RAFAIZAN {END}

28.BESOK

Hiii assalamualaikum..
Rajin banget akunya update wkwk..
Masih semangat nunggu cerita Rafaizan?
Mau tau gimana ceritanya bagus gak sih????
Tolong fote dan follow dulu sebelum membaca yaaa.
Dan jangan lupa buat komen di setiap paragraf.

Happy reading ____

-Sudah ku lepas dan aku mencoba untuk ikhlas-
Rachita asmita el-yasa

📌Banyak typo tak di undang!

Pagi ini seorang Rachita yang dulunya gadis sekarang sudah menjadi wanita, Perempuan itu terbangun dan merasakan rasa sakit pada area sensitif nya, tak hanya itu perempuan itu juga merasakan betapa remuknya tulang punggungnya sekarang ini.

Rachita terus saja meringis karena rasa sakit itu terus menempel pada dirinya. Badannya terasa sangat hancur saat ini juga, ia tidak tahu jika akan menjadi seperti ini. Perempuan itu kewalahan dengan gairah seorang Faizan tadi malam, di rasa tadi malam bukan lah suaminya.

Rachita menengok ke samping yang terdapat suaminya sedang tertidur pulas, dengan perlahan ia turun dari kasurnya untuk melangkah ke kamar mandi, di buat dengan sangat perlahan saja karena rasa remuk ini benar-benar menempel pada dirinya, bolehkah nanti ia melakukan bekam.

Di sisi lain Faizan yang sudah terbangun karena menyadari bahwa Rachita tidak ada di sampingnya dengan segera ia mendudukkan badan untuk bersender di kepala ranjang.
Laki-laki itu menatap lurus dan memorinya berputar tentang kejadian kemarin.

Apakah ia sudah kelewatan kepada gadisnya itu?. Ralat bukan gadis melainkan wanitanya

Lamunan Faizan hancur saat mendengar suara decitan pintu kamar mandi membuatnya menjadi menengok ke sumber suara, terlihat sudah ada istrinya lengkap dengan seragam sekolah.

Rachita berjalan ke arah meja rias seperti laki-laki yang baru saja di sunat. Tanpa ia sadari bahwa semua pergerakannya diperhatikan oleh Faizan, ia mengerjap-ngerjapkkan matanya berulang kali. Kenapa ini, kenapa menjadi canggung seperti ini biasanya tidak.

Tak peduli lagi akhirnya ia meneruskan jalannya dengan sangat hati-hati ke meja rias. Ketika Rachita duduk ternyata Faizan sudah ada di belakangnya. Perempuan itu melihat bayangan suaminya dari pantulan cermin.

“Mau sekolah?” Tanya Faizan yang melihat istrinya dari pantulan cermin juga. Rachita tak menjawab ia hanya mengangguk mantap

“nanti kalo di tanya temen kamu, kamu mau jawab apa” ucapan Faizan membuat Rachita harus mempertimbangkan keputusannya.

Memang ada benarnya juga ucapan Faizan, jika ia masuk sekolah maka dirinya akan mendapatkan pertanyaan yang tidak mau ia dengar pagi ini. Bukan hanya pertanyaan tapi juga tatap an dari siswa-siswi yang berada di sma. Langsung saja Faizan masuk ke dalam kamar mandi ia juga harus membersihkan badannya.

Beberapa menit di kamar mandi akhirnya Faizan keluar dan langsung saja melihat Rachita yang bersandar di kepala ranjang sedang memainkan handphone nya. Laki-laki itu berjalan ke arah Rachita membuat perempuan itu menatapnya sambil tersenyum tipis, senyum yang hampir tak bisa di lihat oleh suaminya.

“marah” seketika Rachita menggeleng kuat karena ucapan yang baru saja di lontarkan oleh suaminya itu “Terus kenapa diem mulu dari tadi”

Rachita menatap Faizan dengan tatapan sendu “Sakit zan” ucapnya seraya meringis merasakan perih.

Entah kenapa tadi sebelum mandi tidak ada rasa apapun, tetapi setelah selesai mandi kenapa bisa menjadi perih. Langsung saja Faizan Menggenggam tangan milik Rachita