yang membusung dan kepala menengadah.

Tangan kiri Caroline masih setia, memilin pucuk dan meremas payudaranya sendiri.

"Ahhhh, devvv"

"Fuckkk, buka pintunya" Kesal devano, dia ingin menghantam kaca pintu itu, tapi ia urungkan takut melukai wanitanya.

"Ahh"

"Ahh"

"Devvvv"

"Devvv"

Racau Caroline, menambah satu jari lagi di lubang vaginanya.

"Dev, aku ingin melihatmu juga, kita lakukan bersama-sama" Ucap Caroline menatap devano dengan sendu, karena kabur gairah yang memuncak

Devano mundur beberapa langkah, bokongnya sampai diujung ranjang, dia duduk disana. Memandang Caroline dengan kabut gairah.

"Pegang milikmu, dev" Ucap Caroline kembali mengocok miliknya dengan tangan pelan.

Devano mengangkat tangan kanannya menuju kepala penisnya, Tatapan devano tidak lepas dari Caroline.

Tangan kanan devano bertumpu pada kasur agar menjaga keseimbangan nya.

Caroline melihat itu, membuatnya semakin bergairah, mengocok miliknya dengan kasar membayangkan milik devano di depannya memasuki dengan kasar.

"Ahhh, Devvv"

Devano mengocok miliknya, sambil melihat wanitanya memanjakan diri sendiri.

"Ahh, Fuckkk"

"Devvv"

Racau mereka bersama, sambil mengocok dan saling menatap.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jangan lupa
Vote
Comment
Dan ikuti aku
Lope uuu gess 😘😘💕💕💕

CEO Sang Mafia 21+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang