Pagi, Dears!
Sudah siap buat maraton update hari ini? Harus semangat dong, ya biar bisa baca Wira—Aulia sampai puas. Wkwk
So, syaratnya gampang banget. Bab 50 akan Hara update 6 jam kemudian setelah bab ini memenuhi 150 votes dan 50 komentar, ya.
Ingat, 150 votes dan 50 komentar.
SIAAAPPP???
Here we go ...
Jangan lupa share cerita ini ke teman kalian.
Happy reading!
***
"Pagi!"
Kelopak mata Aulia mengerjap. Dia membersihkan sela-sela mata. Pupilnya mengecil beradaptasi dengan paparan cahaya. Ketika pandangannya mulai jelas, dia melihat Wira duduk di sisi sofa. Pria itu mengulas senyum cerah.
"Jam berapa ini?" tanya Aulia serak. Tenggorokannya terasa kering karena semalaman menangis meraung-raung. Dia tidak ingat kapan air matanya susut, lalu jatuh tertidur.
Wira mengambil segelas air di atas meja. Dia menyodorkannya kepada Aulia. "Enam lebih mungkin."
Aulia mengamati Wira yang sudah rapi dalam balutan seragam hariannya. Wajah pria itu terlihat segar dengan rambut masih setengah basah. Penampilan Wira sangat kontras dengannya.
Wajah Aulia pasti terlihat sangat berminyak. Belum lagi rambut panjangnya yang mencuat ke mana-mana—berantakan. Dia menyesal kenapa semalam malah tertidur begitu lelap sampai tidak ingat harus pulang.
Jangan-jangan pelukan Wira ada guna-gunanya? batinnya mulai mengada-ada. Detik berikutnya, Aulia menyelesaikan minumnya, lalu menggeleng-gelengkan kepala.
"Kenapa? Pusing?" tanya Wira khawatir.
Aulia meringis kecil. "Enggak." Dia memajukan badan hendak meletakkan gelas, tetapi langsung Wira ambil alih. "Kamu kenapa sudah mandi, sih? Aku jadi kelihatan paling burik di sini."
Wira menaikkan sebelah alis. "Mana ada sih, kami burik? Orang masih cantik begini," jawabnya seraya mengulurkan tangan untuk mengusap pipi Aulia. Namun, niatnya gagal karena tangannya buru-buru Aulia tepis.
"Jangan pegang-pegang! Mukaku berminyak banget pasti."
Wira menyerah. Dia mengangkat tangan sebatas dada sembari menghela napas. Dia tidak ingin mengawali hari dengan berdebat atau bertengkar. Apalagi dengan kekasihnya yang semalam tanpa sadar telah menginap.
Anehnya, Aulia lebih mengkhawatirkan penampilan bangun tidurnya daripada di mana dan dengan siapa wanita itu tidur semalam. Sungguh luar biasa! Padahal Wira tidak bisa tidur sepanjang malam.
Ingin hati memindahkan Aulia ke kamar, tetapi nuraninya mati-matian mencegah. Alhasil, dia duduk termenung di sofa. Kepalanya penuh dengan cerita menyakitkan yang perlahan Aulia bagi dengannya.
"Sarapan, yuk! Aku sudah masak di bawah," ajak Wira.
Aulia mengecimus, "Mentang-mentang sudah mandi, langsung ngajakin sarapan. Kamu curang banget. Mandi duluan enggak nungguin aku."
"Memangnya kamu mau mandi bareng aku?" Lengannya langsung mendapat pukulan dari Aulia. Kekasihnya itu mendelik, sementara dia tertawa. Setelah tawanya reda, Wira berkata, "Cuci muka dan gosok gigi saja cukup, Sayang. Biar kamu enggak bolak-balik. Aku ada stok sikat gigi baru kok. Nanti aku ambilin."
![](https://img.wattpad.com/cover/290764222-288-k810347.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AT THE SAME TIME [REPUBLISH]
Literatura FemininaAulia Zaafrania Giania berjumpa lewat kejadian tak sengaja dengan Prawira Aditama. Keduanya pun memutuskan untuk menghadiri pernikahan Eros dan Alyka bersama. Namun, siapa sangka bila pesta pernikahan sahabatnya itu membawa Aulia ke depan gerbang ma...