53. PINDAHAN

1.3K 145 7
                                    

Assalamualaikum!!!!!!!!!
Aaaaaaa seneng banget bisa sapa kalian lagi, kemarin-kemarin nyapanya gak seramah dulu. Xixixixii maap yaaaa.

Aku update nih! Sukak?. Di tengah-tengah PTS masih bisa-bisanya update. Haduehhhhhh...
Doain aja ya semoga nilai aku bagus-bagus semua. Biar ortu bangga!!!!!!

Silahkan membaca ndoro kanjeng


-Kata menyakitkan hati itu kembali ku dengar-
Rafaizan elvano kalianda

Seorang laki-laki dan perempuan yang berusia delapan belas tahun itu duduk di tempat jemuran paling atas rumahnya, menikmati angin yang melintas, bintang-bintang yang bertaburan di langit, dan murotal al-quran yang menemani.

"kamu gak mau lanjut kuliah?" Rachita yang menyender suaminya pun mendongak menatap lelaki tampan tersebut

Wanita itu menggeleng "males mikir skripsi, pasti ribet. Di tambah lagi aku yang berbadan dua kaya gini"

Faizan terkekeh singkat Rachita pun juga ikut terkekeh "kalo kamu?"

Faizan pun menggeleng "aku punya tanggung jawab buat ngurus pondok, kamu, dan juga anak-anak aku"

Tangan kekar laki-laki itu mengelus perut Rachita "kamu jangan nakal, dua hari lagi kita bakalan jalan-jalan"

Rachita kembali terkekeh mendengar ucapan suaminya, Faizan mengecup perut istrinya itu berlanjut ke atas yaitu pipi Rachita yang bulat.

"kamu udah pamit sama mami papi" Rachita mengangguk seraya tersenyum menanggapi ucapan suaminya itu.

"barang-barang nya udah aku siap in kok, kamu tenang aja" Rachita kaget dengan ucapan suaminya. Kenapa ia tak tahu jika suaminya itu telah menyiapkan segala sesuatu yang penting.

Rachita memeluk suaminya dengan erat "sayang bangeett sama kamu Zan," Faizan pun membalas pelukan istrinya tak kalah erat.

"apa lagi aku"

******

Faizan memilin jari tangannya yang terasa dingin, kali ini Rachita merasakan rasa sakit pada perutnya ia bilang rasa sakit ini lebih parah dari sebelumnya.

Cklek...

Faizan berdiri dan dokter Sonia memasang wajah yang sedih membuat laki-laki muda itu berpikiran negatif.

"b-bagai mana dok" Dokter Sonia menghela napas ringan dan menunduk, perempuan yang memakai jas putih itu berjalan duduk di kursi terdekat.

"saya tidak bisa berkata-kata lagi Faizan, anak dalam kandungan istri kamu semakin kesini semakin melemah"

Faizan tercengang mendengar ucapan sang dokter tersebut, laki-laki itu mengusap wajahnya kasar

"apa yang bisa saya bantu dok?" dokter Sonia menatap Faizan dan laki-laki itu malah menunduk

"berdoa, hanya itu yang kita punya saat ini" Faizan mendongakkan kepalanya seraya menekankan mata.

"apa yang anda bilang dok!" Faizan mulai meninggikan suaranya "dari kemarin anda bilang seperti itu!" Dokter Sonia pun terkaget-kaget saat mendengar ucapan Faizan yang meninggi.

"saya mengatakan dengan jujur Faizan, tanpa mengurangi Ayu atau pun menambah"

Laki-laki itu teringat jika besok mereka harus pergi ke Jawa "besok saya dan istri akan pindah ke Jawa"

Dokter Sonia menatap Faizan "Faizan, kamu yakin?" Faizan mengangguk tanpa menatap sang dokter.

"kamu renungkan terlebih dahulu sebelum bertindak!" Faizan mengusap wajahnya kasar

RAFAIZAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang