3.0 : Sakit

26.1K 769 115
                                    

WARNING 21+++
Bocil dan yang tidak berkenan
tidak di harapkan membaca

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kini Caroline berada di dalam ruang gelap yang biasa Devano lakukan untuk menghukumnya.

"Brengsek, lepaskan" Teriak Caroline, tidak peduli dengan suaranya yang hampir habis.

Tangan dan kaki Caroline sudah di borgol dan sulit untuk bergerak.

"Tenanglah babe, ini belum apa apa. Karena ucapan mu yang meminta cerai membuatku hampir gila" Ucap Devano, mencium bibir Caroline rakus.

Caroline terus menghindari ciuman Devano, Devano yang kesal dengan ulah istrinya mengambil sebuah obat di nakas dekat kasur.

Devano memasukkan kedalam mulutnya sendiri, lalu meneguk air.

Bibirnya yang tebal menempel pada bibir Caroline.

Devano mengalirkan obat yang ia kunyah kedalam mulut Caroline.

"Telan" Ucap Devano, tangannya mengangkat dagu Caroline agar menelannya.

Glekkk

Glekkk

"Apa yang kamu masukkan brengsek" Tanya Caroline, merasakan mulutnya terasa pahit.

Devano meninggalkan Caroline menuju kamar mandi.

Baru di tinggal sebentar, Caroline dapat merasakan tubuhnya yang panas.

"Brengsek, apa yang kamu masukan kedalam mulutku" Teriak Caroline.

Hahhhh

Hahhh

Desah Caroline, kakinya terus menggeliat, karena vaginanya yang gatal.

"Brengsek, lepaskan" Teriak Caroline.

Devano membuka pintu kamar mandi dengan jubah mandinya, dapat ia lihat istrinya yang menggeliat sepeti minta dipuaskan.

"Babe, jangan tinggalkan aku. Maka aku akan memberikan apapun untukmu" Ucap Devano membelai rambut Caroline dengan sayang.

Caroline menatap Devano.

"Lepaskan" Teriak Caroline.

Devano mulai geram, setiap kata-katanya selalu di bantah dan dijawab.

"Aku akan membuatmu hamil dan tidak bisa meninggalkanku" Ucap Devano di telinga Caroline dengan nada rendah nya.

Caroline menggeliat, ketika Devano menggigit telinganya.

"Tidak, jangan lakukan apapun. Atau aku benar-benar membencimu Devano" Teriak Caroline dengan tangisannya.

Devano mendekati Caroline, mengungkungnya dengan tubuh yang besar dan bugar.

Kini Devano berada di atas Caroline, tangan Devano menyobek baju Caroline dengan asal, perut Caroline yang putih bersih terdapat dua goresan merah akibat kuku Devano yang mengenai disana.

"Sakittt" Teriak Caroline.

"Bukankah ini sangat seksi babe, tanda kepemilikan yang tidak akan hilang" Ucap Devano, kini tangannya membuka pakaian dalam Caroline.

Devano mencium Caroline, tangannya yang besar mengusap payudara Caroline.

Enghhhh

Tangan Devano terus bermain dengan puting keras milik Caroline.

Jari Devano yang panjang dan indah mengusap bibir vagina Caroline, tangannya terus mencubit dan bermain disana.

Enghhhh

CEO Sang Mafia 21+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang