59. KUASA ALLAH

1.8K 140 6
                                    

-Saya semakin penasaran dengan sifat anak ini saat sudah besar-
Abah Ahmad Mansyur

Dorongan bankar membuat semua orang panik bukan main, Rachita sudah menggeliat di atas bankar karena rasa kesakitan.

"Mass, sakit" laki-laki itu mengelus lembut tangan istrinya dan juga kepala

"Sabar ya sayang, kamu yang kuat ya"

Saat sampai di dalam ruang bersalin, dokter pun menghadap ke arah orang-orang yang ada berkerumun disini

"Boleh minta dua orang untuk menemani" Umma Rikha dan Asmita pun langsung memasuki ruangan tersebut.

Terlihat Faizan yang berada di dalam sedang menciumi kening istrinya. Umma Rikha dan Asmita mengelus bahu milik Faizan.

"Oke, mba Rachita, atur nafas, dalam hitungan ke tiga dorong ya" 

"Huufffttt...." Rachita mengatur nafasnya yang memburu dengan bantuan oksigen

"Satu... dua... tiga..."

"Aaaaaarrggggg!!!...." Rachita kembali terhempas di bankar "M-mass, sakit" kata-kata itulah yang muncul di bibirnya saat ini

"Istigfar sayang, bismillah"

"Ayo mbak, coba lagi" Rachita menggelengkan kepalanya

"Satu... dua.. tigaa"

"Aaarrrggghhh" Rachita kembali terhempas, bayi di dalam tak kunjung keluar juga "Mami, umma, s-sakit"

"Kamu yang kuat ya sayang"

Kepala Rachita sungguh pusing, bahkan rasa sakit itu menjalar ke seluruh tubuhnya. Memorinya kembali berputar saat pertama kalinya dia dan Faizan menikah

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhitu bihi wallahu waliyu taufiq"

Kalimat itu terus terngiang-ngiang di dalam kelapa Rachita. Matanya hampir tertutup membuat semua orang panik setengah mati

"Mbak, mbak Rachita" sang dokter menepuk-nepuk pipi Rachia agar tersadar "mbak namanya siapa?" Tanya dokter kepada Rachita

"Rachita Asmita el-yasa"

Sang dokter tersenyum saat wanita itu masih sadar "mbak kita coba sekali lagi ya"

"Sayang, Zaujatinya Faizan, Khalanya izan. Ayo, kamu pasti bisa. Inget kamu udah pernah janji buat menua bersama kan" Faizan tersenyum

"Masih inget kan sama janjinya" Rachita mengangguk mantap, tangannya terulur memegang pipi suaminya

Laki-laki itu membantu pergerakan tangan Rachita "sakit, Zan"

Tangis Faizan pecah "Astagfiruallah" gumamnya diam. Seharusnya dia tak melakukan hal itu sebelum waktunya, dan lihat hasilnya sekarang.

"Kamu yang kuat ya, apa kita operasi aja?" Rachita menggeleng kuat

"Aku pengen ngerasain gimana perjuangan seorang ibu ketika melahirkan, ternyata setengah mati" Faizan mengangguk

"Ayok mbak..... kita mulai lagi, satu.... dua..... tiga!"

Faizan mengadahkan tangannya ke langit-langit ruang persalinan di susul oleh umma Rikha dan Mami Asmita.

"Khasbuna allah wani'malwakil 'alaallahi tawakkalna"

RAFAIZAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang