Malam, Dears!
Sudah baca bab sebelumnya?
Siapa di sini yang sudah baca?Ini update kedua Hara hari ini, ya. Utang Hara lunas. Wehehe
Masih sanggup baca?
Langsung, yuk!
Vote, comment, and share cerita ini ke teman kalian.
Happy reading!
***
Glabela Aulia membentuk lipatan-lipatan samar. Dia mencoba mengingat-ingat sosok Tristan yang ingin menemuinya. Nihil. Dia tak menemukan ingatan apa pun. Dia juga tak merasa sudah menjadwalkan pertemuan dengan Tristan Raven Baskoro yang Najwa sebut.
Najwa menutup buku agendanya. Sembari memasukkannya kembali ke dalam tas, Najwa menjawab kebingungan Aulia.
"Karena tadi Mbak Aulia sedang tidak ada di tempat dan dia juga tidak membuat janji temu lebih dulu, dia bilang akan kembali lagi nanti atau besok." Najwa mengangkat bahu. "Tapi sampai sekarang saya tunggu, dia belum datang lagi, sih, Mbak. Mungkin besok."
Aulia mengangguk mengerti. Meskipun tidak tahu apa tujuan Tristan itu ingin menemuinya, dia tidak mungkin menghindar andai mereka ditakdirkan bertemu. Bila memang tidak ada sesuatu yang penting, semoga saja pertemuan mereka urung. Atau tidak jadi sekalian. Aulia malas bertemu dan meladeni orang-orang baru.
"Ya sudah. Biarkan saja. Andai ada sesuatu yang penting, dia pasti datang lagi," ujar Aulia.
Setelah mendapat anggukan mengerti dari Najwa, Aulia memasuki ruangannya. Dia tidak ingin menahan Najwa lebih lama. Lagi pula, dia cuma mampir ke kantor sebentar guna mengecek dan mencetak beberapa berkas. Hal ini biasa dia lakukan agar besok pagi tidak dikejar-kejar waktu karena bahan meeting-nya belum siap.
Tak sampai satu jam, pukul delapan malam Aulia sudah menata rapi berkas-berkas ke dalam beberapa map berbeda. Melakukan peregangan sebentar, dia mencoba merilekskan badan yang sejak tadi dibawa duduk tegak. Dia mulai membayangkan bagaimana nikmatnya berendam air hangat di rumah.
"Kalau enggak macet, balik sekarang sebelum jam sembilan pasti sudah sampai," gumamnya.
Aulia bangkit. Dia membereskan barang-barang miliknya agar tak tertinggal. Sebelum benar-benar meninggalkan ruangan, Aulia sempat menoleh dan memeriksa meja kerjanya sekali lagi.
Sendirian di dalam lift, Aulia menyibukkan diri mengutak-atik ponsel. Dia membuka grup lama semasa dia masih bergabung di tim Alyka. Sekalipun sudah naik jabatan, dia tak berniat keluar dari anggota. Hitung-hitung hiburan, mengingat bagaimana ramainya Sisil, Rayyan, Damian, dan yang lain saat seru berghibah.
Work Hard, Work Smart!
@rayyan : Mingkem, Sil! Liur lo netes ke mana-mana. Plis, jangan mendadak cosplay jadi guguk. (◡ ω ◡)
@damian : Dia bukan lagi cosplay, Yan. Cuma lagi kesurupan setan jomlo kesepian. Makanya, lihat yang bening dikit, ganjennya enggak ketulungan. Wkwk
@sisil : Iiiiih!!! Kalian tuh memang enggak bisa lihat orang seneng, ya? Kan jarang-jarang bintang tamu kita bisa manjain mata.
@mince : Bengbeng, deh, yey, Sil! Haduuuh .... bodinya itu, lho, bagaskara! Emberan. Sapose, sih, itu lekong? Ketumbar dimandos?
KAMU SEDANG MEMBACA
AT THE SAME TIME [REPUBLISH]
ChickLitAulia Zaafrania Giania berjumpa lewat kejadian tak sengaja dengan Prawira Aditama. Keduanya pun memutuskan untuk menghadiri pernikahan Eros dan Alyka bersama. Namun, siapa sangka bila pesta pernikahan sahabatnya itu membawa Aulia ke depan gerbang ma...