15 : Santapan

88.7K 1.7K 27
                                    

Devano merogoh sakunya lagi, tanpa melepaskan satu tangannya untuk menggendongku.

Dia mendial seseorang, aku hanya memperhatikan bibirnya yang terbuka, sangat menggoda.

"Hal.. " Ucap seseorang di telepon, aku tidak peduli karena melihat bibir devano yang tebal dan siap untukku santap.

"Cepat ambil kartu kamarku didalam mobil, antarkan ke lantai 10" Ucap devano menatapku lekat, langsung menutup sambungannya.

"Lantai 10? Bukannya kami di lantai 11?" Ucapku di dalam hati.

Devano menurunkan aku, mengusap pipiku lembut.

"Sebentar, babe" Ucapnya, lalu berbalik untuk meninggalkanku.

Aku menarik tangannya.
"Kemana" Ucapku dengan wajah sedih.

Devano berbalik, menatap wajahku lekat.
"Untuk mengambil kunci kartu kamar kita babe." Ucapnya dengan senyum lembut.

"Aku ikut" Ucapku dengan nada manja.

"Tidak babe. Sekarang kamu terlihat sangat menggoda, aku tidak mau ada yang melihatnya selain diriku" Ucap devano mengelus rambutku, mendekatkan bibirnya pada bibirku, aku menghisap nya.

"Baiklah, aku menunggumu" Ucapku melepas pagutan kami, terlihat bibir devano yang membengkak karena hisapan ku.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Devano PoV

Aku melangkahkan kakiku keluar dari lift, menjejaki gedung di lantai 10.

"Devano ini kuncinya" Ucapnya seraya tersenyum lembut.

"Kenapa kamu yang mengantarnya" Ucapku merasa kesal dengan kelakuannya.

"Asisten mu sedang sibuk, jadi aku yang mengantarnya" Ucapnya lagi semakin membuatku kesal.

"Jangan bermain-main denganku" Ucapku dingin lalu pergi berbalik.

Dia menahan langkahku, dengan menempelkan tubuhnya padaku, dia memelukku, kurang ajar.

Aku menghempaskan tangannya yang melingkar di perutku, meremas dagungya Kuat dengan tanganku.

"Kamu ingin mati rupanya" Ucapku menghempaskan wajahnya kesamping dengan kasar, melanjutkan langkahku ke arah lift.

"Dev, aku mencintaimu. Kenapa kamu menikah dengan dia, aku yang selalu bersamamu, aku yang selalu memuaskanmu!!" Ucapnya berteriak sambil terisak.

"Aku sudah bilang, jangan ada cinta. Atau aku akan membunuhmu" Ucapku, lalu lift tertutup.

Aku mengangkat tanganku mendial asistenku.

"Kurung dia, dan jangan biarkan dia menemui istriku" Ucapku tegas.

"Ba.. Baik tuan" Ucap asistenku itu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Author PoV

Pintu lift yang terbuka menampilkan wajah seorang pengantin pria yang terlihat tajam.

Caroline mendekati devano
"Ada apa, dev?" Ucap Caroline khawatir.

Devano melangkahkan kakinya keluar dari lift, berjalan menuju Caroline lalu mengusap wajah istrinya.

"Tidak apa, hanya ada gangguan" Ucap devano, dengan lembut.

Caroline yang tidak ingin menambah masalah Devano, mengajaknya masuk ke dalam kamar hotel mereka.
"Baiklah, ayo kita masuk" Ucap Caroline menarik tangan Devano.

Mereka melangkah bersama di iringi dengan wangi mawar merah yang memekakkan indra penciuman mereka.

Devano menempelkan kartu hotel di depan scan, lalu pintu terbuka.

Wangi bunga kembali menerpa indra penciuman mereka.

Caroline yang sudah masuk, menatap takjub dengan banyaknya bunga yang bertebaran di atas ranjang mereka.

"Mandilah, kamu pasti capek seharian ini" Devano berucap sambil mengelus kepala Caroline dari belakang.

Caroline yang sudah selesai memandangi ranjangnya yang indah berjalan ke arah kamar mandi.

Lalu menutup pintu untuk membersihkan tubuhnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dilain sisi seorang devano, sedang duduk menikmati segelas wine yang telah tersedia di atas meja kamar hotelnya.

Devano hanya termangu menanti sosok wanita cantik yang siap menjadi santapannya hingga pagi nanti.

Tetapi apa istrinya itu akan kuat dengan  devano yang tidak pernah puas untuk menjamah tubuh istrinya.

Pintu kamar mandi terbuka, angin yang menerpa devano membawa harum khas orang selesai mandi, tangannya turun meletakkan kembali gelas yang telah di sesapnya.

Dilihatnya wajah istrinya yang sudah bersih dari makeup dan juga jubah mandi yang tersampir di tubuhnya.

Devano melangkahkan kakinya, membawa dirinya menuju sangat wanita seksi dengan balutan jas mandi, yang devano tau istrinya tidak memakai dalaman.

Wajah devano mengeluarkan seringai nya, tangannya terulur untuk membuka sampul jubah mandi istrinya.

Tetapi itu semua harus terhenti, ketika caroline dengan cekatan berlari menjauhi devano.

"Ahahhaha" Tawa caroline pecah ketika devano tidak berhasil membuka sampul jubah mandinya.

Devano mengeluarkan seringainya, berjalan perlahan untuk menangkap istrinya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jangan lupa
Vote
Comment
Dan ikuti akuu

Lupe uuu,😘😘💕💕💕💕

CEO Sang Mafia 21+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang