26. DARI NAJMA DAN SATU SAMA

2.5K 229 33
                                    

-Tidak ada kehidupan tanpa rintangan dan tidak ada perjalanan tanpa kesulitan-
Rafaizan elvano kalianda

📌banyak typo tak di undang!

Haiii.... assalamualaikum semuanyaaaa.. gimana udah pada nungguin gak nih ceritanya. Maaf lama update soalnya akhir-akhir ini wawa banyak yang harus di kerjain. Tapi alhamdulillah nya wawa udah ngedraf kok jadi aman, tapi apaan draf tinggal satu hiksss.. gapapa nanti bisa draf lagi.

Siapa tokoh favorit mu dari sekian banyak chapter yang udah aku update?

Jam berapa kalian baca cerita ini?

Lagu yang cocok untuk cerita ini Apa?

Emoticon yang bagus untuk chap ini?

Sebelum baca alangkah baiknya vote, dan follow. Jangan lupa komen di setiap paragraf. Okeee💙💙💙

Happy reading ____

Sekarang ini UKS sedang di isi oleh empat orang anak perempuan yang sedang bergulat dengan kotak P3K yang berada di samping bankar. Rachita terus saja meringis merasakan perih yang menerpa tangan mungilnya, Amel yang sedang mengobati Rachita juga ikut meringis seolah-olah ia juga merasakan rasa sakit yang di derita oleh sahabatnya.

"Zera!, seharusnya lo tadi gak boleh kaya gitu" Rachita memarahi sahabatnya karena kejadian di kantin tadi

"Gimana sih lo ta, gue itu udah gerem banget sama tuh, si-Leila" Dinda yang mendengar itu lantas mendorong bahu Zera yang berada di sampingnya.

"lo tuh harus belajar feminim Zera, lo enggak inget apa, Alvian pernah janji apa sama lo" Dinda memflasback kejadian yang terjadi beberapa tahun yang lalu,

Ucapan yang terlontar dari mulut Dinda membuat tangan Amel berhenti mengobati luka Rachita. Rachita yang sadar akan hal itu ia pun menyengit heran.

Memegang bahu Amel "mel" panggilnya membuat Amel mendongak "lo kenapa?"

Seketika amel menggeleng cepat, gadis itu berdiri, membuang nafasnya kasar dan melangkah keluar dari UKS, kejadian itu membuat ketiga sahabatnya menjadi saling pandang. Zera mendekat ke arah bankar Rachita dan di susul oleh Dinda. Mereka semua bergulat dengan pikiran masing-masing.

*****

Dari kejauhan terlihat seseorang yang memakai pakaian casual dengan kacamata hitam yang melekat apik matanya. Rafaizan sekarang ini sedang menunggu kepulangan istrinya yang sedang sekolah. Faizan menjemput Rachita sedikit jauh dari gerbang sekolah guna menghindari pertanyaan-pertanyaan yang tidak mau ia dengar.

Terlihat seorang gadis dengan seragam sekolah khusus sudah keluar dari gerbang, Rachita berusaha mencari keberadaan faizan. Netra coklatnya melihat seorang laki-laki dari kejauhan sedang tersenyum, dengan segera Rachita menghampiri laki-laki itu dengan sedikit berlari.

Rachita menyengit heran saat melihat motor berwarna hitam pekat dan dua helm, satu helm berwarna hitam dan di belakangnya bertuliskan cargloss dan yang satu lagi helm fullface. Gadis itu tersenyum lebar mengingat kejadian beberapa tahun lalu.

"Masih inget?" Tanya Faizan di iringi senyuman tulus, pertanyaan itu membuat Rachita mengangguk mantap.

Mata Faizan jatuh pada tangan mungil Rachita yang terbungkus perban berwarna putih, ia mengambil tangan milik Rachita dan mengamatinya dengan tatapan yang penuh tanya. Dengan segera Rachita menarik kembali tangannya, gadis itu merutuki dirinya sendiri. Kenapa bisa se bodoh itu, sudah di pastikan jika suaminya ini pasti akan memberikan pertanyaan aneh.

RAFAIZAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang