2.8 : Mabuk

21.7K 654 34
                                    

Kini Caroline sudah berada di rumah besar dengan cat putih bersih mengelilingi temboknya.

"Ayo masuk, car" Ucap Evelyn, tangannya menggandeng.

Pintu besar yang tertutup, Tiba-tiba terbuka.

Menampakkan wajah seseorang yang Caroline pernah lihat.

Ya dia wanita yang menggandeng lengan suaminya saat pesta anniv orang tua Evelyn.

"Halo, saya Fresia kakak Evelyn" Ucapnya dengan lembut.

Perawakannya yang kecil dengan wajah sendu dan tampak seperti malaikat memang mampu membuat siapa saja langsung ingin melindunginya.

Bahkan Caroline yang baru mengenal juga ikut terperangkap untuk melindungi wanita bak malaikat tersebut.

"Saya Caroline, sahabat Evelyn" Ucap Caroline, mengulurkan tangannya.

Kakak Evelyn mengulurkan tangannya juga, mereka bersalaman.

Namun wajahnya yang tersenyum bak malaikat berbanding terbalik dengan genggaman tangannya yang kuat dan menusuk.

"Awwww" Teriak Caroline, tangannya ia tarik dengan segera merasa sesuatu telah menusuk tangannya.

Tarikan tangan Caroline yang tiba-tiba membuat kuku yang sudah menancap menggoreskan luka bergaris di tangannya.

"Maafff, maafff. Saya tidak sengaja. Ayo segera kita obati di dalam." Ucap Fresia mengantar Caroline untuk masuk.

Bodyguard yang mengikuti Caroline ingin mengantarnya pulang segera, namun pintu sudah tertutup dari dalam dan mereka tidak di biarkan masuk.

Sampai di dalam Caroline hanya berjalan, agar lukanya segera di obati.

"Letakkan tasmu disana" Ucap Fresia.

Caroline meletakkan tasnya di tempat sepatu dan tas di dalam ruang dekat pintu utama.

Dirinya di bawa ke kamar Fresia untuk di obati.

Dengan mencuci lukanya dan meneteskan betadine, luka Caroline di tutup dengan hansaplast.

Lukanya tidak dalam, namun sangat perih dan sedikit berdarah.

"Maaf ya, aku tidak bermaksud menyakitimu" Ucap Fresia.

"Sebagai permintaan maafku, akan aku kasih tahu rahasia tentang Devano" Ucap Fresia berbisik di telinga Caroline.

Caroline menautkan alisnya.

'Kenapa membahas Devano? ' Tanya Caroline pada diri sendiri.

"Tidak perlu kak, aku hanya ingin main kesini. Tidak perlu terlalu serius" Ucap Caroline.

Fresia mendekat, dirinya berbisik pada telinga Caroline.

"Suamimu itu, mencintai wanita lain"

"Bahkan tidak percaya padamu, sampai mengerahkan bodyguard dan alat perekam di tasmu"

"Wanita bo.... "

"Kakak, mama sudah menyiapkan makan malam" Ucap Evelyn berteriak.

Fresia tersenyum.

"Kami segera kesana" Ucap Fresia.

"Berhenti menjadi wanita bodoh, dan tinggalkan suamimu. Dia lebih bahagia bersama wanita yang dia cintai" Ucap Fresia, meninggalkan Caroline menuju tempat makan.

Caroline tercengang, wanita lugu sepertinya ternyata hanya bersembunyi di balik topeng.

Caroline tidak percaya hanya dengan ucapan, suaminya itu sudah pasti mencintai dirinya.

CEO Sang Mafia 21+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang